Di lorong-lorong penyesalan, aku menemukan diri, Dalam bayangmu, warna kecewa pun disampaikan dengan lembut. Kisah kita terjalin, namun rupanya terluka, Harapku sirna, luka ini, sebuah pelajaran yang tulus
Bingkai wajahmu, kini dilukis oleh kesalahan, Warna-warna indah berubah menjadi gelap. Tak pernah kusadari betapa berharganya saat itu, Sekarang, hanya kenangan yang tersisa di hatiku
Dalam bisikan malam, saya berbicara pada bintang, Mengungkapkan penyesalan, mencari pengertian. Dia yang kucintai, yang kulewatkan dengan lalai, Doa dan puisi menyesalku, melayang tak berujung.......Â
Semoga di saat yang akan datang, hatimu bahagia, Meski aku tak lagi dapat menjadi bagian dari kisahnya. Puisi ini, sebagai pernyataan, pengakuan, aku menyesal, dan harapnya, kau menemukan kebahagiaan......Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H