Mohon tunggu...
Tri Andry
Tri Andry Mohon Tunggu... -

I'm driven by Faith, Hope, and LOVE! www.triandry.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Enak Ya Jadi Dokter!?

22 Januari 2011   17:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:17 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di suatu klinik di Jakarta. Saya dan dua orang teman saya sedang menunggu giliran saya dipanggil untuk diperiksa.

Beberapa menit kemudian. “Tri Andry,” seorang suster memanggil nama saya. Saya dan ketiga teman saya pun kemudian bergegas masuk ke ruang praktek.

Baru saja masuk, suster itu langsung meminta saya melepaskan jaket saya dan tiduran karena dia ingin memeriksa tekanan darah saya sambil si dokter bertanya tentang keluhan yang saya alami.

Saya bingung dan hanya menuruti si suster sambil menjawab pertanyaan si dokter yang bertanya sambil duduk di mejanya. Kata saya,” Beberapa hari ini saya suka demam, tenggorokan kering sekali, bla bla bla, dan hari ini timbul bintik-bintik merah di tangan saya”.

Tensi selesai. Suster memberi tahu ke dokter hasilnya dan dia bilang,” tangannya merah dok.” Si dokter lalu berdiri dan meminta saya membuka mulut saya karena dia ingin menyenter mulut saya dan melihatnya.

“Campak.” Asik dengan mudahnya dia mendiagnosa penyakit saya. Dia kembali duduk di meja dan menulis resep dengan sangat cepat. Dan bilang obat bisa di ambil di kasir sambil memberikan tanda-tanda lewat bahasa tubuhnya jika dia ingin saya cepat-cepat keluar tanpa banyak bertanya.

Dalam hati kurangajar ini dokter. Saya juga sudah merasa kalau ini gejala campak. Tapi dia tidak ada kasi kesempatan kepada saya untuk berada di ruangan itu lebih lama. Saya cuma bertanya, apa ada pantangan makanan dan mulut saya kering. Selebihnya, mood saya juga hilang, jadi saya memutuskan cukup, saya keluar saja.

Sepertinya, paling lama juga 5 menit saya di ruangan itu. Mungkin tidak sampai. TERLALU. Baru pertama kali saya diperiksa kilat tanpa ada basa-basi dari si dokter. Sehabis keluar saya tembus obatnya. Saya dan teman-teman cuma bisa geleng-geleng kepala dan sambil dibawa ketawa saja kalau mengingatnya, padahal sebenarnya jengkel.

Enak ya jadi dokter (dokter "terlalu"). 5 menit dapat duit. Malah mungkin tidak sampai 5 menit. Semoga tidak mal praktek deh, hehe. Jika tidak membaik, saya akan cari dokter lain saja, haha.

" kejadian nyata. pengalaman pribadi beberapa hari yang lalu "

http://n-ry.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun