moment pergantian tahun merupakan moment yang dinantikan oleh banyak orang. Banyak perayaan diadakan oleh berbagai kalangan dengan berbagai cara, namun bila kita cermati bersama angka kejadian kecelakaan kerap meningkat pada moment ini dan salah satu yang tersering adalah trauma kepala. Trauma kepala merupakan penyebab hampir setengah dari seluruh kematian akibat trauma, mengingat bahwa kepala merupakan bagian yang tersering dan rentan terlibat dalam suatu kecelakaan. Di Indonesia saat ini seiring dengan kemajuan teknologi angka kejadian cedera kepala semakin meningkat. Ini diakibatkan karena jumlah kendaraan bermotor semakin meningkat jumlahnya yang tidak di imbangi dengan kedisiplinan dalam mematuhi peraturan lalu lintas.
Tidak hanya ketika kita berada di kendaraan saat melintasi lalu lintas, kejadian trauma kepala sering kita alami sehari-hari.Baik terbentur secara sengaja maupun tidak sengaja. Banyak orang mengatakan : “wah, hati-hati kalau kepala terbentur nanti bisa ada perdarahan, lebih baik di periksa pake ct-scan.”
Tentu pernyataan itu kerap dilontarkan oleh orang-orang disekitar kita. Selanjutnya akan timbul pertanyaan dalam benak kita : Apakah perlu dilakukan CT scan pada setiap trauma kepala yang kita alami? Bila tidak perlu kemudian trauma seperti apakah yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut misalnya dengan CT scan?
Untuk menjawab pertanyaan di atas pertama-tama kita harus mengetahui sedikit lebih jauh tentang trauma kepala. Cedera yang dialami akibat trauma kepala dapat fokal ataupun difus, serta meliputi semua struktur kepala dari scalp (lapisan kulit kepala) hingga bagian terdalam yaitu otak.
gambar 1 lapisan kulit kepala hingga otak
Yang dimaksudkan fokal adalah terbatas pada lapisan yang terkena benturan sedangkan difus adalah mengenai bagian yang jauh dari lapisan yang terkena benturan. Cedera yang difus dapat diakibatkan akibat gelombang getaran yang disebabkan oleh cedera diteruskan kesegala arah di kepala. Gelombang ini mengubah tekanan jaringan dan bila tekanan cukup besar, akan terjadi kerusakan jaringan. Oleh sebab itu hendaknya setiap kejadian trauma kepala tidak dianggap sepele, karena terdapat beberapa jenis trauma kepala yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Berikut beberapa jenis trauma kepala :
- Simple head injury
merupakan jenis trauma kepala ringan, tidak terdapat kerusakan organ yang serius pada kepala. umumnya tidak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut pada jenis trauma kepala ini. jenis trauma kepala ini dapat kita curigai bila terdapat gejala:
- Ada riwayat trauma kepala
- Tidak pingsan
- Gejala sakit kepala dan pusing
Umumnya tidak memerlukan perawatan khusus, cukup diberi obat
simptomatik dan cukup istirahat.
- Epidural hematom
Merupakan salah satu jenis trauma kepala yang perlu mendapatkan pemeriksaan lebihlanjut. Pada jenis trauma kepala ini terdapat perdarahan akibat trauma yang menyebabkan robekan pembuluh darah di antara lapisan pembungkus otak (dura mater) dengan tulang kepala. Adanya jenis trauma ini dapat kita curigai bila terdapat gejala yang disebut lucid interval, yaitu bila seseorang segera setelah mengalami kejadian trauma kepala mengalami penurunan kesadaran kemudian sadar penuh kembali dengan sendirinya setelahnya. Setelah mencapai kesadaran penuh orang tersebut akan mengalami penurunan kesadaran kembali.
- Subdural hematom
Pada jenis trauma ini terjadi perdarahan di antara lapisan pembungkus otak dengan otak. Gejala yang di alami tidak secepat epidural hematom. Orang yang mengalami jenis trauma ini akan merasakan nyeri kepaa yang bertambah berat setelah terjadi trauma kepala dari hari ke hari. Serindisertai dengan adanya mual dan muntah.
Beberapa contoh trauma kepala tadi menggambarkan bahwa gejala yang dialami dapat membuat kita cermat menindaklanjuti langkah selanjutnya setelah terjadinya trauma kepala terutama memeriksakan dengan pemeriksaan lebih lanjut.
Hingga saat ini pemeriksaan lanjutan yang kerap dianjurkan untuk trauma kepala adalah pemeriksaan CT scan kepala. Pemeriksaan ini dianjurkan karena relatif cepat dan dapat menilai struktur organ kepala setelah trauna dengan cungkup lengkap.
beberapa jenis trauma kepala yang dituliskan di atas sekiranya dapat memberikan gambaran sinkat gejala apa saja yang perlu diwaspadai untuk memerlukan pemeriksaan lanjutan setelah terjadinya trauma kepala, terlebih bila ada muntah ataupun penurunan kesadaran. semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI