Siapa sih yang tidak pernah menonton film-film Disney? Hampir dari seluruh kalangan usia pasti menyukai film-film yang dibuat oleh perusahaan ini.
Dari sejak kecil sampe sekarang, pasti kita masih menonton film-film Disney, apalagi dengan banyaknya pilihan, dan keberagaman film yang diberikan oleh perusahaan tersebut.
Perusahaan yang berasal dari California ini pada awalnya hanya berfokus pada film kartun dan juga animasi. Namun seiring perkembangannya, mereka melebarkan lahannya lebih jauh lagi untuk dapat mencapai pasar global. Walaupun begitu, Disney tetap berfokus untuk menjadi tempat terbaik dalam memberikan konten terhadap anak-anak, dimana mereka dimanjakan oleh berbagai film-film serta serial seperti Mickey Mouse, animasi Pixar, Disney Princess, dan lainnya sampe saat ini.
Bila diperhatikan, Disney sejak dulu telah mendominasi perfilman dunia, dan pada sepanjang tahun 2019 kemarin, Disney telah mendominasi film dengan penghasilan tertinggi di dunia. Mulai dari Avengers: Endgame, The Lion King, Frozen II, Captain Marvel, Toy Story 4, Aladdin, dan Star Wars: The Rise of Skywalker merupakan beberapa film Disney yang menghasilkan pendapatan tertinggi pada tahun 2019.
Dengan banyaknya terpaan dan juga dominasi yang ada, Disney tentu telah membuat dampak kepada para fans atau orang-orang yang melihat konten-konten mereka. Salah satu dampak yang menarik, dan telah memberikan kritikan sejak dulu, yaitu pembentukan pola pikir dari Disney mengenai standar kecantikan. Standar kecantikan yang memperlihatkan bagaimana perempuan-perempuan yang ada di dalam film Disney memiliki badan yang indah, kaki yang panjang, rambut yang panjang, seperti tidak memiliki kekurangan atau cela.
Contohnya seperti film Cinderella, Snow White, Sleeping Beauty, Beauty & The Best, dan lainnya, yang memperlihatkan standar kecantikan, nilai kecantikan, serta cara untuk menjadi perempuan yang dianggap cantik.
Dan jika dilihat dari polanya, perempuan yang cantik merupakan perempuan yang berasal dari keluarga kerjaan yang memiliki gaun yang indah, berambut panjang, dan halus, memiliki mata yang besar, serta memiliki badan yang langsing.
Banyak anak-anak perempuan di seluruh dunia ingin memiliki tubuh dan tampang seperti mereka, dan membuat orang-orang memiliki pemikiran yang sama, yaitu kecantikan harus memiliki kulit yang putih, dan tubuh yang yang langsing. Jadi, terpaan dalam pembentukan pola pikir standar kecantikan ternyata dialami hampir seluruh masyarakat, terutama pada para anak-anak, dan remaja.
Walaupun begitu, belakangan ini Disney mencoba untuk mengubah pandangan orang-orang terhadap isu mengenai standar kecantikan tersebut. Moana seperti contohnya, film yang mengangkat seorang gadis Polinesia dengan badan yang 'Normal', yang berbeda dengan putri-putri Disney sebelumnya: lingkar perut superkecil dan tungkai superpanjang.
Tapi apakah ini berarti Moana dapat membuat orang menjadi puas dan mengubah pola pikir yang telah ada?
Debby Schlussel, seorang penulis dan juga pemandu acara dari kubu konservatif AS berpendapat bahwa tubuh Moana terlihat lebih berisi dibandingkan Disney Princess sebelumnya, dan hal ini bisa membuat anak-anak perempuan akan berpikir bahwa tubuh yang fit itu merupakan hal yang tidak perlu, dan Ia khawatir mereka akan berpikir anak-anak perempuan itu kelak akan bergaya hidup tak sehat.
Dari banyaknya perdebatan yang terjadi, tampaknya Diney tidak dapat mengubah pola pikir yang telah mereka bentuk, dan juga tidak dapat menyenangkan setiap orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H