c. Insecure-Ambivalent/Resistant Attachment (Keterikatan Tidak Aman-Ambivalen)
Anak dengan keterikatan ini menunjukkan ketergantungan yang kuat pada pengasuh, tetapi juga cemas dan sulit untuk merasa tenang. Mereka mungkin menunjukkan kecemasan yang besar saat pengasuh pergi dan kesulitan untuk menenangkan diri bahkan setelah pengasuh kembali. Anak dengan keterikatan ini sering kali menunjukkan perilaku yang bertentangan, seperti ingin berada dekat dengan pengasuh namun juga tampak marah atau kesal.
Ciri-ciri anak dengan keterikatan ambivalen:
Menunjukkan kecemasan yang tinggi saat perpisahan.
Sulit menenangkan diri setelah reuni.
Dapat menunjukkan kemarahan atau ketegangan terhadap pengasuh.
d. Disorganized Attachment (Keterikatan Tidak Terorganisir)
Anak dengan keterikatan ini menunjukkan perilaku yang membingungkan dan tidak konsisten. Mereka mungkin ingin mendekati pengasuh, tetapi juga tampak bingung atau takut, sering kali karena pengalaman traumatis atau tidak dapat diprediksi dari pengasuh yang membuat anak merasa tidak aman. Tipe ini sering kali dikaitkan dengan pengasuh yang menunjukkan perilaku tidak konsisten, seperti pengasuh yang terlalu agresif atau terlalu tidak hadir secara emosional.
Ciri-ciri anak dengan keterikatan terorganisir:
Menunjukkan perilaku kontradiktif dan kebingungan.
Tidak dapat merespons dengan cara yang jelas terhadap perpisahan atau reuni.