Mohon tunggu...
Tri Wahyuni
Tri Wahyuni Mohon Tunggu... Guru - ASN PNS

saya adalah seorang tenaga pendidik di sekolah dasar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice dalam Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Tahun 2022/2023

16 Agustus 2023   23:28 Diperbarui: 16 Agustus 2023   23:30 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Latar Belakang

Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran.

Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa (a) siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah' (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.

Untuk menghadapi era Revolusi Industri siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran Problem Based Learning.

Model pembelajaran PBL adalah pembelajaran yang menitik beratkan kepada peserta didik sebagai pembelajar serta terhadap permasalahan yang otentik atau relevan yang akan dipecahkan dengan menggunakan seluruh pengetahuan yang dimilikinya atau dari sumber-sumber lainnya (Lidnillah, 2013). Penerapan model problem based learning (PBL) dengan media konkret dapat menjadi upaya dalam meningkatkan hasil belajar matematika. Hal ini karena model problem based learning (PBL) memunculkan masalah sebagai langkah awal mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Dalam mengaplikasikan model pembelajaran Problem Based Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented. Setelah melaksanakan pembelajaran tematik dengan model Problem Based Learning, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Praktik pembelajaran Problem Based Learning yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi  HOTS dengan model Problem Based Learning

Jenis Kegiatan

Kegiaan yang dilaporkan dalam laporan praktik ini adalah kegiatan pembelajaran tematik di kelas VI

Manfaat kegiatan 

Manfaat penulisan pratik baik ini adalah menginfirasi guru untuk merencanakan/mempersiapkan melaksanakan/merealisasikan proses pembelajaran dikelas untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran tematik yang berorientasi HOTS

Tujuan dan Sasaran

Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan Best Practice penulis dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menerapkan pembelajaran yang berorientasi higher order thiking skills (HOTS).

Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa-siswi kelas VI semester 1 di SDN 66 Singkawang Kota Singkawang

Bahan / Materi Kegiatan

Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas VI untuk  pembelajaran tema 1 subtema 1 pembelajaran 3 materi perkembangbiakan vegetatif alami pada tumbuhan dan menentukan ide pokok

Cara Pelaksanaan Kegiatan

Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis.

  • Pemetaan KD :Pemetaan KD dilakukan untuk merancang pembelajaran yang digunakan di kelas VI. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas VI penulis menggunakan model Problem Based Learningdengan metode diskusi dan tanya jawab.
  • Analisis Target Kompetensi ; Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
  • Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi
  • Pemilihan Model Pembelajaran ;Model pembelajaran yang dipilih adalah Problem Based Learning
  • Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Problem Based Learning
  • Penyusunan Perangkat Pembelajaran; Berdasarkan rencana kegiatan tersebut, kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKPD, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21

Media dan Instrumen

  Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah

  • Media Pembelajaran         :
  • Laptop
  • Proyektor
  • Bahan Pembelajaran         :
  • Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
  • Power Point
  • Video Pembelajaran

Waktu dan Tempat Kegiatan

Best Practice ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2023 bertempat di kelas VI SDN 66 Singkawang. 

Hasil Kegiatan

Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.

  • Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Problem Based Learningmegharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
  • Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan  transfer knowledge. Setelah kegiatan pembelajaran tersebut, Dampak dari penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning yang sudah saya laksanakan adalah dapat membuat peserta didik termotivasi hal itu tampak saat siswa berdiskusi dan bekerjasama dalam memecahkan suatu permasalahan secara aktif. Selain itu, penggunaan media berbasis TPACK yang ditayangkan melalui powerpoint, serta mengamati video pembelajaran membuat peserta didik lebih bersemangat dan tidak mudah jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran, serta dapat memusatkan konsentrasi belajar siswa.
  • Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan siswa  untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat aktivitas mereka dalam belajar, bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan), membuat siswa cenderung hanya untuk memahami materi. Sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.
    Berbeda kondisinya dengan Best Practice, pembelajaran tematik berorientasi HOTS dengan menerapkan Problem Based Learning ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman benar-benar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis
  • Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Problem Based Learning yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis yang berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.Sebelum menerapkan Problem Based Learning, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks. Dengan menerapkan Problem Based Learning, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga bisa dari sumber dan media yang lain serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber apapun.

Masalah Yang Dihadapi

Masalah yang dihadapi penulis dalam mempresentasikan Best Practice ini.terutama adalah siswa belum terbiasa belajar dengan model Problem Based Learning. Sehingga  mereka belum sepenuhnya bisa memecahkan masalah. Dalam hal ini masih perlu banyak bimbingan dan masukan dari guru.

Masalah lainnya adalah penulis masih belum sepenuhnya menguasai berbagai metoda, teknik mengajar sehingga masih harus terus mempelajari, mengkaji dan mempraktekan dari berbagai metoda dan teknik untuk bisa mengambil kesimpulan , mana yang dirasa paling cocok untuk di terapkan dam proses pembelajaran seterusnya.

Cara Mengatasi Masalah

Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan Problem Based Learningdapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS).

Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS. Kekurang pahaman penulis dalam menguasai berbagai metoda dan teknik dalam mempresentasikan materi dalam proses belajar mengajar, dapat diatasi dengan mempelajari berbagai postingan para bloger di internet.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

  • Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Problem Based Learning layak dijadikan praktik baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
  • Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Problem Based Learningyang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Problem Based Learning, disampaikan rekomendasi berikut:

  • Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
  • Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
  • Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun