Masalah utama seorang penulis adalah menulis. Maka mulailah menulis. Menulis tentang apa saja. Bebaskan diri Anda. Hilangkan semua kekhawatiran. Hapus cepat kata 'jangan-jangan' dari pikiran Anda. Mulailah...
Tugas seorang penulis adalah menulis. Dia seharusnya tak terbebani dengan bayangan apapun di kepalanya. Apalagi penulis yang masih belajar seperti saya.
Banyak teori dan buku tentang menulis yang telah saya lahap. Dan jurus paling ampuh untuk belajar menulis adalah: menulis, menulis, menulis!
Dengan menjalani laku menulis, kita akan terbiasa mencari ide, menentukan sudut pandang, merangkai kata, dan menyusun argumen. Dan semua itu tidak bisa hanya dipikirkan dan dibaca dari buku-buku teori, melainkan harus dipraktikkan!
Maka, untuk menghilangkan beban 'harus menjadi artikel utama' yang mengakibatkan penundaan menulis terus menerus, saya memutuskan untuk menerapkan salah satu jurus anti penundaan: memperjelas niat.
Sejak awal, saya hanya berniat menulis untuk melatih diri agar terus menulis, menyumbang konten positif di jagat internet, dan mengabadikan apa yang telah saya pelajari sebagai wujud rasa syukur pada Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan akses untuk belajar. Penghargaan, apresiasi, dan segala bentuk atribut hanyalah prioritas ke sekian.
Jadi, mengapa saya harus terbebani oleh hal yang bukan prioritas?Â
Saya belajar bahwa setiap peristiwa adalah netral, baik atau buruk tergantung kita memaknai dan meresponnya. Diganjar artikel utama jelas membahagiakan. Namun jika berefek menjadi takut untuk terus menulis, bukankah ini menjadi buruk?
Maka, ayo terus menulis!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H