Ketika itu Susilo Bambang Yudhoyono yang sekaligus adalah Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat menunaikan ibadah umrah usai kunjungan kenegaraan. SBY memanjatkan doa khusus, meminta petunjuk atas kisruh yang terjadi di partainya.
SBY memohon petunjuk Allah agar dituntun dalam mengambil keputusan yang baik untuk Partai Demokrat. "Nanti tentu benar-benar rasional. Semua itu bisa terlaksana setelah mendapat ridho dari Allah," ujar Yudhoyono di Jeddah, Senin (4/1/2013).
Selanjutnya, inilah yang terjadi. Presiden juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar segera menyelesaikan kasus korupsi secara konklusif.
"Apa yang dilakukan oleh sejumlah kader Demokrat itu, kalau salah ya kami terima memang salah. Kalau tidak salah maka kami juga ingin tahu kalau itu tidak salah," kata SBY.
"Termasuk Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbanigrum, yang juga diperiksa dan dicitrakan publik secara luas di tanah air sebagai bersalah atau terlibat dalam korupsi," tambahnya.
Terkait pernyataan SBY tersebut, menurut Anas Urbanigrum, tidak pernah ada pernyataan SBY yang sefenomenal itu terkait kasus hukum.
"Yang saya tahu, belum pernah Pak SBY bikin statement hal yang sama kepada kasus-kasus yang lain. Tentu itu bermakna spesial buat saya. Karena waktu itu beliau adalah Ketua Dewan pembina, Majelis Tinggi, Dewan kehormatan," katanya.
Itulah masa lalu yang ngeri-ngeri sedap pada hari-hari ini. Kita nantikan narasi-narasi panas lainnya yang akan beredar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H