Mohon tunggu...
Tria saputri simamora
Tria saputri simamora Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Karena semua ruang memiliki kisah, maka mencoba merawat semua melalui tulisan. Bagi yang mau beri saran dan kritik dapat email ke triasimamora5@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Kisah Koin Seribu

14 Juli 2017   14:16 Diperbarui: 17 Juli 2017   16:23 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pxhere.com

Sontak saja aku terkejut dan tertawa kecil tak menyangka dengan apa yang kusaksikan, rasa iba hilang seketika karena merasa tertipu. Dengan wajah datar aku tak jadi memberikan koin seribu yang ada di genggaman tanganku. Ibu itupun berlalu, dan aku kembali membaca buku yang tertunda cukup lama. Koin seribu yang sedari tadi kupegang, ingin kusimpan kembali ke dompet, belum sempat aku simpan, aku terdiam merenung, mungkin seperti ini rasanya orang yang menemukan hidayah, secepat mungkin muncul beberapa kata-kata memenuhi  pikiranku,

"Apa susahnya memberi, toh itu hanya koin seribu!"

"Memangnya kamu bisa menolong lebih dari itu"

"Ingin mencoba menolong orang saja mesti banyak pertimbangan?"

"Memangnya kamu siapa? Bisa menilai orang lain?" dll

Semua kata-kata itu muncul dan memenuhi isi kepalaku, yang dirasa hanya antara marah dan malu pada sendiri . Masih ku genggam koin itu sampai aku terngiang akan kata seseorang yang selalu mengajarkan aku tentang kebaikan katanya " Bagaimana bisa kita mengasihi Tuhan yang tidak terlihat, jika yang jelas terlihat tidak kita kasihi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun