Mohon tunggu...
Tria Nareswari Widyandhana
Tria Nareswari Widyandhana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

hobi saya menulis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bentuk Bentuk Interaksi Sosial

10 Januari 2025   23:09 Diperbarui: 10 Januari 2025   23:09 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Interaksi Sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok yang dilakukan secara kontak langsung maupun tidak langsung. Seperti yang dijelaskan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri, harus ada hubungan timbal balik yang memerlukan orang lain untuk berinteraksi. Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu asosiatif dan disosiatif.

INTERKASI ASOSIATIF

Interaksi yang dilakukan seseorang atau kelompok dimana masing-masing pihak memiliki kesamaan pandangan yang mengarah kepada persatuan. Interaksi sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk penyatuan. Interaksi sosial ini terdiri atas beberapa hal berikut.

Kerja sama (cooperation)

Kerjasama terbentuk karena masyarakat menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama sehingga sepakat untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Berdasarkan pelaksanaannya terdapat empat bentuk kerjasama, yaitu

1. Bargaining (tawar-menawar): Pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.

2. Cooptation (kooptasi): penerimaan unsur-unsur baru seperti kepemimpinan atau pelaksanaan pada suatu organisasi atau kelompok sosial sebagai cara menghindari konflik.

3. Koalisi: Kombinasi dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.

4. Joint venture (usaha patungan): Kerjasama dalam pengusahaan proyek.

Contoh Jenis-Jenis Kerja Sama
Contoh Jenis-Jenis Kerja Sama

Akomodasi 

Suatu proses penyesuaian antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok guna mengurangi, mencegah, atau mengatasi ketegangan dan kekacauan.

Proses akomodasi dibedakan menjadi bebrapa bentuk antara lain :

1. Coercion yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.

2. Kompromi yaitu suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya agar dicapai suatu penyelesaian terhadap suatu konflik yang ada.

3. Mediasi yaitu cara menyelesaikan konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga yang netral.

4. Arbitration yaitu cara mencapai compromise dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih dari pihak-pihak yang bertikai.

5. Adjudication (peradilan) yaitu suatu bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan.

6. Stalemate yaitu suatu keadaan dimana pihak-pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang dan berhenti melakukan pertentangan pada suatu titik karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin lagi maju atau mundur.

7. Toleransi yaitu suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujujuan formal.

8. Consiliation yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan bersama.

Asimilasi

Proses asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan yang terdapat diantara beberapa orang atau kelompok dalam masyarakat serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Asimilasi timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.

Proses Terjadinya Asimilasi:

1. Kontak awal: Dua atau lebih kelompok budaya yang berbeda mulai berinteraksi secara intensif.

2. Konflik: Muncul ketegangan atau konflik akibat perbedaan nilai, norma, dan praktik budaya.

3. Akomodasi: Kelompok-kelompok yang terlibat mulai melakukan penyesuaian untuk mengurangi konflik.

4. Adaptasi: Terjadi proses saling menyesuaikan diri dan mengadopsi unsur-unsur budaya satu sama lain.

5. Peleburan: Batas-batas antarkelompok mulai memudar, identitas baru mulai terbentuk.

6. Asimilasi: Terbentuknya budaya baru yang merupakan hasil peleburan budaya-budaya asal.

Akulturasi

Proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur-unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.

Proses Terjadinya Akulturasi:

1. Kontak budaya: Suatu kelompok masyarakat berhadapan dengan unsur-unsur budaya asing.

2. Pengenalan: Masyarakat mulai mengenal dan mempelajari unsur-unsur budaya asing tersebut.

3. Seleksi: Terjadi proses pemilihan unsur-unsur budaya asing yang dianggap sesuai atau bermanfaat.

4. Adaptasi: Unsur-unsur budaya asing yang terpilih mulai diadaptasi dan disesuaikan dengan budaya lokal.

5. Integrasi: Unsur-unsur budaya asing yang telah diadaptasi mulai diintegrasikan ke dalam budaya lokal.

6. Akulturasi: Terbentuknya pola budaya baru yang merupakan hasil percampuran, namun tetap mempertahankan ciri khas budaya asli.

Perbedaan asimilasi dan kulturasi

Asimilasi adalah pencampuran dua kebudayaan atau lebih yang berbeda, saling memengaruhi, dan menghasilkan kebudayaan baru. Sedangkan akulturasi adalah gabungan dua atau lebih budaya yang berbeda dan saling memengaruhi tanpa menghilangkan ciri khas masing-masing.

INTERAKSI DISOSIATIF

Interaksi sosial disosiatif adalah interaksi pada masyarakat secara individu kepada individu atau sesama kelompok yang berlangsung lebih menuju pada pertentangan, konflik atau masalah baru dan perpecahan. Walaupun proses disosiatif ini bisa menghambat perkembangan dan pertumbuhan masyarakat, tapi ada juga manfaatnya. Salah satunya, dengan adanya disosiatif ini masyarakat akan bisa berkembang karena memiliki keinginan untuk maju. Interaksi sosial ini mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi dalam tiga bentuk sebagai berikut:

Persaingan/kompetisi

Suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisisik di pihak lawannya.

Kontraversi

Suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan pertentangan atau konfik. Wujud kontravensi antara lain slikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan seperti perbuatan menghalangi, menghasut, memfitnah, berkhianat, provokasi, dan intimidasi yang ditunjukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik. Dampak negatif dari kontravensi adalah terjadinya perpecahan dalam suatu hubungan masyarakat. Ketika perselisihan dan pertikaian tidak dapat dikontrol, sudah dapat dipastikan terjadinya adalah perpecahan. Akan muncul berbagai konflik sosial yang akan mengganggu sistem tata kehidupan bermasyarakat dan proses mobilitas dalam menjalankan tugas dan fungsi masyarakat. Selain itu, kontravensi juga memiliki dampak positif yang tidak bisa diabaikan. Kontravensi dalam artian perbedaan pendapat dalam berbagai diskusi justru sangat diperlukan. Masyarakat akan menyadari keberadaan berbagai perbedaan yang ada sehinga rasa cinta atas indentitas diri akan semakin kuat.

Konflik

Suatu proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.

Istilah pertikaian sejatinya termasuk dalam bagian daripada konflik sosial yang terjadi lantaran adanya perbedaan antara kepentingan dalam pemenuhan arti kebutuhan dalam masyarakat, sehingga realitas sosial ini dianggap merugikan secara langsung, bahkan memiliki dampak psikologis yang mendalam. Oleh karena itulah, setidaknya untuk mengindarinya diperlukan upaya penyelesaian konflik dalam masyarakat dengan tindakan preventif maupun represif.

Pertikaian jenis ini biasanya terjadi karena ada beberapa faktor yang menjadi pendorong, antara lain:

1. Adanya perbedaan kepentingan, pendapat, maupun tujuan yang tidak disertai dengan sikap penghormatan atas perbedaan yang ada.

2. Terjadinya bentuk perubahan sosial secara cepat karena pergeseran nilai sosial dan norma sosial yang tidak diterima kelompok atau inidvidu lainnya. Oleh karena itu, kondisi ini dapat menimbulkan dampak negatif dibandingkan dengan dampak postif yang didapatkanya.

3. Terdapatnya perbedaan dalam sifat kebudayaan yang tidak disertai dengan adanya arti tolerasi, sehingga pada akhirnya mengarah pada disintegrasi antarindividu ataupun kelompok

Akibat adanya pertikaian memberikan dampak negatif dalam menjalankan kehidupan, antara lain:

1. Merusak kerukunan antar hidup manusia.

2. Mendorong adanya konflik dalam kehidupan masyarakat.

3. Merugikan kedua belah pihak, baik secara material ataupun non material.

4. Memicu terjadinya disintegrasi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun