Mohon tunggu...
Agus B Suwardono
Agus B Suwardono Mohon Tunggu... Sales - Mahasiswa tingkat akhir di Perguruan Tinggi Swasta di Kota Semarang

Hobi membaca, menulis, memasak

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Membaca Pilwakot Semarang: Menikmati Perjalanan ke Barat

19 Agustus 2024   10:08 Diperbarui: 19 Agustus 2024   10:09 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi Kera Sakti. (AI)

DI tahun 1990an, siapa yang tak kenal dengan serial tentang Biksu Tong Sam Cong dan kera sakti Sun Go Kong. Cerita legendaris perjalanan mencari kitab suci itu begitu dinanti-nanti masyarakat Indonesia. 

Diisi dengan elemen-elemen fantasi perjalanan legendaris Biksu Tong diterjemahkan dalam Bahasa Inggris oleh Arthur Waley tahun 1942 dengan judul Monkey: A folk-tale of China. Perjalanan ke Barat mengambil kitab suci melalui 14 musim panas dingin, menghadapi gangguan lebih dari 80 siluman sebelum akhirnya mencapai tujuan.  

Begitulah yang dengan mudah dicerna adalah kisah fantastis kera sakti Sun Go Kong daripada kisah inspiratif Biksu Tong yang sebenarnya diambil dari karya klasik dinasti Ming bertajuk Xi You Ji, yang bercerita tentang Biksu Tiongkok bernama Xuanzhang (602 -- 664) yang melakukan perjalanan panjang dengan ketabahan dan kebijaksanaan yang luar biasa.  

Dalam kisah fantasi Journey to The West, Biksu Tong ditemani oleh kera sakti Sun go Kong, siluman babi Cu Pat Kai, dan siluman air Sha Wujing. Mereka dengan semangat membara mencari kitab suci, namun sudah tertemukankan kitab sucinya? Sudahkah Biksu Tong selesai dengan perjalanannya? Atau bagaimana?

Tak peduli ending ceritanya, harus diakui kisah Biksu Tong ini sudah menginspirasi banyak hal dalam kehidupan. Bahkan dalam marketing, tokoh Sun Go Kong digambarkan sebagai karyawan atau talenta yang liar, berpotensi meski susah diatur, namun selalu mencapai gol tertinggi. 

Cu Pat Kai digambarkan sebagai karyawan yang bermulut manis dan ceriwis dalam mencapai target, Sha Wujing digambarkan sebagai dedikasi tak berkesudahan, loyalitas tanpa akhir. Tong Sam Cong sebagai pengendali seluruh sistem kerja dan karakter dari pekerja yang ada dalam tim marketing.

Tong Sam Cong adalah pemimpin atas bermacam karakter murid-murid yang menyertainya selama perjalanan ke barat. Ia tak hebat dalam bela diri atau kemampuan lain, namun mempunyai katabahan tak terukur, tegas dengan tujuan sucinya, tak pernah menyelewengkankan kekuasaan, dan meluruskan seluruh jalannya dengan perilaku yang baik.

Tak pernah sedikit pun dia melenceng dari aturan, ketika dia bersalah tak segan ia meminta maaf pada murid-muridnya. Meski dalam kisah fantasi itu Biksu Tong tak punya kesaktian apa-apa, toh ia sanggup menjalani penderitaan demi penderitaan dengan kuat.

Jika ingin berjalan cepat berjalanlah sendiri, namun jika ingin berjalan jauh berjalanlah bersama, begitu ungkap Biksu Tong, ketika mendapati Cu Pat Kai sudah tergoda dengan siluman Rase Putih yang berparas cantik, dan berniat menghentikan perjalanan ke Barat.

Cu Pat Kai berasumsi bahwa dengan si cantik ia akan lebih cepat dan mudah mendapati kitab suci. Pun juga Sun Go Kong, yang diiming-imingi menjadi raja di kerajaan Siluman Kerbau yang sudah dikalahkan.  Dengan menaklukan seluruh kerajaan Siluman Kerbau, Go Kong beranggapan bahwa perjalanan mencari kitab suci akan berlalu dengan gampang.

Biksu Tong tentu tidak memaksakan kehendaknya, ia membiarkan muridnya bebas untuk memilih sebagai proses demokrasi. Sebab demokrasi bukan hanya hak untuk memilih, hak untuk hidup bermartabat juga. Dan Biksu Tong pergi meninggalkan muridnya, ia berjalan dengan prinsip tujuannya yang kuat. Tak ada sedikit pun untuk melenceng dari tujuan semula, ada muridnya atau tidak, ia akan terus berjalan ke barat mencari kitab suci.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun