Puisi seharusnya tidak seperti ini.
Menempel dari bahasa asing.Â
Dari judulnya.Â
Hmm baiklah.Â
Saya adalah seorang perempuan.Â
Yang tidak ingin menyatakan untuk menyerah.Â
Tidak mau menunggu pangeran.Â
Karena saya tidak secantik para bidadari.Â
Kata orang, lebih baik menikah saja daripada kuliah.Â
Tapi nyatanya saya ditinggal.Â
Ini curhat.
Bukan puisi.Â
Lalu apa yang kau harapkan?Â
Saya sedang ada di garis finis.
Dari sebuah cita-cita...
Yang diperkenalkan Mama sejak duduk di kelas satu Sekolah Dasar.Â
Tapi lagi-lagi rasa ingin menyerah menghampiri.
Makanya saya berpuisi.Â
Walaupun ini puisi suka-suka saya.Â
Gak bisa dibahas pakai Sosiologi Sastra.Â
Malam hari, di tanggal dua hari lagi saya tambah tua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H