Vandalism pada APK dianggap sebagai ekspresi biasa. Teriak dan naik kursi di ruang debat calon wali kota dan wakil merupakan bentuk dukungan bahkan acungan jari tengah serupa salam silaturahmi. Sebenarnya ketika yang mengemuka dalam proses demokrasi ini adalah hal-hal di luar kepatutan, maka hal ini sudah mencederai akal sehat dan jauh dari kemartabatan.
Masyarakat harus disadarkan bahwa Stockholm Syndrome dengan segala macam turunannya bukanlah sesuatu yang membanggakan. Apalagi ketika dengan sadar membelakangi kebenaran yaitu sebuah tindakan yang mengacu pada tindakan membela atau membenarkan tindakan yang salah. Â
Dengan tidak mendukung ikatan emosional antara korban dan pelaku setidaknya "penyakit" ini tidak berkembang dan cenderung baik-baik saja.
Pun begitu proses menuju demokrasi yang sehat adalah keniscayaan, ketika kondisi Stockholm Syndrome beserta turunannya ini tidak diberi ruang atau kesempatan untuk berkembang. Â
Jika hal ini diabaikan bukan tak mungkin kesakitan akan selalu muncul di setiap pilkada. Dan kampanye damai, santun dan optimisme tentang demokrasi adalah kesiaan belaka.(John Doe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H