Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan pengertian pendidikan sebagai berikut:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Â
Pengertian di atas menjelaskan bahwa pendidikan merupakan upaya pengembangan potensi diri baik secara kepribadian, kecerdasan, maupun keterampilan individu. Pendidikan mempunyai tujuan utama dalam menciptakan generasi bangsa yang baik dan berkualitas secara akademik, sikap, maupun keterampilan. Ini sesuai dengan pendapat Yuliana, HD, Mulkan Mulyadi, & Alfiandra (2015:148-149) yang menyatakan bahwa secara umum, pendidikan mempunyai fungsi penting menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan membentuk serta mengembangkan potensi bangsa. Sumber daya manusia yang berkualitas artinya ialah mereka yang cerdas, demokratis, terbuka, dan bertanggungjawab.
Guru sebagai pendidik sekaligur pengajar di sekolah mempunyai peran penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia berkualitas, yaitu dengan upaya kolaborasi pengembangan pengetahuan, sikap serta keterampilan peserta didik. Untuk mencapai tujuan tersebut, tentunya guru harus mampu membuat pembelajaran yang menarik. Hal ini agar peserta didik tertarik untuk mengikuti pembelajaran serta instruksi-instruksi dalam pembelajaran yang memiliki banyak makna pembelajaran.
Hal ini menjadi satu sorotan besar bagi penulis. Mendorong dan memotivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan semangat menjadi satu PR besar yang perlu dipecahkan. Adapun dengan mata pelajaran yang diampu yaitu Sejarah, hal ini menjadi satu tantangan besar yang tidak bisa terelakkan. Karena sudah bukan rahasia, bahwa untuk mempelajari sejarah banyak sekali kendala-kendala. Di antara kendala tersebut yaitu materi yang Panjang, sulit dipahami, serta cenderung membosankan dan kurang menarik.
Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis kemudian merumuskan satu ide pembelajaran agar mampu menumbuhkan semangat belajar pada mata pelajaran sejarah yaitu dengan "Cerdas Cermat Sejarah By Quiziz". Karena penulis yakin, berawal dari rasa semangat belajar, maka hal tersebut akan membantu peserta didik enjoy dalam mempelajari dan memahami materi yang diberikan. Ide pembelajaran yang dirumuskan oleh penulis yaitu mengkolaborasikan metode kompetisi, digitalisasi, serta diskusi interaksi langsung. Kolaborasi metode ini memiliki beberapa tujuan yaitu untuk memanfaatkan IT dalam pembelajaran, untuk meningkatkan kebekerjasamaan, serta kemandirian dan tanggungjawab.
Berikut ini penulis sampaikan terkait alur pembelajaran "Cerdas Cermat Sejarah By Quiziz" :
- Mencermati video pembelajaran tentang Masukknya Hindu-Budha ke Indonesia
Pada tahap pertama ini, peserta didik diajak untuk berkelompok. Setelah itu, guru menginstruksikan terkait menyimak video pembelajaran tentang masuknya Hindu-Budha ke Indonesia. Kegiatan menyimak video ini diharapkan mampu melatih kemandirian peserta didik dalam memahami materi dan menggali informasi-informasi secara mandiri. - Quiz -- Tebak Kata, Menjodohkan, Multiple Choice
Pada tahap kedua, guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk mengerjakan kuis secara kelompok. Kuis terbagi menjadi 3 sesi yang berbeda dengan poin penilaian berbeda. Ketiga kelompok dengan point tertinggi akan melanjutkan ke babak selanjutnya. - Babak Cerdas Cermat
Pada babak ini, tiga kelompok  tertinggi akan mulai kompetisi secara langsung. Guru akan memberikan 3 tahap kompetisi, yaitu babak wajib, babak semi wajib, dan babak rebutan. Untuk kelompok lain menjadi pendukung serta setiap peserta didik yang tidak termasuk dalam 3 kelompok tersebut, memiliki kesempatan besar untuk menambah poin yaitu dengan cara menjawab pertanyaan apabila ternyata ada pertanyaan yang tidak terjawab oleh ketiga kelompok yang berkompetisi. - Pemberian reward
Untuk ketiga kelompok yang maju kebabak cerdas cermat, maka akan diberikan reward oleh guru.
Itu dia untuk alur pembelajaran Cerdas Cermat yang dilaksanakan oleh penulis. Penulis memilih metode kompetisi-kuis karena metode ini menjadi salah satu cara untuk mengatasi kejenuhan dalam belajar Sejarah yang cukup banyak materinya. Mungkin untuk kali ini hanya cukup sekian yang bisa penulis bagikan. Semoga sharing penulis mampu menjadi inspirasi bagi teman-teman pembaca semua.
Sekian dari penulis, terimakasih atas kerelaan membaca sharing dari penulis.
Sampai berjumpa lagi......
Sumber :
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yuliana, HD, M. M., & Alfiandra. (2015). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Controversial Issues Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Matapelajaran PPKn Di SMA Negeri 1. Jurnal Bhinneka Tunggal Ika, 2(2), 148--149.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H