I. PENDAHULUAN
Saffron merupakan rempah berbentuk benang halus berasal dari bunga Crocus sativus yang dikeringkan. Tanaman ini berasal dari Yunani dan banyak ditemukan di Iran, Maroko, India, Spanyol, Italia, Afganistan, Amerika Serikat, dan Belanda. Saffron sering disebut sebagai rempah termahal diunia karena untuk memperolehdan memanennya sangat rumit dan membutuhkan ketelitian tinggi. Dalam bunga Crocus sativus, terdapat tiga tangkai putik atau saffron sehingga untuk menghasilkan 1 pon saffron membutuhkan sebanyak 170.000 bunga. Bunga ini mekar sekitar akhir bulan September hingga awal bulan Desember dan baru bisa dipanen setelah 2 tahun secara manual. Agar kualitas saffron tetap terjaga, proses pemanenan harus dilakukan pagi-pagi sekali sebelum matahari terik. Hal ini dikarena cahaya matahari bisa mengubah kandungan dari saffron.
Di balik harganya yang mahal, saffron mengandung banyak manfaat bagi kesehatan tubuh dan juga kulit. Hasil analisis kimia menunjukkan adanya 34 lebih komponen volatil termasuk terpen, alkohol terpen, dan esternya dalam saffron. Setiap bagian dari tanaman ini mengandung beragam komponen bioaktif dengan empat kandungan utama, yaitu crocin, crocetin, picrocrocin, dan safranal dalam proporsi berbeda. Crocin dan crocetin merupakan karotenoid yang bersifat larut dalam air dan berperan sebagai pemberi warna pada saffron. Picrocrocin marupakan zat utama yang berperan dan bertanggung jawab tehadap rasa pada saffron. Safranal merupakan minyak volatil yang berperan dan bertanggung jawab terhadap aroma pada saffron. Selain keempat komponen tersebut, saffron juga mengandung komponen lain, seperti karotenoid, karbohidrat, raw fiber, protein, lemak, antosianin, zeaxanthin, likopen, flavonoid, vitamin (riboflavin dan thiamin), mineral, dan elemen lain yang dianggap sebagai elemen bernutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan.
II. ISI
Kualitas dari saffron ditentukan oleh warna, rasa, dan aromanya. Bunga aslinya memiliki warna ungu, namun putiknya (saffron) menghasilan warna kuning keorenan yang sangat khas. Saffron memiliki aroma harum dan rasa sedikit manis menyerupai madu. Saffron umumnya digunakan sebagai bumbu masakan untuk menambah cita rasa dan warna pada makanan Timur Tengah. Saffron juga cukup terkenal di dunia medis karena memiliki aktivitas farmakologi yang berkhasiat sebagai antikarsinogenik, antimutagenik, antidiabetes, antidepresan, anticemas, dan pengobatan Pre Menstrual Syndrome (PMS). Berdasarkan aktivitas farmakologi tersebut, maka saffron dinilai memiliki potensi dalam pengobatan berbagai macam penyakit.
Dalam dunia kosmetika, telah saffron menjadi perhatian oleh para ahli kecantikan. Saffron (Crocus sativus) mengandung komponen aktif yang bermanfaat untuk perawatan kulit wajah, seperti mengobati flek hitam, antiaging, melindungi kulit dari sinar UV, mengurangi hiperpigmentasi, melembutkan kulit, menghidrasi kulit, dan mampu mencerahkan kulit. Dalam International Journal of Cosmetic Science menemukan bahwa crocin merupakan antioksidan yang kuat dan mampu melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB. Hiperpigmentasi merupakan kondisi dimana terdapat bagian kulit yang warnanya menjadi lebih gelap dari warna kulit di sekitarnya. Kondisi tersebut disebabkan oleh adanya pigmen berlebih yang dapat dipicu oleh jaringan parut, paparan sinar matahari, dan perubahan hormon. Senyawa crocin mampu menurunkan kandungan melanin yang bisa menekan tirosinase, yaitu enzim untuk memproduksi melanin. Semakin sedikit kandungan melanin, maka akan makin kecil risiko untuk mengalami hiperpigmentasi.
Saat ini, produk perawatan kulit berbahan saffron sudah banyak beredar di pasaran. Produk tersebut dapat berupa penyegar (face toner) dan sabun. Menurut Kustanti (2008), penyegar (face toner) saffron merupakan formula ringan tanpa minyak yang cocok digunakan untuk semua jenis kulit. Saffron sebagai bahan utama pembuatan penyegar (face toner) mengandung vitamin C, zinc, dan flavonoid. Kandungan flavonoid dalam saffron memiliki kemampuan untuk depigmentasi atau mencerahkan kulit wajah dengan cara menghambat secara langsung aktivitas enzim tirosinase pada proses melanogenesis. Dalam proses pembuatannya, penyegar (face toner) saffron dicampur dengan bahan tambahan berupa air mawar. Hal ini dilakukan karena air mawar mengandung empat senyawa polifenol utama, yaitu flavonoid, tanin, saponin, dan triterpenoid yang bertanggung jawab atas sifat antioksidan dan antiinflamasi.
Proses pembuatan penyegar (face toner) safffron dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Salvi dan Minerva, 2021).
- Persiapan saffron sebanyak 500 mg, kemudian dihancurkan
- Perendaman dalam 50 mL aquades selama 24 jam, disaring, kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator
- Persiapan bahan tambahan, yaitu air mawar dengan cara pemotongan 50 g kelopak bunga mawar
- Perendaman dalam 150 mL aquades, didiamkan selama 12 jam, lalu disaring
- Ekstrak saffron dicampur dengan bahan tambahan air mawar menjadi penyegar (face toner)
Selain dijadikan penyegar (face toner), saffron dapat diolah menjadi bahan pembuat sabun untuk perawatan kulit kita sehari-hari. Beberapa manfaat dari sabun saffron untuk perawatan kulit antara lain menyembuhkan dan memudarkan bekas luka, mengatasi peradangan pada kulit, mengatasi jerawat, mencerahkan, melembabkan, melembutkan, serta menghidrasi kulit. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sabun saffron antara lain clear melt & pour soap base, saffron, vitamin E oil, essential oil, dan olive oil. Langkah-langkah dalam pembuatan sabun saffron adalah sebagai berikut.
- Pemotongan clear melt & pour soap base, lalu dilelehkan sebanyak 100 g
- Perendaman 5-10 helai saffron dalam 150 mL air hingga menghasilkan ekstrak saffron
- Penambahan olive oil, 10 tetes essential oil, dan 3 tetes vitamin E oil ke dalam lelehan clear melt & pour soap base, lalu diaduk hingga rata
- Pemasukan ekstrak saffron ke dalam adonan sabun, lalu diaduk hingga rata
- Pencetakkan adonan sabun dalam cetakan silikon
- Tunggu selama 1 jam hingga sabun mengeras, kemudian sabun siap digunakan
Saffron termasuk bahan yang jarang menimbulkan efek samping yang parah dan merugikan. Namun, penggunaan saffron untuk perawatan kulit mungkin dapat menimbulkan alergi pada sebagian orang. Gejala alergi yang dialami dapat berupa kemerahan, gatal, kering, dan ada sensasi panas seperti terbakar. Hal tersebut dapat diatasi dengan membasuh menggunakan air mengalir dan apabila kondisi semakin memburuk, maka bisa segera menghubungi dokter.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa saffron merupakan rempah yang dapat dimanfaatkan sebagai produk perawatan kulit berupa penyegar (face toner) dan sabun. Saffron mengandung komponen aktif seperti, crocin, crocetin, picrocrocin, safranal, vitamin C, zinc, dan flavonoid yang berperan untuk mengobati flek hitam, melindungi kulit dari sinar UV, mengurangi hiperpigmentasi, menyembuhkan dan memudarkan bekas luka, mengatasi peradangan pada kulit, mengatasi jerawat, mencerahkan, melembabkan, melembutkan, serta menghidrasi kulit.
REFERENSI
Afifah, M. N. dan A. N. Hasanah. 2020. Saffron (Crocus sativus L.): Kandungan dan Aktivitas Farmakologinya. Majalah Farmasetika. 5 (3): 116-123.
Kustanti, H. 2008. Tata Kecantikan Kulit. Jilid 1. Jakarta.
Salvi, A. dan P. Minerva. 2021. Kelayakan Sediaan Penyegar (Face Toner) Putik Bunga Saffron (Crocus sativus) sebagai Kosmetik Tradisional Perawatan Kulit Wajah. Jurnal Tata Rias dan Kecantikan. 3 (1): 1-8.
https://wolipop.detik.com/makeup-and-skincare/d-5079049/6-manfaat-sabun-saffron-untuk-kulit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H