Mohon tunggu...
Agus B Suwardono
Agus B Suwardono Mohon Tunggu... Sales - Mahasiswa tingkat akhir di Perguruan Tinggi Swasta di Kota Semarang

Hobi membaca, menulis, memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hakuna Matata

25 September 2024   08:32 Diperbarui: 26 September 2024   16:04 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HAKUNA MATATA adalah sebuah frasa dalam Bahasa Swahili yang berarti "no worries" atau jangan khawatir. Frasa ini muncul pada tahun 1980 ketika grup band THEM MUSHROOM dari Kenya mengedarkan sebuah lagu yang menjadi hit dunia saat itu berjudul "Jambo Bwana" yang bermakna "halo, Pak".  

Frasa Hakuna Matata semakin popular ketika dijadikan salah satu soundtrack film Lion King (1994), yang digubah oleh Elton John dan meraih penghargaan Oscar tahun 1995 untuk lagu terbaik, dan American Film Institute mengamini juga dengan menyatakan sebagai lagu terbaik peringkat 99 dalam sejarah perfilman dunia.

Setiap orang yang pernah mendengar lagu ini tentu akan terjebak dalam kegembiraan yang sangat natural. Melepas beban dan kepenatan dengan riang gembira, menghadapi persoalan dengan semangat no worries, everything will be ok.  Gilanya lagu ini, diaransemen memakai musik apapun akan terdengar sangat menggembirakan. Memahami bahwa sesuatu yang mudah itu tadinya sulit. Dan filosofi Hakuna Matata menempel erat pada setiap kehidupan.

Timon (meerkat, hewan penggali sejenis luwak) dan Pumbaa (babi hutan) adalah sahabat Simba, seekor singa calon pewaris Pride Lands of Tanzania. Mereka dua binatang "mentor" politik Simba untuk menagih tahta Pride Lands yang diambil paksa oleh Scar, paman Simba sendiri yang sudah menggulingkan kekuasaa Mufasa, ayah Simba.

Dibantu Shenzi (hyena), Scar dengan cara licik membunuh Mufasa dan menuduhkan semua kemalangan itu kepada Simba. Simba yang masih kecil merasa bersalah dan tak bisa mengelak tuduhan bahwa ia yang telah membunuh ayahnya sendiri.

Dalam pelariannya Simba berjumpa dengan Timon dan Pumbaa yang mengajari makna kehidupan dengan cara yang asyik. Hakuna Matata!  Dua frasa ajaib inilah yang mempengaruhi Simba, setiap kali sedih Hakuna Matata.

Mau berburu makanan, Hakuna Matata. Merencanakan merebut singgasana Pride Lands, Hakuna Matata! Timoon dan Pumbaa berloncatan riang gembira sambil mengatakan, You know what, kid? These two words will solve all your problems.

Agaknya semangat Hakuna Matata ini entah sengaja atau tidak juga ditularkan oleh pasangan no 2, Yoyok Sukawi dan Joko Santoso (Yoyok-Joss) dalam perhelatan pesta demokrasi Pilwakot Semarang 2024 ini.  

Dengan mengusung frasa "bocahe dewe" segala persoalan bisa dipecahkan dengan semangat paseduluran dan menuju segala sesuatunya lebih Joss.  Dengan menekankan keinginan kolaborasi secara maksimal dengan berbagai pihak, bukan tidak mungkin semua bisa diselesaikan dengan cara elegan dan baik-baik saja.  Bocahe dewe!

Tak perlu ada perpecahan yang tak berarti, dengan "bocahe dewe" akan terjalin pengertian dan pemahaman serta kesepakatan-kesepakatan untuk lebih maju dan bermartabat.

Yoyok-Joss tentu akan menghindari hal-hal tak perlu yang bisa menguras energi dalam kampanye kelak.  Tercantum jelas dalam visi untuk mewujudkan Semarang sebagai kota metropolitan yang maju, bermartabat, dan berkelanjutan, dengan semangat kolaboratif adalah kunci pilihan mereka untuk merangkul dan bekerja sama secara adil dengan siapa saja yang berada dan peduli dengan Kota Semarang.  

Tak ada keraguan, semua terencana dengan rapi dan detail dalam program lima tahun mendatang, Yoyok-Joss akan "bertarung" dengan cara yang elegan dan berkelimpahan empati dan simpati pada masyarakat Semarang.  Hakuna Matata!

Hakuna Matata secara filosofi mungkin kelihatan remeh, seolah terlihat tidak ada upaya untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan, benarkah demikian?  

Bagaimana jika bahwa semua sudah direncanakan dengan matang, dari hal kecil sampai besar sudah disiapkan untuk problem solvingnya?

Bagaimana jika semangat kolaboratif sudah ada sejak mula ketika Yoyok-Joss mendeklarasikan dirinya sebagai pasangan calon wali kota dan wakilnya?  

Bagaimana jika mereka yakin dengan programnya yang akan membuat secepat mungkin Kota Semarang menjadi maju dan bermartabat?

Maka sesulit apapun proses menuju Pilkada serentak ini, Yoyok-Joss selalu akan riang gembira.  Sebab dengan modal berpihak kepada masyarakat yang cukup kuat, mereka akan melangkah dengan pasti. Bocahe dewe.

Dengan izin mengabdi tanpa batas, Yoyok-Joss menularkan semangat kolaboratif untuk kemajuan dan bermartabat Kota Semarang secara maksimal.

Hakuna Matata. Tak ada kekhawatiran! (John Doe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun