Kajen, Pekalongan (03/02) – Universitas Diponegoro (UNDIP) telah menerjunkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim I Periode 2021 untuk melaksanakan pengabdian dan mengamalkan ilmu yang telah didapatkan kepada masyarakat. Terus meningkatnya kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menjadikan pelaksanaan KKN harus menyesuaikan adaptasi kebiasaan baru yang berlaku, diantaranya adalah kebijakan penempatan mahasiswa KKN yang disesuaikan dengan domisili tempat tinggal masing-masing, menghindari kerumunan dan tetap mematuhi protokol kesehatan selama menjalankan program. Pelaksanaan KKN dimulai sejak 4 Januari hingga 16 Februari 2021 yang bertemakan “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).”
Selama masa pandemik COVID-19, kita harus meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang merupakan kekuatan pertahanan tubuh melawan bakteri, virus dan organisme penyebab penyakit. Salah satu kunci agar tidak tertular virus COVID-19 adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Meskipun tidak ada makanan atau suplemen yang dapat mencegah infeksi COVID-19. Makan makanan bergizi sangat penting untuk membangun kekebalan tubuh yang kuat agar terlindungi dari infeksi virus serta memberikan perlindungan ekstra bagi tubuh.
Beberapa masyarakat masih beranggapan bahwa makanan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh adalah makanan dan suplemen/ vitamin yang mahal. Hal tersebut melatarbelakangi mahasiswi KKN UNDIP di Desa Sambiroto mengajak masyarakat setempat menerapkan pola makan gizi seimbang menggunakan bahan makanan yang banyak tersedia di warung sekitar untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Program dilaksanakan dengan mendatangi warung yang menjual bahan makanan dan sayuran serta melibatkan warga yang sedang berbelanja dengan menyampaikan pentingnya mengkonsumsi makanan gizi seimbang dan bagaimana cara menyusun menu gizi seimbang sesuai dengan “ISI PIRINGKU” menggunakan media poster. Tidak hanya itu, mahasiswi juga menunjukkan secara langsung berbagai jenis bahan makanan yang tersedia di warung dan menjelaskan zat yang terkandung serta peranannya untuk menjaga daya tahan tubuh. Selain itu disampaikan juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh perlu menerapkan gaya hidup sehat seperti istirahat cukup, olahraga, dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Setelah dilakukan program ini masyarakat menyadari bahwa makanan untuk meningkatkan daya tahan tubuh tidak harus mahal dan dapat menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar.
Untuk mengoptimalkan penyampaian kepada masyarakat namun tetap meminimalisir kerumunan massa, maka dilakukan penempelan poster di warung-warung sekitar yang banyak dijangkau masyarakat.
Selain meningkatkan imuntas tubuh, mengkonsumi makanan bergizi dapat memperbaiki atau mempertahankan status gizi normal. Terutama pada masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun atau biasa disebut dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan, karena masa tersebut telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan.
Selama hamil seorang ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan ibu serta untuk memproduksi ASI. Namun Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu hamil yang mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita anemia, tidak lain di desa Sambiroto, masih terdapat beberapa ibu hamil yang mengalami KEK atau kurang energi kronis, lemah, letih dan lesu yang merupakan beberapa gejala anemia, hal tersebut dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya janin dalam kandungan Ibu. Pemerintah Desa Sambiroto telah memiliki program pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil dalam bentuk bahan kering seperti susu, sari kurma, biskuit dan buah-buahan. Namun belum disertai dengan pemberdayaan ibu hamil dalam penyusunan menu gizi seimbang dan makanan tambahan menggunakan bahan lokal yang tersedia di sekitar.
Hal tersebut melatarbelakangi mahasiswi KKN di desa Sambiroto untuk melakukan pemberdayaan dengan peningkatan pengetahuan ibu hamil dengan status gizi kurang dalam menyusun menu gizi seimbang dan makanan tambahan berbasis bahan lokal. Pesan gizi yang berisikan materi gizi seimbang untuk ibu hamil, pedoman contoh menu lengkap sekali makan dan makanan tambahan menggunakan bahan lokal, cara mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD) untuk mencegah anemia dan pentingnya mengkonsumsi gizi seimbang dan TTD di masa pandemi di sampaikan menggunakan media leaflet. Pelaksanaan program dilakukan secara door to door untuk mencegah adanya kerumanan.
Selain ibu hamil, kebutuhan gizi seimbang bayi dan balita juga harus dipenuhi sesuai dengan perkembangan usianya. Keluarga sebagai lingkup pertama dan utama bagi anak memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan status gizi anak, tidak bisa hanya bergantung pada praktisi dan tenaga profesional di bidang kesehatan. Oleh karena itu diperlukan juga pemberdayaan keluarga terutama pada ibu atau pengasuh anak tentang pemenuhan gizi seimbang bayi hingga balita.
Pelaksanaan program pemberdayaan ini dilakukan saat pelaksanaan Posyandu Flamboyan 2 Dukuh Kedungbunder dan Flamboyan 3 Dukuh Polepanjang pada Minggu ke 2 bulan Januari 2021 serta di Posyandu Flamboyan 4 Dukuh Banyumatis pada Minggu pertama bulan Februari 2021. Sebelum melaksanakan program dilakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada kader posyandu dan dilanjutkan penempelan poster dari kemenkes terkait protokol pelayanan gizi di posyandu pada masa adaptasi kebiasaan baru. Penyampaian materi pemberdayaan kepada ibu atau pengasuh anak menggunakan media leaflet yang dilakukan pada meja keempat setelah pendaftaran, penimbangan dan pencatatan.
Pesan Gizi yang disampaikan antara lain pentingnya gizi Seimbang untuk bayi usia 0-6 bulan yang cukup hanya dari ASI. ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi karena dapat memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan sistem pencernaannya, murah dan bersih. Selain itu, pada masa pandemi ASI berperan penting membentuk kekebalan tubuh bayi.
Pada bayi dan anak usia 6-24 bulan untuk mencapai Gizi Seimbang maka perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dan ASI tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada makanan lain, dengan jumlah, bentuk dan frekuensi yang tepat. Namun sebagian besar pemberian MPASI masyarakat desa Sambiroto menggunakan MP-ASI pabrikan dan kurang memanfaatkan bahan lokal yang tersedia di sekitar. Sehingga pada pelaksanaan program ini ibu diberikan pemahaman bahwa pengenalan makanan yang beranekaragam terutama dengan bahan lokal pada periode ini sangat penting karena akan berpengaruh terhadap selera makan anak selanjutnya.
Selain itu kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada pada masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya semakin meningkat membutuhkan perhatian secara khusus dari ibu atau pengasuh anak, terutama dalam memenangkan pilihan anak agar memilih makanan yang bergizi seimbang.
“Kegiatan yang sangat bermanfaat untuk masyarakat, pelayanan di posyandu menjadi lengkap hingga penyampaian penyuluhan, karena biasanya pelayanan posyandu hanya penimbangan dan pencatatan saja masih jarang ada penyuluhan” Ujar salah satu kader posyandu.
Melalui pelaksanaan kegiatan KKN di Desa Sambiroto ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mempersiapkan dan menyediakan makanan lokal sesuai prinsip gizi seimbang untuk meningkatkan imunitas dan memperbaiki atau mempertahankan status gizi normal di masa pandemi COVID-19.
Penulis : Tri Umikhoiriyah (Prodi S-1 Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran)
DPL : Farid Agushybana, SKM, DEA, Ph.D
#KKNtimIperiode2021 #p2kknundip #lppmundip #undip #kabupatenpekalongan #agushybana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H