Mohon tunggu...
Triana Rahmawati
Triana Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya Triana Rahmawati, Mahasiswa Universitas Pamulang jurusan Sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perbedaan Novel Sastra Populer dan Sastra Serius

2 Juli 2024   15:35 Diperbarui: 2 Juli 2024   15:37 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sastra populer merupakan sastra yang sudah dipengaruhi oleh budaya asing, karya sastra populer dibuat mengikuti perkembangan zaman atau sedang trend (bersifat sementara) untuk mencapai audiens yang lebih luas dan dapat menghibur pembacanya. Sastra populer juga lebih mudah dibaca karena alurnya yang ringan, tidak terlalu kuat dalam mengungkap hakikat kehidupan. Biasanya ditulis dengan gaya penulisan yang mudah dipahami dan bahasa yang digunakan sederhana (tidak rumit).

Sastra serius adalah sastra asli yang belum dipengaruhi oleh budaya asing, karya sastra serius merupakan suatu karya yang mendapatkan banyak penghargaan, tidak akan hilang dimakan waktu atau tidak mudah dilupakan, dan akan selalu dikenang. Sastra serius sangat menekankan esensi kehidupan, dan memerlukan pemikiran yang kritis untuk memahami alur ceritanya.

Berikut adalah contoh perbandingan novel sastra populer dan novel sastra serius yang bisa diperhatikan:

1. Novel sastra Populer Karya Tere Liye yang berjudul "Hujan"

Tere Liye dikenal sebagai pengarang yang fokus pada sastra populer yang isi ceritanya lebih ringan dan menghibur. Gaya penulisannya cenderung mengedepankan narasi yang mudah dipahami dan karakter yang mudah diidentifikasi. Karya Tere Liye yang berjudul "Hujan" mengangkat tema cinta, pertemanan, dan perjalanan emosional karakter utamanya. Plotnya cenderung berfokus pada hubungan interpersonal dan konflik kecil sehari-hari. Cerita nya menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, sering kali dengan gaya bahasa yang mengalir dan memikat bagi pembaca muda. Sebagai sastra populer, novel ini memiliki pengaruh yang besar di kalangan pembaca muda dan sering kali mendapat sambutan positif dari kalangan pembaca yang menyukai cerita ringan dengan pesan moral.  

2. Novel sastra Serius Karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul "Bumi Manusia"

Pramoedya dikenal sebagai salah satu sastrawan besar Indonesia yang lebih sering menulis karya-karya yang memiliki latar sejarah atau konteks sosial yang kuat. Gaya penulisannya lebih serius dan mendalam, sering kali menyelipkan kritik sosial dan refleksi filosofis dalam ceritanya. Seperti salah satu karya nya yaitu novel "Bumi Manusia", novel ini memiliki latar sejarah kolonial Indonesia dan sering kali mengangkat tema-tema yang lebih berat seperti ketidakadilan sosial, penindasan, perjuangan kelas, dan pencarian identitas bangsa. Plotnya lebih kompleks dengan lapisan-lapisan cerita yang dalam dan menuntut pembaca untuk berpikir kritis. Karya Pramoedya Ananta Toer seperti "Bumi Manusia" sering dianggap sebagai karya klasik yang berpengaruh dalam sastra Indonesia, mempengaruhi pemikiran dan kesadaran sosial masyarakat, serta sering dijadikan bahan kajian dalam literatur dan sejarah.

Dari kedua perbandingan novel diatas dapat terlihat dari beberapa aspek utama, seperti tujuan, gaya penulisan, tema, dan latar belakang pembuatan karya tersebut. Sastra populer mengangkat cerita kehidupan yang itu itu saja, cerita nya mudah ditebak dan alurnya ringan sedangkan sastra serius adalah karya cerita lama yang isi nya beda dari cerita lain, tidak mudah ditebak, dan alur yang lebih berat karena menekankan sesensi kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun