Â
Kurang lebih selama dua tahun, sekolah -- sekolah di Indonesia tidak mendengar hiruk pikuk celotehan para siswa. Wabah COVID -- 19 telah memisahkan gedung sekolah dengan penghuninya. Para siswa terpaksa belajar daring di rumah. Namun, beberapa minggu ini, wabah COVID -- 19 perlahan dinilai berkurang. Sehingga para siswa bisa kembali menyapa gedung sekolahnya.
Â
      Para orangtua siswa sebagian besar telah mengizinkan putra -- putrinya untuk pergi ke sekolah. Pemerintah melalui Satgas COVID -- 19 menjamin keberlangsungan pembelajaran di sekolah kala new normal.
Â
Misalnya di wilayah Ibukota Jawa Barat, Kota Bandung dengan level PPKM tiga, sebanyak 1677 sekolah menggelar PTM (Pembelajaran Tatap Muka) terbatas sejak tanggal 8 September 2021. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Dedi Supandi mengatakan, saat ini semua daerah di Jawa Barat berada di level 2 dan level 3 dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Untuk itu, sekolah di Jawa Barat sudah bisa melakukan PTM.
Â
Begitu pula Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem menghimbau sekolah -- sekolah untuk melaksanakan uji coba Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dengan syarat vaksinasi guru -- gurunya sudah rampung. Jika terjadi klaster covid baru, maka sekolah tersebut harus segera ditutup.
Â
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) yang dicanangkan oleh pemerintah mewajibkan sekolah -- sekolah memiliki sarana dan prasarana untuk menunjang protokol kesehatan. Di setiap sudut sekolah haruslah ada disinfektan, sabun cuci tangan, tempat cuci tangan, dan handsanitizer. Ada juga thermogun (alat pengukur suhu tembak) yang wajib digunakan tatkala sebelum memasuki wilayah sekolah. Begitu pun warga sekolah sendiri harus memastikan benar -- benar sehat dengan tidak adanya gejala batuk, pilek, demam, atau sakit tenggorokan. Tidak lupa pula menjaga jarak 1,5 meter dengan demikian, hanya 50% siswa yang dapat hadir di sekolah.dan membawa alat tulis, botol minum, dan makanan sendiri.