Mohon tunggu...
TRI WULANDARI
TRI WULANDARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

REBAHAN

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Teori perkembangan moral yang dikemukakan Lawrence kohlberg

18 Januari 2025   04:34 Diperbarui: 18 Januari 2025   04:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg berfokus pada bagaimana individu mengembangkan pemahaman tentang moralitas melalui serangkaian tahapan yang berurutan. Kohlberg mengusulkan bahwa perkembangan moral terjadi dalam tiga tingkat utama, masing-masing terdiri dari dua tahapan, sehingga total ada enam tahapan. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai masing-masing tingkat dan tahapan dalam teori ini:

Tingkat Pra-Konvensional (biasanya terjadi pada anak-anak):

Tahap 1: Orientasi pada Hukuman dan Ketaatan: Moralitas dilihat berdasarkan hukuman yang akan diterima jika melanggar aturan. Anak cenderung menghindari hukuman daripada mempertimbangkan hak atau kewajiban moral.

Tahap 2: Orientasi pada Kepentingan Pribadi: Individu mulai mengerti bahwa ada kepentingan pribadi yang perlu dipertimbangkan, dan mereka cenderung melakukan sesuatu jika itu menguntungkan mereka.

Tingkat Konvensional (terjadi pada remaja dan dewasa awal):

Tahap 3: Orientasi pada Konformitas Interpersonal: Moralitas ditentukan oleh penerimaan sosial dan hubungan interpersonal. Individu ingin dipandang baik oleh orang lain dan mengikuti norma sosial.

Tahap 4: Orientasi pada Pemeliharaan Sistem Sosial: Pada tahap ini, individu mulai menghargai aturan hukum dan peran sosial untuk menjaga kestabilan masyarakat. Mereka melihat pentingnya peraturan untuk memastikan tatanan sosial berjalan.

Tingkat Pasca-Konvensional (dicapai oleh sebagian kecil individu dewasa):

Tahap 5: Orientasi pada Kontrak Sosial dan Hak Individu: Individu pada tahap ini memahami bahwa hukum dan aturan bisa berubah dan harus disesuaikan dengan prinsip keadilan yang lebih luas serta hak-hak individu.

Tahap 6: Orientasi pada Prinsip Etika Universal: Pada tahap ini, individu mengembangkan prinsip moral yang bersifat universal dan berlaku untuk semua orang, terlepas dari hukum atau aturan yang ada. Moralitas didasarkan pada keadilan, hak asasi manusia, dan kesejahteraan umum.

Teori Kohlberg menekankan bahwa perkembangan moral bersifat bertahap dan setiap individu dapat berkembang melalui tahap-tahap tersebut, meskipun tidak semua orang mencapai tingkat moralitas yang lebih tinggi.

Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg merupakan salah satu kontribusi penting dalam bidang psikologi perkembangan dan etika. Kohlberg berpendapat bahwa perkembangan moral seseorang terjadi dalam serangkaian tahapan bertahap yang menunjukkan bagaimana pemahaman individu terhadap konsep benar dan salah berkembang seiring dengan pertumbuhannya. Teori ini berbasis pada penelitian Kohlberg yang dilakukan melalui wawancara dengan anak-anak dan dewasa muda menggunakan dilema moral yang berfokus pada konflik etis dan keputusan moral. Berdasarkan hasil penelitiannya, Kohlberg mengusulkan enam tahapan perkembangan moral yang terbagi ke dalam tiga tingkat utama.

Tingkat 1: Pra-Konvensional

Pada tingkat ini, perkembangan moral anak-anak dan individu yang belum berkembang moralitasnya lebih terfokus pada kepentingan pribadi dan konsekuensi langsung dari tindakan mereka. Moralitas dipahami dalam kerangka hukuman dan penghargaan. Pada tingkat ini, individu belum mampu melihat moralitas sebagai suatu konsep sosial yang lebih besar.

Tahap 1: Orientasi pada Hukuman dan Ketaatan

Pada tahap pertama, moralitas seseorang ditentukan oleh ancaman hukuman atau ketaatan pada otoritas yang lebih tinggi. Anak-anak yang berada di tahap ini melakukan sesuatu karena mereka takut akan hukuman yang akan diberikan jika mereka melanggar aturan. Mereka tidak mempertimbangkan apakah tindakan tersebut benar atau salah dalam konteks etika atau keadilan; mereka hanya melihat pada konsekuensi langsung---hukum atau hukuman yang akan diterima. Misalnya, seorang anak mungkin tidak mencuri karena ia takut dihukum, bukan karena ia memahami bahwa mencuri itu salah.

Tahap 2: Orientasi pada Kepentingan Pribadi

Pada tahap kedua, individu mulai menyadari bahwa ada keuntungan pribadi yang bisa diperoleh melalui tindakan tertentu. Dalam pandangannya, moralitas dilihat lebih sebagai pertukaran, di mana seseorang bertindak berdasarkan apa yang dapat mereka peroleh. Dalam tahap ini, moralitas lebih berbasis pada keuntungan pribadi atau pemenuhan kebutuhan sendiri. "Kau lakukan ini untukku, aku akan melakukan itu untukmu." Tindakan moralitas diukur dengan mempertimbangkan apakah itu menguntungkan diri mereka atau tidak. Sebagai contoh, seorang anak mungkin akan berbagi mainan hanya jika teman mereka juga berbagi mainan dengannya.

Tingkat 2: Konvensional

Pada tingkat konvensional, perkembangan moral individu berfokus pada penerimaan sosial dan pelaksanaan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Individu mulai menghargai hukum dan aturan sosial serta mencoba untuk mempertahankan keharmonisan dalam kelompok sosial mereka. Pada tahap ini, individu lebih peduli terhadap penilaian orang lain dan pentingnya menghindari konflik sosial.

Tahap 3: Orientasi pada Konformitas Interpersonal

Pada tahap ketiga, individu mengembangkan kesadaran yang lebih besar terhadap hubungan interpersonal dan norma sosial. Moralitas ditentukan oleh penerimaan sosial, dan individu di tahap ini berusaha untuk menjadi "baik" di mata orang lain. Mereka lebih cenderung untuk mematuhi aturan agar diterima dalam kelompok sosial mereka atau untuk mendapatkan pujian dan persetujuan dari orang lain. Misalnya, seorang remaja mungkin mematuhi aturan sekolah bukan karena ia percaya aturan tersebut adil, tetapi karena ia ingin diterima oleh teman-temannya atau diakui oleh orang dewasa.

Tahap 4: Orientasi pada Pemeliharaan Sistem Sosial

Pada tahap keempat, individu mulai mengembangkan pandangan yang lebih luas tentang moralitas dalam konteks hukum dan ketertiban sosial. Pada titik ini, individu menghargai pentingnya aturan dan sistem sosial untuk menjaga tatanan masyarakat yang stabil. Mereka berpendapat bahwa aturan dan peraturan harus dihormati karena mereka menjaga keseimbangan sosial dan mencegah kekacauan. Tindakan yang benar, menurut pandangan mereka, adalah yang sesuai dengan norma hukum yang berlaku. Sebagai contoh, seseorang yang berada pada tahap ini mungkin menilai bahwa membayar pajak adalah hal yang benar karena itu adalah kewajiban untuk mendukung keberlanjutan sistem sosial dan ekonomi negara, meskipun mereka pribadi tidak selalu setuju dengan cara pajak tersebut digunakan.

Tingkat 3: Pasca-Konvensional

Pada tingkat ini, individu mulai mengembangkan pemahaman moral yang lebih kompleks, yang didasarkan pada prinsip-prinsip etika yang lebih tinggi, dan kadang-kadang bahkan mengutamakan keadilan universal. Mereka memahami bahwa moralitas bukan hanya tentang mematuhi aturan sosial atau hukum, tetapi tentang menciptakan prinsip-prinsip yang lebih adil dan lebih bermakna yang dapat diterapkan secara lebih luas dan independen dari keadaan sosial tertentu.

Tahap 5: Orientasi pada Kontrak Sosial dan Hak Individu

Pada tahap kelima, individu memahami bahwa hukum dan aturan sosial itu penting, namun hukum juga bisa bersifat relatif dan bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Pada tahap ini, seseorang mulai berpikir bahwa aturan harus didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan hak. Mereka percaya bahwa individu harus memiliki kebebasan untuk memilih cara hidup mereka, asalkan tidak merugikan orang lain. Moralitas di tahap ini berfokus pada pencapaian keadilan sosial dan menghargai hak individu. Sebagai contoh, seseorang yang berada pada tahap ini mungkin akan mendukung perubahan undang-undang yang lebih memperhatikan hak-hak minoritas atau kesetaraan gender, meskipun peraturan tersebut mungkin tidak sesuai dengan hukum yang ada pada saat itu.

Tahap 6: Orientasi pada Prinsip Etika Universal

Tahap keenam adalah tingkat moralitas yang paling tinggi dan paling kompleks. Di tahap ini, individu mengembangkan prinsip moral yang bersifat universal dan diterima oleh semua orang, terlepas dari hukum atau aturan yang ada. Moralitas berdasarkan pada keadilan, hak asasi manusia, dan prinsip-prinsip etika yang bersifat universal. Individu di tahap ini mungkin melakukan tindakan yang tidak populer atau melanggar hukum jika mereka percaya bahwa itu untuk kebaikan yang lebih besar atau untuk memajukan nilai-nilai etika yang lebih tinggi. Sebagai contoh, seseorang yang berada pada tahap ini mungkin akan memperjuangkan hak-hak asasi manusia meskipun bertentangan dengan hukum yang berlaku atau norma sosial setempat. Mereka lebih memperhatikan prinsip keadilan yang mendalam daripada mematuhi aturan yang ada.

Pentingnya Teori Kohlberg dalam Psikologi dan Etika

Teori perkembangan moral Kohlberg telah memberikan kontribusi besar dalam bidang psikologi perkembangan dan pendidikan moral. Kohlberg menekankan bahwa moralitas adalah suatu proses perkembangan yang bersifat bertahap dan bahwa individu tidak hanya mengikuti aturan yang diberikan oleh otoritas, tetapi juga mulai mengembangkan pemahaman mereka sendiri tentang keadilan dan etika.

Namun, meskipun teori ini memberikan kerangka yang berguna untuk memahami perkembangan moral, teori ini juga mendapat kritik. Salah satu kritik utama terhadap teori Kohlberg adalah kecenderungannya untuk mengabaikan peran emosi dan hubungan interpersonal dalam pengambilan keputusan moral, serta bias gender dalam pengembangan tahapan moralnya, yang lebih menekankan nilai-nilai yang lebih maskulin, seperti keadilan, daripada nilai-nilai feminin, seperti kasih sayang dan perhatian terhadap hubungan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun