Mohon tunggu...
Tri Lestari
Tri Lestari Mohon Tunggu... -

Saya adalah orang yang mempunyai sedikit kelebihan dan banyak kelemahan. Saya terkadang mempunyai kemauan kuat untuk maju tetapi terkadang saya juga mudah menyerah terhadap sesuatu hal karena hal yang kecil. Tetapi saya yakin jika kita mau berusaha dan yakin bahwa kita akan berhasil insyaAllah kita pasti bisa dan harus bisa. Semangat!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Salah Ortu, Anak, Guru, Pemerintah, atau Salah Siapa...?????

28 November 2010   02:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:14 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sebuah fakta yang aku temui.  Seorang anak yang ketika kelas I sampai V SD dikatakan bahwa anak tersebut seorang yang pandai. Karena di kelas,  dia sering mendapat rangking pertama pada saat akhir semester atau akhir ajaran. Dia selalu naik kelas. Padahal dia berasal dari keluarga yang kurang mampu, dan menurut tetangganya, anak tersebut kurang perhatian dari orang tuanya. Tetapi dia bisa bersaing dengan anak-anak lain yang kelas ekonominya lebih baik daripada anak tersebut. Mungkin memang anak tersebut pandai.

Tibalah saatnya dia menginjakkan kaki di kelas VI.  Apakah kondisi dia masih seperti ketika di kelas I sampai V???  Ya pada awal-awal kelas VI anak tersebut masih bisa dibilang anak pandai. Tapi,, kenapa ya...pada saat akhir tahun ajaran, ketika kelulusan diumumkan, anak tersebut tidak lagi mendapatkan rangking pertama lagi. Sebenarnya ini salah siapa? Apakah dia tidak rajin belajar? Apakah karena kurang perhatian ortunya atau karena tidak ada perhatian dari guru?

Kita tidak ada yang tahu.....Ini sebenarnya salah siapa. Bagi orang awam seperti saya, mungkin ini kesalahan ortunya. Kenapa? Ya.... orang tuanya nampak tidak pernah memperhatikan pendidikan anaknya. Bahkan  anak tersebut akhirnya hanya bisa melanjutkan sekolahnya samapi jenjang SMP saja.

Bukan maksud menyalahkan siapapun. Tapi ini bisa menjadi refleksi bagi kita. Bahwa kita tidak boleh menjudge seseorang bahwa dia itu pandai atau dia itu bodoh. Hal apapun bisa mempengaruhi kemampuan seseorang.

Sebagai WNI yang baik, kita harus bersatu padu untuk memajukan pendidikan di Indonesia.  Jangan membiarkan anak Indonesia buta huruf, apa lagi tidak pernah mengenal yang namanya pendidikan. Jangan menyalahkan salah satu pihak. Kita harus  BERSATU demi kemajuan bangsa Indonesia saat ini dan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun