Mohon tunggu...
triana
triana Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

saya menyakini bahwa setiap hal yang meningkatkan komunikasi memiliki efek yang amat besar dalam hal bagaimana orang dapat belajar satu sama lainnya, dan bagaimana mereka dapat mencapai kebebasan yang mereka inginkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keterkaitan Komunikasi Antar Budaya Dalam Mengatasi Hambatan dan Membangun Hubungan Komunikasi Yang Kuat.

30 November 2024   21:51 Diperbarui: 30 November 2024   21:51 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi internasional merupakan komunikasi antar struktur politik dengan alih-alih antar budaya-budaya yang individual, yang dimana komunikasi internasionl ini melibatkan antar bangsa yang diwakili oleh pemimpin negara (presiden), menteri, dan sebagainya. Sedangkan komunikasi antar ras merupakan komunikasi yang terjadi antar pihak yang memiliki ras atau suku yang berbeda-beda, misalnya komunikasi antar ras yang dilakukan oleh orang Indonesia dengan orang Amerika. Komunikasi antar etnis merupakan komunikasi yang terjalin dari perbedaan antar etnis tetapi berasal dari ras/suku bangsa yang sama, dimana perbedaan antar etnis ini bahasa mudahnya yaitu adanya perbedaan budaya. Komunikasi antarbudaya adalah proses pertukaran informasi yang dilakukan oleh individu yang masing-masing memiliki latar belakang dan budaya yang berbeda. Komunikasi yang terjalin antar bangsa/internasional, antar ras, antar etnis termasuk ke dalam komunikasi antar budaya, dimana untuk bisa menjalin komunikasi yang efektif dalam ranah internasional. antaretnis, antarras dibutuhkan sebuah kunci utama yaitu budaya yang baik dan dikomunikasikan dalam bentuk verbal ataupun nonverbal.

Prasangka merupakan apa yang ada dalam pikiran kita terhadap individu atau kelompok lain dalam hubungan ras dan etnis atau melalui media massa yang populer. Stereotip merupakan bentuk hambatan komunikasi antar budaya, dimana stereotip ini sebuah pengeneralisasian terhadap individu-individu yang berada dalam suatu kelompok tertentu tanpa adanya informasi yang memadai dan mengabaikan karakteristik individu dalam suatu kelompok. Sedangkan etnosentrisme merupakan suatu kepercayaan pada superioritas inheren kelompok atau budayanya sendiri, dimana dalam pandangan etnosentrisme orang atau kelompok yang berbeda akan dipandang rendah dari kelompoknya. Jadi komunikasi yang efektif dan harmonis tidak akan terwujud jika aktor dalam komunikasi masih memiliki sikap prasangka, stereotipe maupun etnosentrisme.

Langkah-langkah yang akan saya lakukan jika bertemu dengan orang baru dalam konteks komunikasi antar budaya yaitu langkah pertama yang saya lakukan yaitu mengamati dan melihat dari sisi orang yang akan saya ajak kenalan seperti apa, baik dari ekspresinya, cara berpakaian dan cara berbicaranya, dimana hal tersebut sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses komunikasi yang kita mulai. Langkah kedua saya akan mengajak berbasa-basi sesuai dengan pengalaman yang kami alami seperti kejadian lucu, dan sebagainya, apanila sudah dirasa nyaman dan komunikasi yang kita jalani berjalan lancar barullah saya mengajak untuk berkenalan.

Pengalaman ini terjadi saat awal-awal saya masuk ke asrama, yang dimana santri diasrama tersebut mayoritas dari luar Yogyakarta, sedangkan saya dan satu teman saya yang berasal dari Yogyakarta sendiri. Yang dimana mungkin banyak perbedaan dari budaya, dan bahkan bahasa yang rata rata menggunakan bahasa khas daerah mereka sendiri-sendiri. Misalnya di daerah jawa tengah aku memanggil orang dengan sebutan "koe" dianggap kasar dan tidak sopan, sedangkan di Yogyakarta sendiri "Koe" sudah termasuk bahasa yang sopan bahkan sering kali dipakai di kehidupan sehari-hari. Akhirnya saya sebagai minoritas disana menyeimbangi perbedaan budaya antara kami. Saya pun mencoba mempelajari dan memahami arti dari perbedaan bahasa dan latar budaya tersebut. Hal tersebut yang membuat saya tidak kaget ketika saya kuliah, yang dimana banyak menemui teman dari berbagai suku, ras dan busaya yang berbeda-beda. karena saya sudah bisa memahami perbedaan tersebut sangat penting supaya tidak terjadi kesalahpahaman dan hambatan dalam menjalankan komunikasi antarbudaya yang diinginkan.

Sebagai seorang jurnalis, saya percaya bahwa dalam menjalankan sebuah profesi tidak akan terlepas dari komunikasi, dimana mereka melakukan komunikasi/wawancara dengan narasumber yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda. Memahami dan mempelajari pentingnya komunikasi antar budaya yang berkaitan dengan komunikasi internasional, antar etnis, antar ras, dan mengatasi hambatan-hambatan dalam komunikasi itu sangat penting dimana dapat meningkatkan kemampuan komunikasi antar budaya yang kita pelajari dan bisa menjadi seorang komunikator yang efektif, mampu menetralisis resiko kesalahpaham dan kegagalan dalam komunikasi dan terpercaya di era globalisasi yang modern ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun