Mohon tunggu...
Tri safrijumantoro
Tri safrijumantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Book

Seni Merayu Tuhan

11 Mei 2023   20:29 Diperbarui: 11 Mei 2023   20:38 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

IDENTITAS BUKU :
Judul Buku: Seni Merayu Tuhan
Karya Tulis: Husein Ja'far Al-Hadar
Penerbit: Mizan
Jumlah Halaman: 227 Halaman
Tahun Terbit: 2022
Ukuran Buku: 20,5 cm
ISBN : 978-602-441-255-5
 
Hal-hal yang dibahas dalam buku :
* Merayu bukan mendikte
* Memberi solusi bukan menghakimi
* Mengajak bukan mengejek
* Ikhlas bukan culas
TULISAN BAHASA SENDIRI:
Shalat pada prinsipnya bukanlah sekedar gerakan rukuk, sujud, dan lain-lain. kalau sekedar gerakan-gerakan seperti itu, saya sih, sering bercandain bahwa itu namaya yoga syariah. Itulah sebabnya kita di perintakan Allah untuk menegakan sholat bukan sekedar gerakan-gerakan shalat.

Selain itu manusia juga sangat menyepelekan baju yang dipakai untuk sholat, kalau dipikir-pikir lagi kita ketemu mahluk Allah saja kita rela bersusah payah untuk berdandan kadang sampai perlu beli baju baru tapi ketika ketemu empunya alam raya ini kita malah terkesan mermehkan.

Menurutku ibadah itu bukan hanya untuk dijalankan secara fisik, melainkan secara batin. Begitu juga dipahami dan di resapi apa yang dibaca saat shalat, apa filoshofi sujut, apa maknah thawaf, dan lain-lain. Ingat ibadah itu rayuan, seperti kamu ke kekasihmu, harus tulus.

Merayu itu dengan senyuman. Sebagaimana bergenjot senyum itu sunah. Bedanya bergenjot itu sunah yang mendekatkan kita pada fisik nabi, sedangkan senyum adalah sunah yang mendekatkan kita pada akhlak nabi, oleh sebab itu tersenyumlah meski kepada musuh.

Meskipun dosa kita sangat banyak, jangan pernah kita lupa kepada tuhan kita seperti yang di ceritakan nabi. Seorang pelacur merayu tuhan dengan memberi minum anjing yang kehausan saja tuhan mengampuni dosa-dosanya, padahal dosa orang berbuat zina itu besar, toh yang di beri minum itu adalah anjing yang liur dan dagingnya kharam, itulah rahmat Allah.

Kurangi rasa gengsi sejak dini agar sukses di kelak nanti. Kebahagiaan akan datang jika kita sering bersukur atas apa yang kita terima. Kebahagiaan itu tentang perasaan kita, bukan standar orang lain. Kebahagiaan tak ada hubungannya dengan besar atau kecilnya gaji, tapi bagimana cara kita mensyukuri. Selama negara masih menyetak uang, maka uang bisa dicari. Tapi, kebahagiaan tak bisa dicari, karena ia harus digali dari dalam hati.

Siapa yang mengenal dirinya, maka dia mengenal tuhanya. Dari hal tersebut, kita seharusnya menjadi percaya bahwa jalan awal menyayangi tuhan adalah dengan mengenal diri kita sendiri. Sebab, orang yang menyayangi dirinya, dia akan sadar betapa canggih diri (lahir maupun batin) sehingga dia akan kagum pada tuhan yang menciptakanya.

Kita harusnya sibuk mengurus kesalahan diri sendiri dan melupakan kesalahan orang lain. Eh, malah selalu ingat kebaikan kita dan lupa kebaikan orang lain. Akhirnya kita menjadi hamba yang sombong. Nabi pernah berpesan bahwa jihat terbesar adalah melawan hawa nafsu.

Ihklas adalah salah satu seni meanyu tuhan dalam beribadah. Allah tak perintakan kita beribadah kecuali dengan ikhlas, yakin karena Allah dan untuk Allah. Tolak ukur dari ihklas di antaranya adalah intiqomah atau konsisten. Begitulah ihklas mengamalkan sesuatu tanpa menyebut-nyebutnya.

Boleh benci asal tidak ketentuan. Karena kita cinta kepada orangnya dan hanya benci keburukanya, maka upaya kita untuk menjauhkan dia dari keburukan jangan sampai dengan cara yang hina, buruk, menyakiti, apalagi kasar.
 
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan :
* Bahasanya gaul sehingga sangat mudah dipahami anak sekarang
* Pintar dalam mencari perumpamaan
* Kertasnya bagus
* Terdapat animasi dalam buku
Kekurangan :
* Kurangnya pemasaran
* Cover yang kurang menarik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun