Menulis memang soal kebiasaan atau habit. Kebiasaan ini perlu dilatih dan di'budaya'kan setiap hari. Tidak perlu banyak, cukup 300 kata per hari, sebagaimana imbauan buku Atomic Habit, agar otot menulis kita terus 'dilatih'.
Sehari, dua hari berhenti, maka akan susah untuk memulainya kembali. Susah karena tiba-tiba jadi bingung harus mulai dari mana. Susah karena tiba-tiba bingung harus menulis tentang apa.Â
Susah karena bingung bagaimana cara menulis. Padahal, menulis ya menulis saja.
Anda sampai pada titik ini sekarang? Maka, layaknya orang memulai aktivitas fisik kembali, awali dengan pemanasan agar otot kita siap, dan cukup 'terlumasi' untuk aktivitas yang lebih berat.
Dua cara melumasi otot menulis agar siap digunakan kembali adalah 1) Menentukan ide apa aja, 2) Menuliskan poin-poin apa saja yang terpikir, 3) Menuliskan apa saja yang ada di kepala terkait poin-poin tersebut. Semua ini disebut brain dump atau catastrophe writing.
Agar benak kita tidak terbebani, kita perlu mengingat bahwa tujuan utama teknik ini adalah untuk memanasi mesin menulis Anda. Bukan untuk menghasilkan tulisan ideal!
1. Menentukan ide apa saja
Apa yang ada di kepala, apa yang menarik, atau apa yang ingin kita tulis, pilih salah satu. Sebenarnya tidak harus apa yang kita kuasai.Â
Bahkan untuk hal-hal yang masih banyak kita pertanyakan dan ingin cari tahu, bisa kita jadikan sebagai ide tulisan. Intinya, pilih salah salah satu ide di kepala dan jadikan judul tulisan! Jangan ragu, kita akan melakukan editing di akhir nanti.
2. Menuliskan poin-poin terkait ide tersebut
Berhadapan dengan kertas kosong saat menulis tentu sangat intimidatif dan menjadikan benak kita berat untuk memulai. Maka cara mengatasinya adalah dengan menuliskan poin-poinnya terlebih dahulu.