Mohon tunggu...
Tracy AraunaTriyanto
Tracy AraunaTriyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi President Universitas

Di President University, saya sekarang mengejar gelar Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Film & Televisi. Sebagai cara untuk memaksimalkan kemampuan saya untuk berpartisipasi dan berkontribusi kepada masyarakat, saya membawa cita-cita saya untuk lulus dan mengejar gelar sarjana Ilmu Komunikasi. Saya bertujuan untuk keunggulan dalam semua yang saya lakukan, dan saya termotivasi untuk menggunakan kecintaan saya pada Ilmu Komunikasi dan Film & Televisi dengan baik. Dalam pekerjaan saya, saya adalah individu yang teliti dan berpikiran maju. Saya mampu mengelola proyek dan bekerja dalam kelompok. Saya memiliki keinginan yang kuat untuk belajar, khususnya di bidang Ilmu Komunikasi dan Film & Televisi. Namun, di luar keahlian saya, saya mungkin akan terus mempelajari hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Film

Menyelami Kisah Sang Paus Pembunuh dari Sudut Pandang Film

29 Juli 2023   15:05 Diperbarui: 29 Juli 2023   15:09 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BLACKFISH 2013, apakah kalian pernah menonton atau mendengar film tersebut?

Blackfish merupakan film dokumenter yang tayang perdana di Festival Film Sundance  2013 pada 19 Januari 2013, yang diangkat oleh Magnolia Picture dan CNN Films untuk rilis yang lebih luas.

BLACKFISH adalah cerita hasil karya Gabriela Cowperthwaite yang menyoroti sisi jahat industri hiburan laut, termasuk penangkapan dan pengurungan paus pembunuh yang ditawan di SeaWorld, dengan fokus pada Tilikum, orca yang terlibat dalam banyak kematian manusia. Film ini mengungkap fakta dramatis tentang realitas industri hiburan laut dan operasi penangkaran paus pembunuh untuk memicu percakapan dan perdebatan tentang etika dan perlunya perlindungan satwa liar di bidang ini. 

Tujuan utama dari film ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang situasi paus pembunuh yang ditangkap dan mengadvokasi perlakuan etis mereka. Namun, film tersebut juga mengungkap fakta industri hiburan laut, menunjukkannya sebagai eksploitatif dan merusak kesejahteraan hewan yang terlibat. Ini menyampaikan pesan yang kuat tentang pentingnya pemahaman yang lebih dalam, empati, dan rasa hormat terhadap organisme pintar dan sosial ini.

Terdapat beberapa hal yang bisa dianalisis dari sudut pandang film yakni:

Sinematografi dalam film Blackfish sangat memikat, terutama pada momen yang menggambarkan orca di habitat aslinya. Pemanfaatan footage bawah air dan gerakan slow-motion menciptakan pengalaman yang imersif dan spektakuler secara visual. Pengeditannya luar biasa, menggabungkan wawancara, film arsip, dan peristiwa terkini dengan sempurna untuk membuat narasi yang logis dan menarik. 

Soundtrack yang mengiringi film juga menambah nada emosional dari plot tersebut. Menggabungkan musik yang menghantui dan menggugah dapat meningkatkan intensitas dan efek film. Penggunaan vokalisasi orca dan latar samudra dalam desain suara memberikan kesan autentik dan emosional.

Jika ditelaah lebih dalam, film kesadaran ini bisa dilihat dari berbagai aspek yang mendukung estetika. Film ini menggunakan berbagai camera angle jika dilihat dari berbagai perspektif. Penggunaan sudut kamera rendah saat paus pembunuh bergerak di atas permukaan air menyampaikan kesan kekuatan dan keanggunan. Selain itu, urutan di kolam penangkaran menggunakan sudut kamera rendah untuk menggambarkan pengurungan hewan yang terkurung dan tidak alami.

Pencahayaan atau lighting di "Blackfish" berkontribusi pada suasana keseluruhan. Pencahayaan alami yang lembut digunakan dalam urutan yang menggambarkan paus pembunuh di alam liar, memberikan gambaran luar biasa tentang lingkungan mereka. Adegan di taman air, sebaliknya, menggunakan pencahayaan yang lebih terfokus untuk menciptakan lingkungan yang lebih steril dan kurang alami. 

Dan dalam pemilihan warnanya jelas digunakan untuk membedakan antara paus pembunuh di alam liar dan di penangkaran. Pemandangan di luar ruangan memiliki rona alami yang cemerlang, sedangkan pemandangan di penangkaran memiliki warna yang lebih sejuk dan kusam yang mencerminkan ketidaknyamanan hewan.

Editing film ini memberikan alur narasi yang kuat dan berkesinambungan. Adegan disajikan secara kronologis untuk menceritakan kisah Tilikum dan dampaknya terhadap bisnis hiburan bahari. Penggunaan cuplikan video dan cuplikan sejarah berkontribusi pada pesan film tentang perlunya melindungi paus pembunuh di alam liar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun