Mohon tunggu...
TRI AMALIA HARIYATI
TRI AMALIA HARIYATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi 23107030019 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Penulis Amatir

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Masa Depan Teras Malioboro: antara Harapan dan Kenyataan bagi Pedagang

23 Juni 2024   16:37 Diperbarui: 23 Juni 2024   16:49 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa Depan Teras Malioboro: Antara Harapan dan Kenyataan bagi Pedagang

Yogyakarta, 22 Juni 2024 - Lebih dari dua tahun setelah relokasi secara besar-besaran Pedagang Kaki Lima (PKL) Malioboro ke Teras Malioboro 1 dan 2. Polemik sebagian masih menyelimuti masa depan beberapa pedagang yang terkena dampak. Di satu sisi, Pemerintahan Daerah (Pemda) DIY dan Pemerintahan Kota (Pemkot) Yogyakarta menjanjikan penataan dari Teras Malioboro ini sebagai solusi untuk menciptakan Malioboro yang lebih tertata dan nyaman bagi pengunjung. Di sisi yang lain, beberapa pedagang masih kesulitan beradaptasi dengan lokasi baru dan beberapa lagi pedagang sudah mulai terbiasa untuk mensyukuri apa yang sudah menjadi ketetapan.

Teras Malioboro ini, kini menjadi sebuah destinasi wisata dan belanja yang terletak di Jalan Malioboro, Yogyakarta. Telah menjadi daya tarik dan menjadi pusat perhatian masyarakat setelah bertransformasi menjadi tempat yang lebih modern dan nyaman melalui penataan yang di tetapkan pemerintah setempat. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Teras Malioboro telah menjadi tujuan favorit bagi wisatawan domestik maupun mancanegara untuk sekedar melihat-lihat ataupun sekedar membeli pernak pernaik khas Malioboro ataupun makanan. Akan tetapi, bagaimana jika masa depan Teras Malioboro akan berubah dan bagaimana pedagang kaki lima (PKL) yang ada di sana akan beradaptasi dengan perubahan tersebut?

Realita yang Dihadapi Para Pedagang

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Setelah PKL Malioboro ini mendapatkan penataan, Aris seorang pemilik Warung Soto dan selaku Ketua Paguyuban Koperasi Tridharma periode 2020-2023 yang menangungi beberapa PKL Malioboro menuturkan beberapa realita yang muncul dari beberapa pedagang Teras Malioboro, di antaranya seperti:

  • Penurunan omzet

Beberapa memang mengakami penuruan omset, akan tetapi tidak seluruhnya, ujar Aris. Aris menuturkan jika omset yang didapat dari sebelum dan sesudah adanya kebijakan penataan ini tergantung bagaimana masing-masing menyikapi, karena untuk Aris sendiri relatif. Semua yang mencari rezeki yang bersentuhan dengan hukum banyak hasilnya. "Tapi untuk pedagang seperti saya dan kawan-kawan yang ikut peraturan ya pendapatannya begitu", ucapnya. Aris bersyukur dengan keadaan dan hasil yang di dapatkannya sekarang, karena yang penting cukup dan bersyukur.

Aris mengatakan jika dirinya tidak mengalami perubahan omset karena baginya sama saja. Tidak menjamin yang tadinya sebelum di pindah mendapat omset yang banyak dan semenjak di pindah menjadi berkurang itu tidak sepenuhnya benar. Karena menurut Aris, beberapa kawannya yang sebelum di Pindah sepi kini menjadi ramai pengunjung.

  • Kurangnya akses pengunjung

Terletak di luar jalur utama wisatawan, Teras Malioboro 1 dan 2 tidak serame saat di pinggiran toko, karena pengunjung beberapa belum mengetahui. Akan tetapi untuk saat ini sudah bisa diakses melalui maps masing-masing jika ingin mengaksesnya dan sekarang sudah ada tulisan Teras Malioboro sehingga para pengunjung bisa melihat tempatnya. Harapan Aris melalui sosmed banyak orang yang menjadi tertarik dan berkunjung ke Teras Malioboro. "Secara pelayanan, kita harus selalu ramah walaupun beli atau tidak. Asal pengunjung bisa mengetahui Teras Malioboro dan balik lagi untuk berkunjung dan memberi tahu ke teman-temannya yang lain", ujar Aris.

  • Fasilitas yang belum memadai

Beberapa fasilitas di Teras Malioboro, seperti eskalator dan toilet, masih belum berfungsi dengan baik. Kurangnya tempat duduk dan area istirahat bagi pengunjung juga menjadi keluhan utama. Akan tetapi bagi Aris sendiri sebagai perwakilan dari pedagang, Aris menjelaskan jika untuk bangunan, air, listrik itu sudah fasilitas dari pemerintah sehingga sama sekali tidak di pungut biaya.

  • Ketidakjelasan regulasi

Pedagang masih merasa kebingungan dengan regulasi dan aturan yang berlaku di Teras Malioboro. Kurangnya sosialisasi dan komunikasi dari pihak terkait menambah kecemasan para pedagang. "Harapan untuk kedepannya bahwa kita harus selalu berkolaborasi dengan pemerintah, bagaimana caranya bareng-bareng mencari solusi dan jalan keluar supaya bisa lebih mendatangkan para wisatawan dan mengenalkan pedagang-pedagang yang ada di Malioboro", ucap Aris.

Akan tetapi berdasarkan wawancara Aris, Aris menuturkan bahwa pemindahan PKL yang tadinya bertempat di depan ruko-ruko dan toko sepanjang Malioboro ini juga berawal dari beberapa polemik yang muncul. "Tanah milik toko, banyak yang diperjualbelikan", tutur Aris. Menurut Aris PKL yang di pindah ke Teras Maliobro ini beruntung karena jika berkaca dari PKL yang ada di kota lain, belum tentu dipindah dan dimanusiakan seperti para PKL Maliobro.

Untuk pendapatan saat ini memang sedang pas-pasan karena beberapa situasi seperti ketika covid dan pemilu saat ini, tutur Aris. Karena para PKL kecil ini tidak ada kuasa hukum dan kalah dengan toko-toko besar yang mempunyai validasi, dengan toko yang berencana merenovasi tokonya agar para PKL pergi ini mungikin sudah didengar oleh Pemerintah sehingga dikeluarkan kebijakan seperti ini. Bahkan jika tidak ada relokasi bisa saja akan muncul gejolak anatar PKL dan toko-toko besar yang menjaid emperan bagi para PKL.

Sedangkan di Jogja kan punya undang-undang sendiri, sehingga untuk menghindari slaah satunya gejolak tadi maka dikeluarkan kebijakan ini. Aris menuturkan jika sebelum pindah di Teras Malioboro dirinya sempat ribut dengan Afeta dan sempet ingin di usir dengan berbagai macam Upaya, akhirnya dirinya diberi tempat. Tidak semua orang meraskaan dampak dari sengketa bersama toko yang mana Aris sendiri merasakannya. Orang-orang biasa seperti dirinya kalah dengan orang-orang yang punya hukum yang memegang sertifikat. Aris mengatakan jika tanah yang ada di Malioboro ini punya Sultan dan boleh untuk digaunakan selagi memperpanjang akan punya kekancingan atau hak untuk memakai.

Harapan dan Langkah Menuju Masa Depan yang Lebih Baik

Aris menuturkan masa depan Teras Malioboro masih bergantung pada berbagai pihak. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, Teras Malioboro berpotensi menjadi Artis Yogyakarta yang menguntungkan semua pihak, baik pedagang, wisatawan, maupun masyarakat Yogyakarta secara keseluruhan.

"Semoga untuk wisatawan kedepannya semakin bisa mengajak temen-temannya untuk mengetahui Teras Malioboro dan memperkenalkan Teras agar mengetahui juga bahwa pedagang yang dulu di sepanjang Malioboro kisi sudah di tata rapi dan dijadikan satu di Teras", ujar Aris.

Harapan Para pedagang untuk kedepannya semua bisa di tempatkan di tempat yang paten arena Teras Malioboro ini juga sementara dan akan di pindah lagi utara Teras Malioboro 2.

"Rakyat itu mau diangkat martabatnya, yang tadinya di pinggran jalan sekarang di tempatkan yang layak." Pemerintah bisanya mengupayakan setelah ditata menjadi rapi, nyaman bagi pengunjung dan pengunjung bisa balik lagi ke Teras.

Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, masih ada peluang untuk meningkatkan keberhasilan Teras Malioboro. Berikut beberapa langkah yang mbisa dilakukan:

  • Meningkatkan promosi dan sosialisasi

Pemda DIY dan Pemkot Yogyakarta perlu melakukan promosi yang gencar dan terarah untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap Teras Malioboro. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti iklan, media sosial.

  • Memperbaiki tata Kelola

Penataan lapak pedagang perlu dikaji ulang untuk memastikan semua pedagang mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pembeli. Perlu dilakukan pemetaan lokasi yang strategis dan pemerataan distribusi pengunjung.

  • Mengembangkan inovasi dan diversifikasi

Para pedagang perlu didorong untuk berinovasi dan melakukan diversifikasi produk agar lebih menarik bagi wisatawan. Hal ini dapat berupa pengembangan produk baru, peningkatan kualitas produk, dan penyediaan layanan tambahan seperti jasa pembungkusan dan pengiriman barang.

  • Memperkuat sinergi

Diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah, pedagang, dan masyarakat untuk memastikan keberhasilan Teras Malioboro. Komunikasi yang terbuka dan partisipasi aktif dari semua pihak sangatlah penting.

  • Meningkatkan kualitas SDM

Pelatihan dan pendampingan bagi para pedagang perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas SDM dan keahlian mereka dalam melayani pelanggan.

  • Memanfaatkan teknologi digital

Pemanfaatan teknologi digital, seperti platform e-commerce dan media sosial, dapat membantu para pedagang untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas dan meningkatkan penjualan mereka.

Masa depan Teras Malioboro masih penuh dengan ketidakpastian. Keberhasilannya bergantung pada komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak. Dengan langkah-langkah yang tepat dan terencana, Teras Malioboro berpotensi menjadi artis Yogyakarta yang menguntungkan semua pihak, baik pedagang, wisatawan, maupun masyarakat Yogyakarta secara keseluruhan. Dengan demikian, Teras Malioboro dapat menjadi tempat wisata yang lebih nyaman dan menarik, serta meningkatkan kualitas hidup para pedagang dan pengunjungnya

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun