Tulung, Klaten, (12/7) -- Mahasiswa KKN UNNES GIAT 9 sukses melaksanakan acara pelatihan Shibori kepada Ibu-Ibu PKK Desa Bono.Â
Â
Teknik Shibori telah lama dikenal sebagai salah satu bentuk seni tekstil yang kaya akan sejarah dan filosofi. Dalam pelatihan ini, para ibu-ibu anggota PKK diajak untuk mengeksplorasi berbagai teknik Shibori, seperti Arashi, Itajime, dan Kumo, yang masing-masing menghasilkan pola yang berbeda dan menawan. Arashi, yang sering disebut sebagai "pola badai," melibatkan penggulungan kain pada batang dan pengikatan sebelum pewarnaan, menghasilkan garis-garis yang dinamis. Itajime menggunakan papan atau objek datar untuk menciptakan pola geometris melalui teknik pengikatan. Sementara itu, Kumo, yang berarti "awan," menghasilkan pola lingkaran yang lembut dan organik melalui teknik pengikatan yang ketat di beberapa titik.
Chatarina Sutra Kharmellya mahasiwa UNNES jurusan tata busana yang memiliki pengalaman dalam seni Shibori, membimbing peserta pelatihan secara langsung dalam setiap langkah proses. Dari memilih kain yang tepat, menyiapkan pewarna kain, hingga teknik pengikatan yang benar, semua diajarkan dengan detail dan cermat. Peserta tidak hanya belajar teori di balik setiap teknik, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk langsung mempraktikkannya, menciptakan karya mereka sendiri.
Pelatihan ini dirancang untuk lebih dari sekadar memberikan pengalaman artistik; tujuan utamanya adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan baru kepada warga desa yang bisa menjadi landasan untuk mengembangkan usaha kreatif di masa depan. Dalam dunia yang semakin menghargai produk handmade dan bernilai seni, keterampilan Shibori memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi produk bernilai tinggi seperti pakaian, aksesori, dan dekorasi rumah.
Penanggung Jawab Pelatihan Shibori, Chatarina Sutra Kharmellya menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan alternatif keterampilan kreatif kepada masyarakat yang dapat dikembangkan menjadi usaha kreatif. "kami merasa senang dengan antusiasme yang terpancar dari para peserta. Mereka terlihat sangat bersemangat untuk mengenal dan belajar teknik baru dalam pewarnaan shibori ini dan senang bisa menciptakan sesuatu dengan tangan mereka sendiri. Pesan yang bisa diambil dari pelatihan pewarnaan shibori ini adalah pentingnya kegiatan kreatif sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan dan memperluas wawasan. Selain itu, kolaborasi antara komunitas seperti ibu-ibu posyandu dapat mempererat hubungan sosial dan memberikan kesempatan untuk saling belajar dan bertukar pengalaman sebagai wanita agen pancasila. " ujarnya.
Dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh, diharapkan warga desa tidak hanya dapat mempraktikkan Shibori sebagai hobi, tetapi juga mempertimbangkan untuk menjadikannya sebagai sumber pendapatan tambahan. Kegiatan ini, selain melestarikan seni tradisional, juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi lokal.
Dalam kesempatannya Ibu Indarsih selaku Ketua PKK Desa Bono menyampaikan rasa bangga atas berhasilnya acara Shibori tersebut "Terima kasih sekali kerjasamanya adik-adik KKN sudah memberikan ilmu untuk kegiatan Shibori di pagi hari ini, Ibu-Ibu PKK sangat senang sekali atas Ilmunya dan semoga bisa bermanfaat kedepannya dan bisa dipraktekkan di wilayahnya masing-masing. Tuturnya sembari menutup acara kegiatan Shibori Jumat, (12/7/2024).
Diakhir kesempatannya Ibu Indarsih dan anggota PKK menyampaikan apresiasi atas upaya-upaya dari TIM KKN UNNES GIAT 9 yang telah berupaya dalam memberikan ilmu baru dan pengabdian kepada masyarakat Desa Bono.