Mohon tunggu...
Tri IndahWahyuni
Tri IndahWahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang memulai menulis

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Sustainable Development Goals Desa (SDGs Desa) Pengerajin Tempe: Pemasaran Digital Produk Tempe

15 Desember 2024   10:15 Diperbarui: 15 Desember 2024   10:36 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diadakan oleh Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya pada tahun ini memiliki fokus kerja dengan tujuan program SDGs Desa yang merupakan singkatan Sustainable Development Goals Desa. Program ini adalah upaya terpadu untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan di tingkat desa. Tujuan penting SDGs Desa adalah untuk membangun desa yang mandiri, menyelesaikan masalah desa, dan untuk mewujudkan Indonesia maju.


Di RW 03, Kelurahan Medokan Semampir, Kecamatan Sukolilo, terdapat beberapa warga yang bergerak dibidang kewirausahaan. Salah satunya Pak Kusdi, yang merupakan seorang pengerajin tempe setempat. Beliau sudah menggeluti usaha tersebut sejak beliau muda.
Pak Kusdi memproduksi tempe tersebut di rumah beliau sendiri dan dikerjakan bersama dengan anak dan istrinya. Beliau banyak mendistribusikan tempenya ke para pedagang sayur setempat dan ke beberapa warung makanan, seperti warung penyetan di sekitar wilayah medokan semampir.


Sesuai dengan tema berkelanjutan (SDGs Desa), pemberdayaan mengenai keterampilan digitalisasi menjadi salah satu upaya agar bisnis produksi tempe Pak Kusdi tetap berkelanjutan. Hal ini didasari karena di era digital ini, persaingan tempe juga meningkat, mengingat beberapa pengerajin tempe sudah memasarkan produknya di media sosial dan e-commerce. Dengan strategi pemasaran di jejaring online dapat meluaskan jangkauan pasar. Yang awalnya konsumennya hanya warga sekitar, dapat menjangkau konsumen di wilayah lain, hingga ke ujung kota.


Selain itu, terdapatnya komunitas-komunitas yang ada di media sosial, juga dapat meningkatkan wawasan mengenai bagaimana dan apa teknologi dalam efisiensi produksi tempe. Juga dengan adanya komunitas dapat para pengerajin juga dapat saling membantu dan memberikan masukan bagaimana agar bisnis pengerajin tempe tetap berkelanjutan.


Selain itu, penciptaan nama merek untuk produk tempe juga menjadi salah satu tujuan untuk memperkenalkan produk tempe secara meluas. Nama merek juga menjadi identitas produk tempe Pak Kusdi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun