Mohon tunggu...
TRECYA CHRISANTHA
TRECYA CHRISANTHA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Komputer Indonesia

suka traveling, dan hiking

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Bersakit-sakit Dahulu Berenang Mengejar Mimpi di Negeri Gingseng Kemudian

2 Desember 2024   16:56 Diperbarui: 2 Desember 2024   17:17 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oktavia Nurul Azqi, akrab dipanggil "Azqi" oleh keluarga dan teman temannya, Azqi lahir pada tanggal 18 Oktober 1999 tepat nya di Cilacap sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Perempuan muda asal Cilacap ini telah melalui perjalanan hidup yang penuh liku untuk mewujudkan impian dan cita-citanya. Lahir dan besar di keluarga sederhana, Azqi kini berusia 25 tahun dan telah berhasil meraih posisi prestisius di sebuah perusahaan di Korea Selatan. Selain itu, ia juga menjalani pendidikan S2 dengan beasiswa di salah satu universitas ternama di negeri tersebut. Namun, semua keberhasilan itu tidak dicapai dengan mudah. Perjalanannya merupakan cerita penuh perjuangan, dedikasi, dan pengorbanan yang menginspirasi banyak orang.

Latar Belakang: Oktavia Nurul Azqi

Azqi adalah anak kedua dari dua bersaudara, azqi mempunyai seorang kakak laki laki yang berjarak lima tahun lebih tua dari azqi. Sejak usia tiga tahun hidup azqi mulai berbeda dengan teman teman sebaya lainnya Dimana ayah dan ibu nya diharuskan untuk bekerja di luar kota, sehingga azqi tinggal bersama nenek dari pihak ibunya yang terletak sekitar dua jam perjalanan dari rumah orangtua nya azqi. Meskipun masih berada dalam satu kota yang samaj arak dari rumah orangtua azqi dan rumah nenek terbilang cukup jauh hingga memakan waktu dua jam lamanya, sehingga hal itu membuat azqi tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih saying dari nenek nya tetapi dalam hati kecil azqi dia juga sangat merindukan kasih saying kedua orangtua nya.

Hari hari azqi bersama nenek nya dibatasi oleh kurangnya finansial keluarganya sehingga membuat azqi tidak bisa mengikuti Pendidikan di taman kanak kanak (TK) maka dari itu di usia lima tahun azqi langsung mendaftar kan diri di Madrasah Ibtidaiyah (MI) untuk memulai Pendidikan dasar. Meskipun azqi tidak mempunyai pengalaman di TK azqi berkata dia sangat beruntung dikarenakan nenek nya sangat peduli terhadap Pendidikan azqi dan selalu mengajarkan azqi untuk rajin belajar.

Pada usia sembilan tahun, azqi Kembali tinggal bersama ayahnya di cilacap, tetapi hanya dengan ayahnya karena pada saat itu kondisi kedua orangtua nya sudah berbeda dan azqi harus beradaptasi bahwa ibu dan ayah nya tidak bersama lagi, pada saat itu azqi masih terlalu kecil untuk menyadari bahwa orangtua nya sudah berpisah, namun sisi baik nya hal itu membuat azqi belajar untuk mandiri sejak dini.

Perubahan besar terjadi lagi ketika azqi memasuki Tingkat SMP, Azqi berhasil untuk masuk ke sekolah favorit di kota nya pada saat itu berkat hasil ujian nasional (UN)  matematika nya yang sempurna, keberhasilan ini memberikan azqi rasa percaya diri yang besar dan mendorong azqi untuk terus berusaha menjadi yang lebih baik, tidak hanya itu azqi juga berhasil memasuki SMA terbaik di kota nya, setelah meraih nilai tertinggi dalam ujian nasional Bahasa inggris di SMP.

Meskipun azqi memiliki prestasi yang cukup baik di SD dan SMP, kehidupan nya di SMA sedikit berbeda, Azqi merasa semakin terpisah dari kakak nya yang memilih untuk bekerja di luar negeri pada saat ia duduk di kelas 2 SMA, sejak saat itu azqi tinggal sendirian di rumah orangtua nya. Di SMA, azqi merasa jauh dari teman teman nya karena pola piker dan kepribadian nya yang cenderung lebih introvert dan berbeda dari yang lainnya. Pada saat itu azqi sempat kehilangan arah sampai titik terendah nya azqi pernah merasakan berada di urutan perigkat 32 dari 40 siswa yang ada di kelasnya, namun meski tak memiliki prestasi yang mencolok, azqi harus tetap berusaha untuk menjaga nilai dan focus pada Pendidikan nya.

Selama bersekolah azqi belajar untuk mandiri, ia di tuntut untuk mengatur kebutuhan hidup nya sehari hari termasuk makan, pada saat itu ada sebuah warung di dekat rumahnya yang memungkinkan azqi untuk memilih lauk makan yang ia inginkan, lalu nanti pemilik warung tersebut akan mencatat semua pengeluaran yang ia keluarkan untuk makan nya sehari hari dan pada akhir bulan ayah nya akan mengirimkan uang kepada pemilik warung. Pada saat azqi menempuh Pendidikan nya pada saat itu, azqi diberikan kartu kredit atau yang biasa disebut ATM sendiri yang berisi kiriman uang dari orangtua dan juga kakak nya. Selama delapan tahun lamanya tanpa pengawasan langsung dari orangtua azqi benar benar tinggal sendirian di rumah nya dan meskipun seperti itu azqi tidak pernah terjerumus ke dalam pergaulan yang buruk, azqi selalu menekankan prinsip nya bahwa tujuan nya adalah lulus sekolah dengan baik dan dapat keluar dari rumah untuk memulai kehidupan yang lebih baik. Azqi juga berkata ia mempunyai satu lagu favorit nya sampai saat ini yang sangat mencerminkan perjalanan hidup nya saat itu, yang berjudul "Inner Child" yang di nyanyikan oleh Taehyung (V) dari boyband BTS, dan lirik favorit nya yaitu "Diriku di saat itu kau tak percaya adanya galaksi, tapi sekarang kita begitu banyak tertawa, tak apa (diriku di masa kecil), karena diriku sekarang pun baik baik saja". Lagu ini mempunyai arti yaitu dari seorang anak kecil yang penuh keraguan dan ketidakpastian, hingga menjadi seorang wanita yang kini bisa tertawa dan merasa baik baik saja dengan segala perjalanan hidup nya, meskipun penuh tantangan hal itu telah membentuk ia menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih bijaksana dan kini ia belajar untuk terus maju dengan segala dukungan yang ia terima dari keluarga nya dan semangat utuk mencapai Impian nya.

Awal Mula: Pilihan Berat yang Membuka Peluang

Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, Azqi mendapatkan kabar menggembirakan ia diterima di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan jurusan Ilmu Komunikasi. Namun, euforia itu tidak berlangsung lama. Jurusan baru yang diminati banyak orang tersebut menetapkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp30 juta per semester, jumlah yang jauh di luar kemampuan finansial keluarganya. Azqi harus mengambil keputusan sulit. Dengan berat hati, ia melepaskan kesempatan itu. Namun, seperti yang sering dikatakan, ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun