Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Auditor - Blogger

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Setahun Memakai Smartwatch, Benarkah Semakin Sehat?

18 Maret 2021   14:08 Diperbarui: 20 Maret 2021   19:27 1384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan lari saya yang bisa dibagikan ke sosial media. | Dokumentasi Trian Ferianto

Saya sendiri memperlakukan 'beli smartwatch' sebagai self reward saya. Waktu itu sekitar awal 2019, saya menargetkan diri sendiri untuk bisa finish dalam gelaran event lari 10 km (10K Run).

Padahal saat itu saya bukanlah orang yang aktif berolah raga. Saya hanya mempersiapkan diri salam satu bulan untuk mulai lari secara rutin. Hingga akhirnya hari H datang, saya ternyata bisa menyelesaikan 10K meski dengan waktu kedodoran hampir satu setengah jam.

Saat itu saya sudah sadar, bahwa berolahraga itu penting. Dan agar saya semakin semangat berolahraga, saya memutuskan akan membeli smartwatch jika berhasil finish 10K. Dan benar saja, saya berhasil maka dengan senang hati saya kemudian meminang Amazfit BIP untuk menghadiahi diri sendiri.

Terus terang, setelah memiliki smartwatch, saya semakin bersemangat berolahraga, khususnya lari dan bersepeda. Catatan waktu, pace (kecepatan lari), naik turun tanjakan, dan detak jantung semua terekam dengan baik. Dan yang paling kekinian, semua itu dapat dibagikan ke sosial media! Untuk saya pribadi, fitur inilah yang membuat saya semakin rajin berolahraga.

Catatan lari saya yang bisa dibagikan ke sosial media. | Dokumentasi Trian Ferianto
Catatan lari saya yang bisa dibagikan ke sosial media. | Dokumentasi Trian Ferianto

Kebiasaan berolah raga ini juga menjadikan badan beradaptasi. Badan jadi kurang nyaman jika dalam waktu lama tidak berolahraga. Dan benak juga merasa ada yang kurang jika sudah lama tidak share hasil catatan berolahraga di sosial media. Hehe...

Dengan smartwatch, saya memiliki catatan latihan saya secara detil. Dari catatan ini saya dapat mempelajari naik turunnya performa fisik saya. Atau mengetahui jika ternyata saya sudah lama tidak berolahraga yang biasanya disebabkan kesibukan dan urusan ini itu.

Untuk menjaga terus berolahraga (dan agar smartwatchnya benar-benar terpakai), saya biasanya melakukan #runtowork atau #biketowork secara bergantian. Jarak rumah dengan kantor hanya sekitar tiga kilometer. Jika waktu mepet, saya biasa berlari pas dengan jarak tersebut. Namun jika waktu agak panjang, saya dapat berlari atau bersepeda agak memutar agar memiliki jarak tempuh semakin jauh.

Kebiasaan ini setidaknya sudah jalan selama hampir dua tahun. Dan hari-hari itu terlewati semakin seru dan menarik dengan hadirnya smartwatch yang saya gunakan setiap hari. Kini saya merasa badan semakin fit, pikiran fresh, dan alhamdulillah... setidaknya sudah setahun lebih saya tidak memiliki masalah kesehatan.

Jadi, membeli (dan memakai) smartwatch tidak serta merta membuat Anda menjadi rajin berolahraga dan memiliki badan yang sehat. Namun, dalam kasus saya, dengan memiliki smartwatch, saya jadi makin rajin berolahraga.

Yang jelas, satu yang perlu diingat bahwa membentuk kebiasaan rajin berolahraga tak semudah membeli smartwatch. Semua harus dimulai dari mindset yang benar dan kesadaran akan kebutuhan berolahraga. Jika sudah terbentuk habit tesebut, biasanya diikuti dengan benefit badan yang makin fit dan bugar.

Anda tertarik untuk mencobanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun