Mohon tunggu...
Tri KumalaBintang
Tri KumalaBintang Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

saya suka menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukaku

25 Juni 2024   23:19 Diperbarui: 25 Juni 2024   23:24 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"bu, ibu udah ikhlas kan" dengan suara yang lirih sambil menahan tangisnya.

"iya kak ibu sudah ikhlas" sambil menangis.

Saat mendengar itu darahku rasanya berhenti, aku mencoba mencermati kata ibuku sampai aku sadar ketika mendengar semua orang menangis tangis ku pada saat itu juga pecah, aku menangis sejadi jadinya hingga aku tak sadarkan diri. 

Akhirnya waktu yang sangat aku tidak suka itu datang juga. Entahlah bagaimana bisa aku melanjutkan hidupku tanpa bapak akupun bingung.

Ternyata hari itu adalah hari terakhir kalinya melihat wajah bapak yang teduh, terakhir kali aku melihat senyumnya, terakhir kali aku mendengar suaranya, terakhir kalinya aku mendengar bapak memanggil aku adik
dan itu benar-benar akhir dari segalanya
aku kehilangan laki-laki hebatku untuk selama-lamanya, laki-laki yang sangat aku sayang pergi meninggalkan ku selamannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun