Penerapan etika dan profesionalisme dalam praktik keperawatan sangat penting untuk memastikan penyediaan layanan kesehatan berkualitas tinggi. Karena layanan kesehatan semakin kompleks, perawat seringkali menjadi yang terdepan dalam pengambilan keputusan dan perawatan pasien. Oleh karena itu, diperlukan standar profesionalisme dan prinsip etika yang kuat. Integritas ini lebih dari sekedar peraturan, ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan antara pasien dan penyedia layanan kesehatan. Praktik keperawatan yang etis mempromosikan otonomi, kebaikan hati, dan keadilan pasien, membimbing perawat dalam interaksi mereka dengan pasien dan rekan kerja. Profesionalisme dalam keperawatan meningkatkan akuntabilitas, mendorong pendidikan berkelanjutan, dan memelihara komitmen terhadap kesejahteraan pasien. Akibatnya, memahami interaksi antara etika dan profesionalisme sangat penting, karena itu menentukan identitas inti keperawatan dan memengaruhi hasil pasien.Â
Salah satu komponen penting dalam menjaga profesionalisme dalam perawatan kesehatan adalah prinsip etika yang mendasari praktik keperawatan. Perawat dipandu oleh prinsip dasar seperti beneficence, non maleficence, autonomy, dan justice saat mereka membuat keputusan untuk menjaga kesejahteraan pasien. Ada ketegangan nyata antara kewajiban etika ini dan nilai-nilai pasar yang muncul yang memprioritaskan produktivitas dan persaingan seiring perkembangan industri perawatan kesehatan, terutama di lingkungan yang sangat dikomersialkan (Stewart et al., 2019). Tantangan-tantangan tersebut dapat menyebabkan tekanan moral di antara para profesional perawatan kesehatan, yang membahayakan kemampuan mereka untuk memberikan perawatan yang penuh kasih sayang. Akibatnya, pendekatan kepemimpinan berbasis nilai menjadi penting untuk menyelaraskan keharusan etika profesi keperawatan dengan tuntutan perawatan kesehatan modern, yang mendorong lingkungan tempat profesionalisme dan praktik etika dapat berkembang.
 Prinsip etika otonomi, kebaikan hati, tidak merugikan, dan keadilan membentuk landasan perawatan pasien dalam praktik keperawatan, yang membimbing perawat dalam membuat keputusan moral dan profesional. Otonomi memberdayakan pasien untuk membuat pilihan yang tepat terkait pilihan perawatan mereka, yang sangat penting untuk menumbuhkan kepercayaan dan kolaborasi dalam hubungan perawat-pasien. Kebaikan hati dan tidak merugikan berfungsi sebagai pilar ganda yang memaksa perawat untuk bertindak demi kepentingan terbaik pasien mereka sekaligus menghindari bahaya. Keseimbangan yang rumit ini terutama relevan dalam skenario yang melibatkan populasi yang rentan, seperti pasien anak-anak, di mana perawat menganjurkan pengambilan keputusan etis yang memprioritaskan kesejahteraan anak. Semua orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan layanan perawatan kesehatan. Perawatan diberikan Secara setara dan sesuai standar, sehingga tidak ada kelompok yang dirugikan atau diabaikan. Secara kolektif, prinsip-prinsip ini menggarisbawahi pentingnya kerangka etika dalam meningkatkan profesionalisme keperawatan dan mempengaruhi hasil pasien secara positif.
 Kemampuan berpikir kritis dan perilaku profesional untuk menyelesaikan masalah, mengelola konflik, atau mengambil tindakan yang bertanggung jawab dalam keperawatan tidak dapat dilebih-lebihkan, terutama dalam konteks dinamika perawatan kesehatan saat ini di mana nilai-nilai pasar semakin mempengaruhi praktik. Ketika sistem perawatan kesehatan terus dikomersialkan, masalah altruisme dan kebajikan dapat dikompromikan, yang mengarah pada demoralisasi yang meningkat di antara para praktisi karena mereka berjuang untuk menyeimbangkan nilai-nilai perawatan pribadi dan profesional dengan tuntutan organisasi (Stewart et al., 2019). Ketegangan ini tidak hanya mempengaruhi kepuasan kerja perawat tetapi juga merusak kualitas perawatan pasien. Selain itu, profesionalisme mencakup spektrum perilaku dan tanggung jawab etis yang harus dinavigasi oleh perawat, yang penting untuk mendorong hasil pasien yang positif dan kerja tim yang kolaboratif (Smith et al., 2014). Dengan merangkul pendekatan kepemimpinan berbasis nilai, profesional keperawatan dapat menyelaraskan kembali tujuan mereka dengan standar etika inti, mendorong lingkungan yang kondusif untuk pemenuhan pribadi dan pemberian perawatan kesehatan yang efektif. Pada akhirnya, memperkuat profesionalisme dalam keperawatan sangat penting untuk menegakkan integritas profesi di tengah tekanan pasar yang terus berkembang.Â
Perilaku profesional yang ditunjukkan oleh praktisi perawatan kesehatan secara signifikan mempengaruhi hasil pasien dan dinamika dalam tim perawatan kesehatan. Sangat penting bagi perawat untuk merangkul nilai-nilai profesional inti seperti altruisme dan kolaborasi, karena perilaku ini tidak hanya meningkatkan perawatan pasien tetapi juga menumbuhkan lingkungan kerja yang mendukung. Penelitian menunjukkan bahwa struktur perawatan kesehatan yang berorientasi pasar dapat membayangi nilai-nilai penting ini, yang mengarah pada demoralisasi di antara para profesional dan merugikan perawatan pasien (Stewart et al., 2019) . Ini menggarisbawahi perlunya kepemimpinan yang efektif yang mengintegrasikan nilai-nilai pribadi dan pasar, yang memungkinkan perawat untuk mengembangkan kemampuan mereka dengan cara yang memprioritaskan kesejahteraan pasien. Pembentukan komitmen bersama terhadap profesionalisme dalam tim keperawatan sangat penting untuk mengembangkan kepemimpinan diri, di mana perawat pemula dapat mengenali kontribusi mereka terhadap kualitas perawatan (Bimray et al., 2014). Pada akhirnya, perilaku profesional bukan hanya kewajiban etis tetapi landasan pemberian perawatan kesehatan yang efektif.Â
Kesimpulannya, penerapan etika dan profesionalisme dalam praktik keperawatan bukan hanya kerangka kerja teoritis tetapi kebutuhan kritis dalam lanskap perawatan kesehatan yang terus berkembang. Meningkatnya komersialisasi perawatan kesehatan, seperti yang disorot oleh nilai-nilai pasar yang berkembang yang membayangi nilai-nilai perawatan inti, menimbulkan tantangan yang signifikan bagi praktisi perawatan kesehatan (Stewart et al., 2019). Perawat sering kali bergulat dengan konsekuensi demoralisasi dan kelelahan, yang dapat merusak komitmen mereka terhadap standar etika dan perilaku profesional. Selain itu, inisiatif yang ditujukan untuk meningkatkan hasil perawatan kesehatan, seperti menaikkan tingkat vaksinasi di antara pekerja kesehatan mahasiswa, menunjukkan kemanjuran kampanye yang dipimpin oleh rekan sejawat dalam membina praktik etika dan tanggung jawab profesional (Kelly et al., 2016). Oleh karena itu, sangat penting bagi program pendidikan keperawatan dan pengembangan profesional untuk terus menyempurnakan strategi yang menegaskan kembali prinsip-prinsip etika. Pada akhirnya, memprioritaskan etika dan profesionalisme tidak hanya akan meningkatkan praktik keperawatan individu tetapi juga meningkatkan perawatan pasien secara keseluruhan dan kepercayaan publik terhadap sistem perawatan kesehatan.
 Integrasi etika dan profesionalisme dalam praktik keperawatan sangat penting untuk menumbuhkan kepercayaan dan menjaga integritas sistem perawatan kesehatan. Standar etika memandu perawat dalam membuat keputusan yang tepat yang memprioritaskan kesejahteraan pasien, dengan demikian memastikan bahwa perawatan bersifat penuh kasih sayang dan kompeten. Profesionalisme dalam keperawatan mempromosikan akuntabilitas dan rasa hormat dalam lingkungan perawatan kesehatan, yang penting untuk kolaborasi yang efektif di antara tim multidisiplin. Dengan mewujudkan prinsip-prinsip ini, perawat tidak hanya meningkatkan hasil pasien tetapi juga berkontribusi pada kualitas perawatan secara keseluruhan di dalam institusi mereka. Selain itu, kombinasi etika dan profesionalisme berfungsi untuk memberdayakan perawat, memungkinkan mereka untuk mengadvokasi hak-hak pasien dan menavigasi dilema moral yang kompleks dengan percaya diri. Singkatnya, hubungan simbiosis antara etika dan profesionalisme memperkaya praktik keperawatan, memastikan bahwa perawat diperlengkapi dengan baik untuk menghadapi tantangan perawatan kesehatan modern dengan integritas dan kasih sayang.
Daftar Pustaka:
Bagnasco, A., Barisone, M., Bressan, V., Cadorin, L., Iemmi, M., Prandi, M., Sasso, L., Timmins, F., & Watson, R. (2016). Ethical dimensions of Paediatric Nursing: A Rapid Evidence Assessment. https://core.ac.uk/download/151162979.pdf
Bimray, P. B., & Jooste, K. (2014). A conceptual framework of the resemblance in self-leadership and professional core values of nurses in the South African context. African Journal for Physical, Health Education, Recreation and Dance (AJPHERD), 197–216.
Donatus, G. (2011). Ethical Issues in Healthcare in Kenya. A Critical Analysis of Healthcare Stakeholders. https://core.ac.uk/download/234629194.pdf
Kelly, D., Macey, D., Mak, D., & Nyandoro, M. (2016). Student-centered interventions the key to student health care worker influenza vaccination. Infection Disease & Health, 21(3), 108–115. https://doi.org/10.1016/j.idh.2016.09.002
Smith, G. (2014). A qualitative study to investigate service user experience of participating in research. https://core.ac.uk/download/20544622.pdf
Stewart, C. (2019). Coexisting values in healthcare and the leadership practices that were found to inspire followership among healthcare practitioners. Journal of Values-Based Leadership. https://doi.org/10.22543/0733.122.1282
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H