Mohon tunggu...
TRI AMALIA HARIYATI
TRI AMALIA HARIYATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi 23107030019 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Penulis Amatir

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Masa Depan Teras Malioboro: antara Harapan dan Kenyataan bagi Pedagang

23 Juni 2024   16:37 Diperbarui: 23 Juni 2024   16:49 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pedagang masih merasa kebingungan dengan regulasi dan aturan yang berlaku di Teras Malioboro. Kurangnya sosialisasi dan komunikasi dari pihak terkait menambah kecemasan para pedagang. "Harapan untuk kedepannya bahwa kita harus selalu berkolaborasi dengan pemerintah, bagaimana caranya bareng-bareng mencari solusi dan jalan keluar supaya bisa lebih mendatangkan para wisatawan dan mengenalkan pedagang-pedagang yang ada di Malioboro", ucap Aris.

Akan tetapi berdasarkan wawancara Aris, Aris menuturkan bahwa pemindahan PKL yang tadinya bertempat di depan ruko-ruko dan toko sepanjang Malioboro ini juga berawal dari beberapa polemik yang muncul. "Tanah milik toko, banyak yang diperjualbelikan", tutur Aris. Menurut Aris PKL yang di pindah ke Teras Maliobro ini beruntung karena jika berkaca dari PKL yang ada di kota lain, belum tentu dipindah dan dimanusiakan seperti para PKL Maliobro.

Untuk pendapatan saat ini memang sedang pas-pasan karena beberapa situasi seperti ketika covid dan pemilu saat ini, tutur Aris. Karena para PKL kecil ini tidak ada kuasa hukum dan kalah dengan toko-toko besar yang mempunyai validasi, dengan toko yang berencana merenovasi tokonya agar para PKL pergi ini mungikin sudah didengar oleh Pemerintah sehingga dikeluarkan kebijakan seperti ini. Bahkan jika tidak ada relokasi bisa saja akan muncul gejolak anatar PKL dan toko-toko besar yang menjaid emperan bagi para PKL.

Sedangkan di Jogja kan punya undang-undang sendiri, sehingga untuk menghindari slaah satunya gejolak tadi maka dikeluarkan kebijakan ini. Aris menuturkan jika sebelum pindah di Teras Malioboro dirinya sempat ribut dengan Afeta dan sempet ingin di usir dengan berbagai macam Upaya, akhirnya dirinya diberi tempat. Tidak semua orang meraskaan dampak dari sengketa bersama toko yang mana Aris sendiri merasakannya. Orang-orang biasa seperti dirinya kalah dengan orang-orang yang punya hukum yang memegang sertifikat. Aris mengatakan jika tanah yang ada di Malioboro ini punya Sultan dan boleh untuk digaunakan selagi memperpanjang akan punya kekancingan atau hak untuk memakai.

Harapan dan Langkah Menuju Masa Depan yang Lebih Baik

Aris menuturkan masa depan Teras Malioboro masih bergantung pada berbagai pihak. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, Teras Malioboro berpotensi menjadi Artis Yogyakarta yang menguntungkan semua pihak, baik pedagang, wisatawan, maupun masyarakat Yogyakarta secara keseluruhan.

"Semoga untuk wisatawan kedepannya semakin bisa mengajak temen-temannya untuk mengetahui Teras Malioboro dan memperkenalkan Teras agar mengetahui juga bahwa pedagang yang dulu di sepanjang Malioboro kisi sudah di tata rapi dan dijadikan satu di Teras", ujar Aris.

Harapan Para pedagang untuk kedepannya semua bisa di tempatkan di tempat yang paten arena Teras Malioboro ini juga sementara dan akan di pindah lagi utara Teras Malioboro 2.

"Rakyat itu mau diangkat martabatnya, yang tadinya di pinggran jalan sekarang di tempatkan yang layak." Pemerintah bisanya mengupayakan setelah ditata menjadi rapi, nyaman bagi pengunjung dan pengunjung bisa balik lagi ke Teras.

Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, masih ada peluang untuk meningkatkan keberhasilan Teras Malioboro. Berikut beberapa langkah yang mbisa dilakukan:

  • Meningkatkan promosi dan sosialisasi

Pemda DIY dan Pemkot Yogyakarta perlu melakukan promosi yang gencar dan terarah untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap Teras Malioboro. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti iklan, media sosial.

  • Memperbaiki tata Kelola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun