Saya selalu punya keyakinan bahwa bangsa kita akan semakin cerdas jika pelayanan publiknya semakin baik. Contohnya saja sejak commuter line PT KAI menggunakan sistem pembayaran dengan kartu elektronik dan gerbang tap in, para penumpangnya diajarkan cara mengantri dan membayar yang baru. Semua jadi lebih teratur dan tertib.
Meskipun ini masih di tahap awal saja.
Di Jerman bahkan sudah tidak ada lagi gerbang tap in untuk mengakses kereta, tapi setiap orang pasti membeli tiket kereta (baik harian, satu trip perjalanan ataupun bulanan). Dan gilanya lagi, meski petugas pencek tiket kereta akan mencek tiket secara random/acak, tapi tetap sebagian besar orang di sana taat membeli karcis kereta.
Sehingga sebenarnya kemungkinan untuk tertangkap karena tidak beli tiket kecil sekali, 1: 500, tapi begitu tertangkap tidak punya tiket, siap siap kena denda yang sangat besar (sekitar 40 euro di Berlin pada tahun 2015). Jadi, kira kira terbayanglah bagaimana jika setiap jenis pelayanan publik di Indonesia dikelola dengan profesional, maka masyarakatnya pasti akan lebih baik lagi kualitasnya.
Contoh lainnya adalah bank (meskipun tidak tergolong pelayanan publik murni) yang selalu punya terobosan untuk memudahkan penggunanya lewat bermacam macam feature: internet banking, pembukaan deposito secara online, mobile banking, emoney, dll. Saya percaya, seorang anak yang sejak kecil sudah dibawa ke bank dikenalkan dengan berbagai hal di sana, misalnya bicara dengan customer care officer, buka tabungan, bayar tagihan, dll, maka mereka akan menjadi anak yang lebih cerdas dan percaya diri.
Jadi, sebagai warga negara yang baik, marilah kita terus menuntut pelayanan publik yang lebih baik, termasuk juga dengan memberikan solusi solusi yang membangun untuk pemerintah kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H