Mohon tunggu...
TrendingNews
TrendingNews Mohon Tunggu... Editor - Content Creator

TrendingNews adalah inspirasi berbasis perkembangan kekinian di jagat maya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anas Urbaningrum Bebas, Gede Pasek Ungkit Pidato Legendaris SBY di Jeddah

14 April 2023   21:54 Diperbarui: 14 April 2023   21:59 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anas Urbaningrum bebas dan banyak bersuara sejak hari pertama, Gede Pasek Suardika ikutan ungkit pidato SBY dari Jeddah yang disebut-sebut legendaris. Pidato apa itu?


TERNDINGNEWS - Anas Urbaningrum tancap gas sejak menit pertama bebas. Di hari pertama dia menghirup udara bebas, banyak soal-soal masa lampau kala bersama Partai Demokrat ia ungkit.

Tak mau kalah, Gede Pasek Suardika pun ikutan, dalam kapasitasnya sebagai pemegang tampuk Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).

Sebagaimana diberitakan Tribun Jabar, Gede Pasek bernarasi dengan arah yang jelas. Dia menyinggung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai penyebab Anas Urbaningrum merasai penjara.

Gede Pasek Suardika bahkan memberi penegasan bahwa Anas Urbaningrum (sebenarnya) tidak berurusan dengan Partai Demokrat. Begitu juga sang Ketua Umum, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Jadi, masih menurut Gede Pasek, Anas Urbaningrum hanya berurusan dengan sang Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pasek menyebut rangkaian tiga peristiwa yang saling terkait, yaitu pidato SBY di Jeddah, disusul ke sprindik KPK yang bocor ke Istana, dan berlanjut penonaktifan Anas.

Mengapa pidato SBY di Jeddah dianggap legendaris? Mengapa pidato itu dianggap spesial oleh Anas? Memangnya Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu masih menjabat sebagai presiden berpidato apa? Mari kita ulik bersama.

"Pasti ingat ada pidato politik dan hukum Pak SBY yang sangat monumental dari Jeddah," ungkap Anas Urbaningrum saat memberikan keterangan pers di kediamanya Duren Sawit, Jakarta Timur (10/1/2014).

"Dari Tanah Yang Mulia, beliau meminta kepada KPK untuk segera mengambil kesimpulan yang konklusif. Kalau salah ya salah, kalau tidak salah ya saya ingin tahu kenapa tidak salah. Kira-kira begitu lah," kata Anas sebagaimana ditulis Kontan.

Ketika itu Susilo Bambang Yudhoyono yang sekaligus adalah Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat menunaikan ibadah umrah usai kunjungan kenegaraan. SBY memanjatkan doa khusus, meminta petunjuk atas kisruh yang terjadi di partainya.

SBY memohon petunjuk Allah agar dituntun dalam mengambil keputusan yang baik untuk Partai Demokrat. "Nanti tentu benar-benar rasional. Semua itu bisa terlaksana setelah mendapat ridho dari Allah," ujar Yudhoyono di Jeddah, Senin (4/1/2013).

Selanjutnya, inilah yang terjadi. Presiden juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar segera menyelesaikan kasus korupsi secara konklusif.

"Apa yang dilakukan oleh sejumlah kader Demokrat itu, kalau salah ya kami terima memang salah. Kalau tidak salah maka kami juga ingin tahu kalau itu tidak salah," kata SBY.

"Termasuk Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbanigrum, yang juga diperiksa dan dicitrakan publik secara luas di tanah air sebagai bersalah atau terlibat dalam korupsi," tambahnya.

Terkait pernyataan SBY tersebut, menurut Anas Urbanigrum, tidak pernah ada pernyataan SBY yang sefenomenal itu terkait kasus hukum.

"Yang saya tahu, belum pernah Pak SBY bikin statement hal yang sama kepada kasus-kasus yang lain. Tentu itu bermakna spesial buat saya. Karena waktu itu beliau adalah Ketua Dewan pembina, Majelis Tinggi, Dewan kehormatan," katanya.

Itulah masa lalu yang ngeri-ngeri sedap pada hari-hari ini. Kita nantikan narasi-narasi panas lainnya yang akan beredar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun