Tenis masih kalah populer di Indonesia dibandingkan dengan sepakbola, bulutangkis dan sekarang volley. Padahal dari cabang inilah lahir salah satu legenda tenis Indonesia: Â Yayuk Basuki.
Yayuk Basuki adalah petenis putri terbesar yang dimiliki Indonesia. Media media internasional menjulukinya The Jaguar Of Asia. Â Di usia 16 tahun Yayuk Basuki sudah mempersembahkan medali emas pertamanya di ajang Asian Games di nomor ganda putri berpasangan dengan Suzanna Anggar Kusuma.
Sepanjang keikut sertaannya di Asian Games, Yayuk Basuki sudah mempersembahkan 4 medali emas dari nomor ganda putri, ganda campuran dan tunggal putri.
Yang paling fenomenal tentu saja saat Yayuk Basuki mencapai perempat final grand slam Wimbledon tahun 1997, sampai saat itu belum ada petenis putri Indonesia yang bisa melakukannya.
Petenis putri lainnya, Aldila Sutjiadi mengakhiri penantian panjang tenis putri Indonesia setelah meraih gelar WTA tour pertamanya bersama Astra Sharma setelah sebelumnya Angelique Widjaya melakukannya di tahun 2003.
Aldila Sutjiadi juga meraih beberapa emas di event SEA Games baik tunggal putri dan campuran serta emas Asian Games di ganda campuran 2018 saat berlangsung di Indonesia.
Terbaru, Â bersama pasangannya Aldilla Sutjiadi melangkah ke babak kedua turnamen grand slam US open di ganda putri dan ganda campuran.
Tapi, seberapa banyak orang Indonesia yang tahu Yayuk Basuki, Suzanna Anggar Kusuma, Angelique Widjaya, Aldila Sutjiadi dkk sebagai atlet tenis yang berjuang dan mengharumkan nama Indonesia?
***
Beberapa waktu yang lalu, dunia tenis Indonesia sempat heboh, saat beberapa artis cantik memainkan tenis dalam tajuk "Tiba-Tiba Tenis". Â Wulan Guritno yang berpasangan dengan Gading Martin berhadapan dengan Enzy Storia yang berpasangan dengan Dion Wiyoko.
Kemudian jagat tenis Indonesia semakin heboh saat RANS entertainment menyelenggarakan event "Lagi-Lagi Tenis". Ada partai yang mempertemukan Luna Maya/Nia Ramadhani dengan Nagita Slavina/Gege Elisa.
Semakin heboh karena piala yang diperebutkan senilai 2 Miliar. Piala yang kabarnya ada 5000 butir berlian di atasnya. Luna/Nia sebagai pemenangnya.
Penonton membludak, iklan dan endorsmen pasti juga mengalir deras, pundi-pundi rupiah juga akan semakin bertambah. Berbanding terbalik dengan turnamen tenis di Indonesia yang seringkali kesulitan mencari sponsor.
Orang tentu hadir sebagian besar bukan untuk melihat tenis nya, tapi melihat Wulan Guritno, Enzy Storia, Luna Maya, Nia Ramadhani yang dalam tampilan biasa saja sudah menggoda dan menawan apalagi dalam balutan baju tenis.
***
Saya yakin di satu sisi, pasti ada terselip rasa iri dari "petenis beneran" melihat kehebohan dua event tenis yang digelar untuk selebriti. Meskipun di sisi lain, atlet atlet tenis pasti bangga olahraga yang mereka mainkan ternyata digemari juga oleh selebriti.
Prestasi adalah kunci agar atlet tenis menjadi terkenal melebihi selebriti yang  hanya sesekali memainkannya. Â
Jika Yayuk Basuki yang sudah pernah meraih emas Asian Games, pernah menjadi anggota DPR belum seluruh rakyat Indonesia tahu dan mengenalnya, mungkin dengan menjadi juara di ajang grand slam Wimbledon, Australia Open, French Open dan US Open akan membuat sang atlit dikenal oleh seluruh rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H