Mohon tunggu...
Triana Heny Puspitasari
Triana Heny Puspitasari Mohon Tunggu... Guru - Guru

menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara Menumbuhkan Minat Baca Novel Jawa dengan Fliipbook

24 Juni 2023   15:47 Diperbarui: 24 Juni 2023   15:53 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menumbuhkan Minat Baca dan Tulis Novel Jawa ditengah Gencarnya Kemajuan Teknologi dengan Sasaran Kaum Milenial di Tahun 2023 Menggunakan  Model PjBL (Project Based Learning), Metode STAD (Student  Student Teams Achievement Division) dan Media Fliipbook dan Salindia Canva

Kaum milenial adalah sebuah sebutan bagi anak yang lahir di era serba canggih dengan kemajuan teknologi, segala sesuatunya bergantung kepada internet dan barang elektronik pendukungnya. Dengan kemajuan teknologi ini, kita sebagai pendidik tidak bisa memaksakan kepada siswa untuk belajar secara klasikal dan monoton.  Inilah tantangan bagi guru yang dihadapkan dengan SDM (Sumber Daya Manusia)  yang cakap akan teknologi dan informatika. Apa yang bisa lakukan sebagai guru di era milenial? Tentu jawabannya adalah menjadi guru milenial untuk kaum milenial. Kita sebagai pendidik juga harus membekali dan mengembangkan diri dengan bersahabat dengan kemajuan zaman, pembelajaran berbasis TPACK (Technological Pedagogik Content Knowledge). Tapi ingat, kita sebagai pendidik ya, jangan terlena akan kemudahan teknologi sehingga meninggalkan adab dan sopan santun dalam mengajar. Siswa harus diberi batasan ketika kita akan mengajar menggunakan model, metode dan media yang berbasis TPACK (Technological Pedagogik Content Knowledge). Pastikan ada kesepakatan kelas yang disetujui diawal pembelajaran, agar kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai harapan dan rencana, tidak disalahgunakan. Bentuk penyalahgunaan misalnya siswa justru menggunakan gadget mereka untuk bermain game, atau chat dengan teman lain disaat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.

Peserta didik zaman milenial ini sangat menyukai sesuatu yang berbau teknologi dan menggunakan fasilitas elektronik dan bisa dinikmati secara audio visual. Metode dan model pembelajaran yang bersifat monoton dan klasikal membuat siswa menjadi pasif, bosan dan akhirnya suasana menjadi gaduh atau bahkan sebaliknya menjadi sunyi karena siswanya mengantuk saat menerima pembelajaran. Kurikulum merdeka ini sangat mendukung sistem belajar anak milenial. Kegiatan belajar berpusat pada siswa, sedangkan guru sebagai fasilitator. Guru harus cerdas dalam mengelola kelas, buat suasana kelas yang menyenangkan dan mengarahkan siswa untuk aktif mencari literatur di internet dengan bimbingan guru, siswa jangan dibiarkan untuk selancar di internet tanpa pengawasan, karena rawan akan penyalahgunaan dan justru membuat siswa tidak fokus pada materi yang disampaikan guru. Ciptakan suasana kelas yang menyenangkan, dengan cara belajar sambil bermain agar siswa menerima materi dengan rasa gembira sehingga materi bisa dipahami dengan mudah dan menyenangkan. Ini peran guru milenial, mencari model, metode dan media yang menarik dan menyenagkan bagi siswanya yang memiliki bermacam gaya belajar sehingga bisa memfasilitasi semua siswa. Peran guru dan siswa harus terjadi komunikasi dua arah agar pembelajaran berjalan dengan baik. Keduanya bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berhubungan dengan hal ini saya akan membagi pengalaman mengajar saya selama mengikuti kegiatan PPG (Pendidikan Profesi Guru ) Dalam Jabatan Angkatan 1 Tahun 2023 di Universitas Sebela Maret Surakarta.

Sebagai seorang pendidik saya mendapat banyak manfaat dari kegiatan PPG (Pendidikan Profesi Guru) pada saat ini. Bimbingan dari dosen, guru pamong, teman sejawat, Kepala Sekolah dan semua yang terlibat telah membuat pengalaman saya bertambah dan membuka pemikiran saya bahwa selama ini saya mengajar masih memiliki banyak kekurangan. Dengan ini, saya bisa memaksimalkan kemampuan saya dan mengembangkan diri saya untuk menjadi seorang pendidik di SMA Negeri 1 Weru Sukoharjo yang profesional dan mengajar dengan model, metode dan media berbasis TPACK (Technological Pedagogik Content Knowledge) yang lebih diminati dan menggugah antusias siswa pada zaman ini.

Menggugah minat membaca novel berbahasa Jawa di jaman milenial butuh model, metode dan media yang disesuaikan dengan kemampuan dan gaya belajar siswa.Dalam hal ini saya menggunakan model PBLL dan metode STAD (Student Teams Achievement Division)  serta menggunakan media salindia canva dan fliipbook. 

Pada dasarnya siswa sudah dibekali kecerdasan otak, akan tetapi kurang diolah dan dimaksimalkan. Menggunakan metode, model dan media ini sangat cocok untuk mengasah kemampuan siswa tapi dengan cara menyenangkan dan menimbulkan antusias siswa pada pelajaran Bahasa Jawa. Terlebih dahulu siswa diberikan tampilan salindia canva dan contoh fliipbook. Apa itu salindia?apa itu fliipbook? Mari kita bahas lebih lanjut. Salindia adalah nama lain dari PowerPoint sedangkan fliipbook adalah aplikasi mengubah file PDF (Portable Document Format) menjadi seakan kita membuka buku pada laptop atau gadget. Media yang saya gunakan sangat menarik antusias siswa dalam mempelajari novel. Novel Jawa sangat jarang dijumpai disekitar kita, dan pemakaian bahasa Jawa menyulitkan pemahaman siswa akan isi cerita, sehingga novel Jawa kurang diminati. Berdasarkan hal tersebut, saya menggunakan media fliipbook ini agar siswa merasa tertarik dahulu, lalu mau membaca sehingga pada akhirnya bisa memahami isi dan menganalisis unsur pembangunnya. Bentuk penugasannya, membuat salindia dengan canva dengan desain sesuai selera dan semenarik mungkin, lalu diubah dengan bentuk fliipbook, dengan terlebih dahulu menyimpan salindia dengan format PDF ((Portable Document Format). Lalu mengetik pada halaman website dengan mengetik fliipbook, pilih, unggah file PDF yang sudah dibuat, tunggu proses hingga selesai dan fliipbook siap digunakan. Fliipbook yang sudah siap digunakan,  dishare ke sosial media siswa. Upload sosial media dengan tujuan agar generasi milenial lainnya bisa ikut tertarik membuka fliipbook dan membaca novel Jawa. Tujuan lain adalah menumbuhkan minat baca follower dan juga berharap muncul bibit novelis Jawa di kemudian hari.

Semoga tulisan ini dapat memiliki manfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan referensi untuk dilaksanakan pembelajaran dikelas, agar semakin banyak orang yang tau dan paham akan novel Jawa. Novel Jawa milik orang Jawa, ayo lestarikan, agar novel Jawa tidak punah dimakan kemajuan generasi milenial. Agar anak cucu kita kelak masih bisa melihat dan membaca novel Jawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun