Mohon tunggu...
Tri Hatmoko
Tri Hatmoko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Orang kampung dari lembah Sembuyan, Penikmat music kroncong, campur sari dan pop jawa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kita Adalah Inspirasi Indonesia

10 September 2011   07:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:05 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_129261" align="aligncenter" width="620" caption="ist.kompas.com"][/caption] Kompas TV bukanlah inspirasi Indonesia! Itulah pesan  Pak Jakob Oetama  sebagai  Presiden Direktur KKG semalam,  seperti yang ditampilkan dilayar.  " ... karena anda, kita adalah inspirasi Indonesia."  Begitu beliau menutup pesannya.Nah ternyata inspirasi Indonesia itu kita semua.  Bukan hanyak Kompas TV. Kompas TV  hanya sebagai wahana ekspresi.  Kompas TV hanya menyadarkan kembali, bahwa kita, masyarakat Indonesia dengan berbagai kekayaannya, baik kekayaan budaya, sumber daya alam dan lain - lainya adalah inspirasi itu sendiri. Inspirasi itu Ilham, Ilham itu sesuatu yang muncul dari hati. Hati adalah tempat suci di mana Tuhan sering berbisik dan kita mampu mendengarkanNya. Maka hati itu suci tak bernoda. Hati selalu tulus dan murni. Ajakan suci, tulus dan murni untuk menginspirasi Indonesia telah di mulai. Kompas TV mengajak kita semua, karena seperti pesan Pak Jakob sumbernya adalah kita semua. Langkah penuh tantangan dan pasti tak mudah telah diproklamirkan. Totalitas KKG jelas terlihat dalam peluncuran Kompas TV.  Nama besar Kompas menjadi taruhannya. Dilempar ke medan pertempuran  pertelevisian nasional yang makin sengit bersaing untuk merebut hati pemirsa. Tak ada kata setengah hati lagi, seperti yang terdahulu. KKG pasti tak akan surut langkah, apapun yang terjadi kelak. Nama sakral KOMPAS telah dipertaruhkan. Inspirasi itu harus terus berada di depan. Mendahului keadaan umum. Dan oleh karena sifatnya mendahului yang umum, pembawa inspirasi tak jarang ditolak atau dipandang sinis.  Tapi itulah resiko yang harus diterima oleh seorang pembawa inspirasi. Namun oleh karena sumber inspirasi itu adalah hati, maka dia pasti tak akan mudah goyah dan ragu, apalagi hanyut terbawa arus. Inspirasi itu tumbuh, bukan diletakkan atau didatangkan. Tidak meniru dan ikut - ikutan. Ia ada sejak awal. Murni! Maka ia pun harus muncul dan lahir, dari rahim pertiwi. Bukan dipindahkan dari dunia lain. Apalagi dari gemerlap dan gempitanya dunia Barat. Ia harus lahir dari budaya bangsa yang adiluhung, alam yang kaya dan elok permai, putra - putri bangsa yang cerdas dan penuh cinta tanah air.  Inilah misi besar kompas TV, seperti induknya Kompas yang telah teruji. Media TV tentulah berbeda dengan media  cetak.  Sidang redaksi dengan jam dan waktu yang relatif tetap dan terjadwal, mampu menjadi penyaring kejernihan Kompas. Sehingga sejak tahun 1965 tepatnya tanggal 28 Juni, Amanat Hati Nurani Rakyat,  yang merupakan semboyannya tetap dapat dijaga. Dunia pertelevisan tentulah berbeda. Dunia Televisa jauh lebih cepat dan sangat dinamis. Semua memerlukan biaya operasional yang tidak murah. Untuk terus hidup, tentulah laba harus terus menggelembung.   Godaan  - godaan pasti akan segera menyergap. Kecepatan pemberitaan, trend - trend yang bisa mengalirkan pemirsa dan melambungkan rating siaran adalah setan pegoda hati yang harus terus diwaspadai. Masuk dalam perangkap nafsu ini bisa menjadi petaka yang menghancurkan. Tugas besar sebagai sang pembawa Ilham bisa terlupakan. Mampukah menjaga hati dari godaan - godaan kecepatan, sehingga tugas besar pembawa ilham tidak terlupakan? Waktu akan menguji dan menjawabnya. Acara peluncurannya sendiri sangat sukses. Baik dari tampilan maupun pengunjung.  Undangan yang kabarnya mencapai 1200 orang memenuhi tempat duduk di JCC. Trio musikus Indonesia, Erwin Gutawa, Adi MS dan Andi Rianto juga penyanyi - penyanyi top Indonesia seperti Rosa, Charlie, Giring Nidji, Afgan, Marcell, Judika, Sandi Sandoro dll, memberikan penampilan terbaik sehingga penonton pun puas. Panggung berbentuk bundar dengan tata cahaya yang megah, dilengkapi dengan layar multimedia LED yang menggantung  bisa bergerak naik turun, terpecah - pecah dan saat lain terlihat bersatu kembali, panggung menjadi terlihat sempura, mendukung  penampilan para artis Indonesia.  Klaimnya ini yang pertama di Indonesia. Demi indonesia yang baru, teruslah menggali relung, nilai hidup yang dimiliki bangsa, agar melalui siaran - siaranmu inti sari pembaharuan hidup bisa dilahirkan, seperti pesan Pak Jakob.  Selamat untuk Kompas TV. Mari bersama, Karena anda dan kitalah inspirasi Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun