Mohon tunggu...
Tri Widyastuti
Tri Widyastuti Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto

"Urip iku terus mlaku, bebarengan karo wektu, sing bisa gawa lakumu, supaya apik nasibmu."

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Jajanan Tradisional: Rasa Bubur Lupis yang Melegenda

10 Agustus 2020   15:11 Diperbarui: 10 Agustus 2020   15:27 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjarnegara-Sarapan dengan yang manis-manis membuat mood baik untuk mengawali aktivitasmu. Makanan yang manis ini sudah ada sejak dahulu dan rasa yang masih melegenda yaitu bubur lupis. Bagi pecinta jajanan tradisional pasti tidak asing lagi. 

Terbuat dari bubur sumsum yang dimakan dengan lupis ketan berwarna warni dan ditaburi ampas kelapa dengan siraman gula jawa yang membuat manis hidangan.

Bubur lupis merupakan jajanan tradisional Indonesia terutama di Jawa yang masih digemari banyak orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Di beberapa wilayah indonesia mungkin tidak asing dengan makanan yang satu ini. Ada banyak ragam bentuk bubur lupis yang disajikan mulai dari penyajian yang hanya lupis saja dibungkus dengan daun pisang berbentuk segitiga, ada pula lupis yang dicetak menggunakan plastik sehingga berbentuk lingkaran kecil kemudian disajikan dengan bubur.

Panganan manis ini bisa dijumpai di pasar-pasar tradisional pada pagi hari dengan kue-kue basah lainnya. Pengemasannya pun masih tradisional dengan menggunakan daun pisang. Sangat cocok untuk sarapan karena mengandung karbohidrat yang tinggi. Biasanya satu porsi bubur lupis dibandrol mulai dari Rp.2000. 

Cara memakannya pun hampir sama dengan memakan bubur ayam, ada yang aduk dan ada yang tidak. Meskipun tak sepopuler dulu, variasi lupis kini makin beragam mulai dari tambahan taburan keju atau di campur dengan kue basah lainnya. Meskipun begitu, eksistensi jajanan tradisional masih digemari dan banyak peminat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun