Celeng benar-benar bagai babi hutan yang buta. Gara-gara Priti, pacarnya yang mulai gak seksi dan menunjukan performa yang tak begitu menyenangkan belakangan ini. Dulu emang Priti anggun dan memesona, leher jenjangnya seperti kupu-kupu bersayap pelangi, dadanya yang membusung itu seperti alunan keindahan Gunung Gilead dan rambut yang ikal panjang serupa kibasan selendang bidadari lembut dan memabukkan. Â
CHARLES yang biasa dipanggilAh, Celeng saat itu seperti Jayaprana yang PDKT penuh perjuangan terhadap Layonsari. Celeng mirip Wiroguna yang kesengsem kelembutan Mendut. Bahkan Celeng anggap dirinya Romeo yang rela mati demi Juliet. Croot.
Cinta Celeng memang sepenuh hati kayak heroisme, harga mati, ia rela berkorban apapun demi Priti yang jelita. Celeng mampu berjalan 1.000 mil hanya untuk bertemu dengan Priti si pujaan hati, siap menyeberangi samudra untuk menjemput kemolekan sang pujaan.
Saat itu Priti adalah soulmate Celeng yang jelas tak tergantikan sampai sekarang, bahkan di paha kanan dan lengan kiri Celeng ada tato 'Celeng Love Priti Forever'. Â Saking dalam cintanya kepada Priti, Celeng sampai membikin fan page Priti Forever dengan simbol gambar jantung hati berwarna biru ditusuk sama betonizer, sebagai simbol kekuatan cinta yang bisa nembus apa saja, menjelajah sampai batas dimensi tak terhingga.
Celeng juga membuat kaos, pin, bandana, hingga sempak berwarna biru, tentu lengkap dengan gambar atau simbol love tertancap betonizer sebagai alat ekspresi untuk dukungan ketika Priti sedang melakukan kegiatan apa saja. Dan hasilnya Celeng juga mendapat keuntungan dengan banyaknya dukungan untuk sama-sama memuja Priti sebagai ratu dari utara.
Priti bukannya tidak membalas cinta Celeng. Priti justru sangat menyukai Celeng dengan semua kegilaan mencintainya. Â Bagi Priti, Celeng adalah kesetiaan itu sendiri, tak akan tergantikan. Â
Namun Priti bukanlah gadis yang tanpa persoalan, justru ia sangat bangga dengan keberadaan Celeng yang selalu teriak-teriak untuk mendukungnya, meskipun Priti kadang juga was-was ketika Celeng menunjukkan cintanya secara brutal, dan jika tak terkontrol justru akan merugikan Priti.
Kadang Priti khawatir cinta buta bisa mengakibatkan hal-hal di luar dugaan yang tidak diinginkan. Cinta seharusnya membebaskan, love shall set you free, begitulah yang dipahami Priti tentang cinta. Â
Cinta itu mendewasa, apapun yang terjadi yang namanya soulmate itu tak pernah mengerti tentang untung rugi. Karena jika cinta sudah kenal untung rugi maka tak lebih dari sebuah transaksi remeh temeh.  Apalgi ketika mulai berhitung dengan pengorbanan-pengorbanan, menghitung angka-angka yang bersliweran dalam mahligai sebuah cinta. Jadi bullshit kan? Cinta kok jadi gini? Â
Celakanya ketika Priti gagal dalam bersolek, dan seperti berlimpah kadaluarsa dalam dirinya, dengan serta merta Celeng murka. Â Ia menyalahkan keberadaan Priti dan seluruh orang yang memang bertugas untuk mendandaninya. Â
Mungkin make up-nya terlalu tipis, atau malah tidak berbedak, dan belum dalam performa yang menjanjikan. Celeng melakukan kritik tajam terhadap Priti. Ia menerima dengan lapang dada jika dikritik sepedas apapun, ia tak segan untuk mengajak Celeng berdiskusi tentang kekurangan dirinya. Hingga hubungan mereka masih bisa ditoleransi seperti pasangan yang putus nyambung. Â
Celakanya akhir-akhir ini Celeng seperti berubah dalam mencintainya, barangkali karena bujukan syaiton, Celeng seperti tak mengenal dirinya lagi. Ya, akhir-akhir ini Priti sedang dalam posisi yang tidak menyenangkan, dalam keadaan terpuruk ia berharap Celeng tidak ikut menambah runyam, namun justru menambah ambyar. Â
Priti sendiri heran kenapa harus hari ini, di saat Priti sedang mengikuti kontestasi kecantikan yang butuh dukungan. Kenapa tidak dari dulu, toh tidak hanya hari ini saja Priti mengalami kemunduran? Apa karena Celeng udah punya yang lain? ah sudahlah, ia terima kritikan. Kritikan?
Kritik itu adalah respons berupa penilaian objektif dan seimbang mengenai suatu hal, disampaikan dalam menanggapi atas kejadian, apapun itu. Â Kritik juga mempunyai definisi kecaman atau tanggapan yang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Juga disampaikan dengan argument bukan sentiment. Â
Priti sendiri heran dengan apa yang terjadi, tiba-tiba saja Celeng menyeruduk begitu saja, seolah mendadak benci. Hal itulah yang menyebabkan Celeng seperti tak lagi mempunyai akal sehat untuk menyampaikan kritikan. Bagi Priti ia memaafkan saja ketika kebodohan sedang dipertontonkan oleh Celeng. Â
Dan terkadang kebodohan layak diberi hukuman karena salah satu sifat kebodohan adalah menghancurkan.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H