"Rumusnya 55:45," kata Presiden Jokowi.
Jika dirinci, akan ada 19 nama dari kalangan profesional murni dan 15 nama dari unsur partai politik pendukung yang akan mengisi posisi menteri.
Baca Juga: Mengenal dan Menakar Partai Gelora: Jadi PKS-Perjuangan?
Menarik mengamati proporsi ini, bahwa kesan masyarakat yang ditangkap dari Jokowi saat menyusun kabinetnya di periode kedua lebih nothing to loose, ternyata tidak sepenuhnya terpenuhi. Jokowi terbukti masing mempertimbangkan secara signifikan orang-orang dari partai pendukungnya untuk mengisi pos-pos kementeriannya.
3. Jumlah Pos Tetap Sebanyak 34 Kementerian
"Ada 34 pos kementerian, ada yang baru, ada yang digabung," kata Jokowi merinci jumlah kementerian yang akan dibentuknya.
Jika dibandingkan dengan Kabinet Jokowi di periode pertama, maka tidak ada perubahan jumlah kementerian yang akan dibentuk oleh Jokowi di periode kedua.
4. Adanya Kementerian Baru
Presiden Jokowi menyebutkan akan ada kementerian baru di kabinetnya nanti, yakni Kementerian Investasi yang merupakan peningkatan status dari lembaga yang sudah ada sebelumnya yakni Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Jokowi menekankan pentingnya investasi negara di masa seperti sekarang ini.
"Masalah investasi ini sangat serius, semua negara berlomba membenahi ini," kata Jokowi sambil mencontohkan bahwa dirinya dulu pernah mengurus perizinan investasi di Dubai yang dapat selesai hanya dalam waktu setengah jam.
Selain Kementerian Investasi, akan ada penggabungan dua kementerian menjadi kementerian baru yakni Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Internasional. Jokowi menginginkan bahwa duta besar yang tersebar di seluruh dunia tidak hanya konsen terhadap urusan politik dan pertahanan saja, namun juga harus mampu menjadi marketer yang mampu mempromosikan Indonesia.
"Sekarang tugas kemenlu harus berorientasi ekonomi, gak melulu soal politik. Para dubes dan diplomat kita harus mengerti ekonomi, harus menjadi marketer-marketer terbaik potensi ekonomi kita," ungkap Jokowi.
5. Adanya Menteri dari Kalangan Muda
Presiden Jokowi mengungkapkan telah menemukan sosok muda yang dinilai matang tidak hanya dari segi gagasan namun juga kemampuan manajerial untuk mengeksekusi gagasan-gagasan tersebut.
Diperkirakan akan ada satu menteri yang usianya dibawah 35 tahun dan satu menteri berusia duapuluhan tahun yang akan mengisi pos kementerian lama.