Derit pintu yang sudah lama tidak dibuka kamar asrama nomor 13 yang terdengar lirih, diantara hiruk pikuk kamar asrama SMA Bakti Jaya yang terasa dingin saat malam hari. Di kamar nomor 13 asrama Bakti Jaya terdepat seorang remaja laki-laki bernama Arga. Tatapannya yang dingin menembus jendela yang di penuhi rintik-rintik hujan yang dari tadi terus saja membasahi bumi, Arga bukan anak lelaki biasa ia memiliki luka masa lalu yang dibungkus dalam lapisan dingin ketidakacuhan orang terdekatnya. Sejak kecil Arga merasa menjadi orang asing dala rumahnya sendiri diabaikan orang tuanya yang sibuk dengan dunia bisnisnya, kasih sayangadalah satu kata asing yang tidak pernah singgah di hatinya sedari ia kecil. Dendam tumbuh subur dihatinya, merambat seperti tanaman liar yang akan terus tumbuh kapanpun dia mau, memanjarakannya dalam cangkang keras seorang introvert.
Asrama Bakti Jaya bukan tempat yang ia inginkan, melainkan tempat ia di paksa untuk hidup sendiri seperti dibuang mungkin? Entahlah. Orang Taunya yang lebih peduli dengan citra meraka dari pada anaknya sendiri sehingga mengirimkannya ke sini, mereka berpikir dengan menempatkan Arga di asrama Bakti Jaya akan mengubah sikap Arga. Namun bagi seorang Arga ini hanya la penjara lain untuk mengasingkannya. Kamar nomo 13 dengan dinding putih yang sudah mengelupas dan tampak kusam adalah refleksi dari hatinya yang hampa dan dingin. Di sanalah tempat barunya untuk mengurung diri, mencurahkan semua yang ia rasakan dengan cara menulis di buku rahasianya dan menjauh dari keramaian asrama yang tampak berisik serta cibiran teman-teman sekelas, dan dari tatapan penuh tanya dari para guru. Arga menjadi sosok misteri, dingin dan tidak tersentuh.Â
Hari-hari menjalani hidup di Bakti Jaya berjalan sangat monoton. Arga mengikuti Pelajarandengan sikap acuh tak acuh seperti tidak ada semangat hidupnya, saat istirahat ia lebih memilih duduk di taman belakang dengan makanan dingin di tangannya mengasingkan diri dari keramaian siswa-siswi SMA Bakti Jaya. Namun di Tengah kesunyian dan kehampaan yang ia rasakan, ada satu hal yang tiba-tiba mengubah irama jantungnya yang tampat lebih cepat berdetak yaitu seorang siswi yang sangat cantik seperti most wanted yang diceritakan dalam novel-novel romansa. Namanya adalah Kinanti biasanya dipanggil Kinan oleh teman-temannya. Kinan adalah kebalikan dari Arga, ia memiliki sifat yang ceria, ramah da senyumnya yang mampu menghangatkan siapa pun yang melihatnya Arga pertama kali melihat Kinan di taman belakang bersama teman-temannya dengan rambut yang dikepang dua tampak bergoyang-goyang saat iya tertawa bersama teman-temannya membuatnya keliatan sangat cantik. Arga merasakan sesuatu yang aneh denyut pada jantungnya yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya seperti gendering yang di pukul dengen cepat. Risa seperti matahari yang menembus mendung yang selama in menutupi hatinya.
Sejak saat itu Arga mulai suka mencuri pandang kea rah Kinan, ia memperhatikan bagaimana Kinan tertawa bahagia, berinteraksi dengan teman-temannya, bagaimana ia membantu orang lain. Arga yang awalnya dingin tak tersentuh, perlahan mulai merasakan kehangatan yang tak pernah ia rasakan. Ia mulai bertanya dalam hati apakah ada kebahagiaan untuknya?. Saat sore hari hujan kembali membasahi Bakti Jaya, Arga menemukan Kinan duduk sendiri diperpustakaan dekat jendela wajahnya tampak murung dan matanya keliatan sembab seperti habis nangis. Arga yang biasanya menghindari interaksi dengan seseorang tetapi sekarang berdebda seperti ada dorongan kuat untuk dirinya mendekat menghampiri Kinan.
Kamu baik-baik saja?" tanya Arga dengan suara pelan dan tampak ragu-ragu yang jarang ia keluarkan.
Kinan terkejut dengan kedatang Arga yang tiba-tiba. "Eh, Arga? Aku... a a aku tidak apa-apa"jawabnya dengan suara yang lirih.
Ia duduk di samping Kinan "Bohong, kamu terlihat sedih" balas Arga yang entah sejak kapan rasa peduli itu keluar begitu saja dari dirinya.
Kinan terdiam air matanya kembali menetes tanpa sadar ia melampiaskan kesedihannya kepada Arga. Ia bercerita masalah keluarganya dengan harapan-harapan yang kandas. Arga mendengarnya dengan sabar, tanpa memotong sedikitpun. Untuk pertama kalinya Arga merasakan sentuhan empati ia merasakan sakitnya luka yang dialami oleh Kinan, ia tak mau Kinan merasakan sendirian seperti yang ia rasakan selama ini.
Malam itu di kamar nomo 13, Arga kembali duduk di samping jendela dengan pulpen dan buku rahasia di tangannya. Ia memandangi bintang-bintang yang bersinar terang di langit sambil sesekali ia mencurahkan sesuatu dibuku rahasianya tentang seorang gadis yaitu Kinan. Dibenaknya wajah Kinan terus saja berputar ia menyadari, ia telah jatuh cinta. Cinta yang begitu asing dan membuatnya begitu asing kamar nomor 13 serta dinding disekitarnya menjadi saksi bagaimana seorang jatuh cinta untuk pertama kalinya dengan seorang gadis. Ia mencurahkan semuanya di buku rahasia, sebuah ritual yang ia lakukan setiap momen dalam hidupnya Arga berharap suatu saat nanti ia bisa menunjukkan itu semua kepada Kinan.Â
Sejak pertemuan di perpustkaan, Arga dan Kinan menjadi dekat. Mereka sering menghabiskan waktu Bersama, berbicara apa pun segala hal yang membuat mereka senang. Arga menceritakan tentang masa lalunya, dendamnya, tentang rasa sakitnya. Kina mendengarkannya dengan penuh perhatian ia mencoba memahami rasa sakit yang di alami oleh Arga. Arga yang biasanya kembali ke kamar asrama dengan hati yang dingin dan tatapan tajam sekarang berbeda ia mulai mencair dan sedikit berbeda.Â
Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Suatu hari, ada seorang siswa baru bernama Arkan ke Bakti Jaya. Arkan adalah sosok yang tampan, populer dan atletis, Arkan dengan cepat menarik perhatian siswi yang ada di SMA Bakti Jaya termasuk Kinan. Arga melihat bagaimana Kinan tertawa lepas dengan Arkan ia melihat tatapan Kinan berbeda dengan Arkan berbeda dengan tatapan Kinan kepadanya. Ia melihat Kinan merasa sangat bahagia dekat Arkan. Arga kembali merasakn sakit yang sama seperti ia diabaikan oleh kedua orang tuanya. Demdam yang sudah ia lupakan sejak lama saat ia dekat dengan Kinan sekarang bangkit kembali menguasai hatinya bukan dendam kepada orang tuanya saja tetapi kepada Arkan dan juga Kinan yanyg sudah menolak cintanya serta mengabaikan dirinya.