"Ini," jawabnya yang menepuk pundaknya pelan. Terlihat sendu dalam raut wajahnya. Bibirnya pucat, matanya sayu, pandangannya fokus pada 1 titik namun ia tak ada di sana.
Temannya itupun langsung terdiam. Ia tahu bagaimana si bungsu berjuang untuk bertahan dan memperbaiki kehidupannya selama ini.Â
"Tak apa bung. Kelak kau akan tahu mengapa Tuhan memilih dirimu untuk menjalani semua ini," ucap temannya itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!