Mohon tunggu...
Just Travelova
Just Travelova Mohon Tunggu... -

We are travellers who love traveling! We are TRAVELOVA! Just visit our blog at justtravelova.blogspot.com @just_travelova

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Museum Sejarah Jakarta, Wisata Edukasi Pintar!

7 Desember 2014   05:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:52 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_381082" align="aligncenter" width="640" caption="Kompleks Museum Fatahillah Jakarta | Photo courtesy of Travelova"][/caption]

[caption id="attachment_381083" align="aligncenter" width="640" caption="Sudut Museum Sejarah Jakarta | Photo courtesy of Travelova"]

1417880741204267176
1417880741204267176
[/caption]

Museum Sejarah Jakarta bukan hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan, merawat dan memamerkan benda-benda bernilai historis, tetapi sekaligus sebagai saksi dinamika sejarah bangsa mulai dari masa prasejarah hingga bertransformasi menjadi Batavia, lalu Jakarta. Museum Sejarah Jakarta juga dikenal dengan nama Museum Batavia, dan adapula yang menyebutnya Museum Fatahillah karena lokasinya berada di Jl. Taman Fatahillah sarat dengan nilai budaya dan sejarah yang tinggi.

[caption id="attachment_381085" align="aligncenter" width="640" caption="Koleksi perabot antik museum | Photo courtesy of Travelova"]

14178808421984143605
14178808421984143605
[/caption]

[caption id="attachment_381086" align="aligncenter" width="640" caption="Koleksi furniture peninggalan bersejarah | Photo courtesy of Travelova"]

14178808981535608090
14178808981535608090
[/caption]

Di museum tersebut terdapat berbagai peninggalan berharga masa prasejarah, replika peninggalan masa pemerintahan kerajaan Tarumanegara dan Padjajaran, hingga periode Batavia. Benda-benda bersejarah tentang Jakarta dari sejak zaman dulu hingga kini lengkap terdapat di museum ini, termasuk diantaranya koleksi  benda yang merupakan budaya Betawi serta koleksi berbagai meubel antik bergaya orisinil Nusantara dan khas gaya Eropa dan China abad 17 hingga abad 19.Koleksi bersejarah ditempat ini berjumlah sekitar 500an dan usianya beragam. Diantara koleksi tersebut yang tertua adalah benda prasejarah yang berusia mencapai 1500 tahun, seperti kapak batu, beliung persegi dan kendi gerabah.

[caption id="attachment_381087" align="aligncenter" width="430" caption="Koleksi Patung Hermes | Photo courtesy of Traveloa"]

1417881173714366128
1417881173714366128
[/caption]

Beberapa koleksi warisan Museum Old Batavia atau Batavia Lama, yang berasal dari abad 18 hingga abad 19, antara lain meja, kursi, lemari arsip, tempat tidur serta senjata telah dipindahkan ke Museum Sejarah Jakarta. Koleksi menarik lainnya adalah Meriam Si Jagur, Patung Hermes dan koleksi lukisan para Gubernur Jenderal masa pemerintahan kolonial Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), disamping prasasti dan perlengkapan masa prasejarah.

Bangunan yang sekarang dijadikan sebagai museum ini, pada zaman VOC merupakan Balai Kota atau Stadhuis dan difungsikan pula sebagai Dewan Pengadilan (Raad van Justitie), menangani perkara pidana dan perdata di Batavia. Terdakwa untuk perkara yang akan diadili harus mendekam dipenjara bawah tanah dengan kaki terikat rantai. Yang terbukti memberontak atau melawan pemerintah kolonial Belanda, salah satu hukumannya adalah digantung didepan Balai Kota.



Gedung tersebut mulai dibangun tahun 1707 dan diresmikan pada tanggal 10 Juli 1710 oleh Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck. Arsitektur Museum Sejarah Jakarta menyerupai Balai Kota Lama di Amsterdam yang sekarang menjadi Istana Dam. Sebagaimana lazimnya Balai Kota di Eropa yang dilengkapi lapangan, Stadhuis di Batavia ini juga memiliki lapangan yang disebut Stadhuisplein.



Museum ini terdiri atas bangunan utama dengan sayap timur dan barat, serta bangunan sanding untuk kantor, ruang pengadilan dan ruang bawah tanah untuk penjara. Bergaya barok klasik abad 17, bangunan museum tiga lantai seluas lebih dari 1300m persegi itu masih tampak kokoh, bercat kuning tanah, dengan kusen pintu dan jendela kayu jati bercat hijau tua.

Diatap utama terdapat penunjuk arah mata angin. Tahun 1925-1952 Stadhuis ini sempat digunakan sebagai Kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dan diantaranya pada tahun 1942-1945 digunakan sebagai Kantor Pengumpulan Logistik Kempetai Dai Nippon atau Angkatan Laut Jepang. Kemudian tahun 1964-1972 bangunan yang merupakan karya arsitek W.J. Van de Velde ini dimanfaatkan sebagai Markas TNI, lalu berganti menjadi Markas Komando Distrik Militer atau Kodim 0503 Jakarta Barat. Lalu pada tahun 1972 bangunan tersebut diserahkan ke Pemda DKI Jakarta dan dipugar setahun kemudian.



Gedung tersebut akhirnya ditetapkan sebagai Museum Sejarah Jakarta dan diresmikan pada tanggal 30 Maret 1974 oleh Gubernur Ali Sadikin dan dilestarikan hingga sekarang. Mau pintar? Ke Museum Sejarah Jakarta yiuk? [trv|as]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun