Mohon tunggu...
Tresi Tiara
Tresi Tiara Mohon Tunggu... Guru - Teacher of Entrepreneurship

Entrepreneur Teacher pada Sekolah Menengah Kejuruan , yang memiliki cita-cita mencetak banyak Entrepreneur Muda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemimpin Pembawa Perubahan

8 Agustus 2023   23:45 Diperbarui: 9 Agustus 2023   05:13 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.canva.com/design/DAFq-DhXRqY/XgQC6ATuoDJVwPUvRFEC-A/editInput 

Sosok pemimpin dalam lembaga pendidikan merupakan individu yang menjadi sentral dan pembawa perubahan. Dipundaknya lah semua harapan dipertaruhkan demi kemajuan lembaga dan demi kesejahteraan para guru yang merupakan bagian dari stakeholder lembaga yang sering dilupakan. Pola kaderisasi dalam melakukan estafet kepemimpinan dalam lembaga pendidikan harus dilakukan secara sistematis dan transparan, terlebih untuk lembaga pendidikan swasta yang dinaungi oleh sebuah yayasan. Hal tersebut perlu dilakukan agar pihak yayasan tidak sembarang mengambil calon pemimpin yang akan memimpin banyak orang dalam sebuah lembaga.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memilih pemimpin lembaga yang kredibel adalah dengan membuka lowongan pemimpin internal dalam kurun waktu tertentu (bisa 2 tahun atau 4 tahun sekali per periode). Jika hal tersebut dilakukan secara baik dan tidak sembunyi-sembunyi, lembaga pendidikan akan menjadi dinamis, sehingga semua orang memiliki peluang yang sama tanpa melihat latar belakang apakah dia masih kerabat pendiri lembaga atau bukan.

Tetapi penilaian dilakukan secara objektif melalui serangkaian penilaian secara menyeluruh yang melibatkan seluruh stakeholder dalam prosesnya. Ini bisa dilakukan tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak, selain itu jenjang karir yang akan ditempuh oleh seluruh stakeholder menjadi jelas. Tidak ada yang akan merasa dirugikan, seluruh individu yang memiliki kompetensi akan memiliki harapan karirnya berkembang di lembaga tersebut. 

Lembaga pendidikan merupakan lembaga yang menghasilkan manusia-manusia berkualitas sebagai penerus bangsa, sudah sewajarnya pemimpin lembaga pun harus merupakan sosok yang benar-benar bisa membawa perubahan dan bisa diterima oleh seluruh stakeholder melalui mekanisme pemilihan yang terbuka dan transparan. 

Guru tidak akan kecewa ketika pemimpin yang dipilih bukan hanya sekedar setingan untuk mengamankan kepentingan pihak-pihak tertentu. Pemimpin yang terpilih pun bukan hanya sekedar orang yang disukai atau orang yang senang menyenangkan atasan, namun dingin terhadap rekan kerja karena ambisius. Jika pemimpin yang dipilih sudah merupakan setingan pihak tertentu maka dalam proses memimpinnya akan dipenuhi oleh drama yang dihasilkan karena ketidakpuasan dalam proses pemilihannya.

Yayasan yang menaungi lembaga pendidikan, sudah seharusnya dapat menerima dan menentukan calon pemimpin lembaga berdasarkan penilaian dan uji kelayakan yang instrumennya bisa dirumuskan secara bersama. Jika hal ini dilakukan maka lembaga pendidikan akan berkembang pesat dan pemimpin yang dihasilkan melalui proses yang baik akan dengan senang hati melaksanakan kewajibannya tanpa beban, selain itu pemimpin tersebut akan dengan bebas melakukan pembenahan terhadap lembaga pendidikan. 

Membuat proses perekrutan yang profesional akan memperkecil permasalahan dikemudian hari. Sudah seharusnya sebuah yayasan membenahi dan memperkuat sistem kaderisasi terkait pemimpin dalam sebuah lembaga, karena keberlangsungan sebuah lembaga akan sangat ditentukan oleh sosok pemimpin yang memiliki kemampuan leadership yang baik, tidak mudah terprovokasi dan tidak baperan. Tipe pemimpin yang ideal dalam memimpin sebuah lembaga diantaranya adalah:

  • memilih individu yang selalu mau belajar dan mau meningkatkan kapabilitas dirinya sendiri
  • selalu memprioritaskan para stakeholder tanpa membeda-bedakan latar belakangnya
  • selalu memberikan pelayanan prima bagi seluruh stakeholder
  • bersedia melakukan komunikasi dua arah dan tidak bersikap defensif
  • mampu berpikir secara fleksibel dan tidak kaku
  • mampu mencari solusi dari setiap permasalahan yang dialami oleh seluruh stakeholder
  • mampu menata emosi dan mengatur sikap sebagai pemangku kepentingan di dalam lembaga
  • mampu berperan sebagai pendengar yang baik
  • bersedia memimpin di depan, mendampingi sebagai fasilitator dan mampu memotivasi bagi orang-orang yang dipimpinnya
  • memiliki kecerdasan emosi yang baik
  • mampu berkomunikasi dengan berbagai golongan yang ada dalam lembaga

semoga tulisan ini dapat memberikan pencerahan dan bermanfaat, sehingga lembaga pendidikan di Indonesia mampu menghasilkan kualitas pemimpin yang dapat membawa perubahan menuju "Indonesia Emas 2045"

Jakarta, 8 Agustus 2023

Tresi Tiara

Just Ordinary Teacher 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun