Mohon tunggu...
Tri Wardhani
Tri Wardhani Mohon Tunggu... dosen dan IRT -

mengajar di Fakultas Pertanian, Univ. Widyagama Malang dan ibu seorang putri yg mulai beranjak dewasa

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ada Ikan Cupang di Bak Mandiku

17 Juni 2016   10:07 Diperbarui: 17 Juni 2016   10:32 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa pun yang pertama kali ke rumah dan ke kamar mandinya pasti berkomentar,”Eeeh, ada ikannya.” Iya, memang saya memelihara ikan di bak mandi sebagai upaya mencegah hadirnya si jentik-jentik nyamuk.

Dulu, saya gunakan bubuk Abate. Sekarang tidak lagi. Menurut brosur yang ada, Abate mengandung bahan aktif Temephos 1% dari golongan Organophosphat. Zat ini menurut sebenarnya aman untuk kesehatan, karena kandungannya hanyalah 1% jauh di bawah ambang batas untuk manusia. Bahan aktif ini telah terdaftar di Komisi Pestisida Departemen Pertanian RI. Pemakaiannya sudah direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Internasional (WHO). Bahan aktif ini juga telah diuji oleh Badan Kesehatan Internasional FAO/WHO dan mendapat persetujuan dari FAO/WHO pada tahun 2005 sesuai dengan dokumen FAO/WHO evaluation report 340/2005.

Namun demikian, menabur bubuk tersebut di bak mandi saya tetap saja saya merasa tidak nyaman. Mandi, mencuci muka, berkumur dan sikat gigi dengan air yang mengandung pestisida setiap hari seberapa kecil pun dosisnya membuat saya merasa tidak nyaman. Akhirnya, saya manfaatkan rantai makanan untuk mengendalikan jentik nyamuk, yaitu ikan.

Lantas ikan apa yang sesuai untuk dipelihara di bak mandi, terutama bak mandi yang mungil dengan ukuran 50cmx 60xm x50 cm seperti yang ada di rumah? Setelah browsing di internet dan diskusi dengan tetangga yang profesinya berjualan ikan hias, disarankan supaya memilih ikan cupang. Baiklah, saya mengikuti saran tersebut. Saya beli ikan cupang 2 ekor seharga 5 ribu rupiah per ekor, dan masing-masing saya masukkan di bak mandi di kamar mandi depan dan kamar mandi belakang.

Kenapa memilih ikan cupang? Yang jelas ikan ini awet hidup, tidak sulit merawatnya dan daya survivalnya tinggi. Saya perlu sifat ikan yang seperti ini supaya tidak repot merawatnya. Terus, ikan cupang juga tidak cepat mengotori air di bak mandi kita. Dan ternyata benar, karena kotoran ikan cupang bentuknya seperti biji cabai merah. Ukurannya juga sebesar itu tetapi berwarna hitam. Yang paling penting, tidak mudah tercerai-berai kena air dan agak keras sehingga air bak tidak mudah kotor, cukup kita sedot saja kotorannya pakai selang berdiameter 0,5 cm jika sudah ada kotoran ikan cupang. Air bak mandi akan bersih kembali serta bebas jentik.

Berhubung ikan cupang adalah ikan aduan, jangan lupa cukup dipelihara satu ekor saja dalam tiap bak mandi. Kalo lebih, ikan ini akan bertarung, dan salah satu atau bahkan keduanya bisa terluka atau bahkan mati.

Jadi, mau tetap menggunakan bubuk Abate atau pake cara yang alami dan dalam mengendalikan si jentik nyamuk dengan ikan cupang? Pilihan ada di tangan anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun