Mohon tunggu...
Healthy

Perlukah Pemeriksaan CT Scan pada Setiap Trauma Kepala?

2 Januari 2016   08:47 Diperbarui: 2 Januari 2016   09:43 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

moment pergantian tahun merupakan moment yang dinantikan oleh banyak orang. Banyak perayaan diadakan oleh berbagai kalangan dengan berbagai cara, namun bila kita cermati bersama angka kejadian kecelakaan kerap meningkat pada moment ini dan salah satu yang tersering adalah trauma kepala. Trauma kepala merupakan penyebab hampir setengah dari seluruh kematian akibat trauma, mengingat bahwa kepala merupakan bagian yang tersering  dan rentan terlibat dalam suatu kecelakaan. Di Indonesia saat ini seiring dengan kemajuan teknologi angka kejadian cedera kepala semakin meningkat. Ini diakibatkan karena jumlah kendaraan bermotor semakin meningkat jumlahnya yang tidak di imbangi dengan kedisiplinan dalam mematuhi peraturan lalu lintas.

Tidak hanya ketika kita berada di kendaraan saat melintasi lalu lintas, kejadian trauma kepala sering kita alami sehari-hari.Baik terbentur secara sengaja maupun tidak sengaja. Banyak orang mengatakan : “wah, hati-hati kalau kepala terbentur nanti bisa ada perdarahan, lebih baik di periksa pake ct-scan.”

Tentu pernyataan itu kerap dilontarkan oleh orang-orang disekitar kita. Selanjutnya akan timbul pertanyaan dalam benak kita : Apakah perlu dilakukan CT scan pada setiap trauma kepala yang kita alami? Bila tidak perlu kemudian trauma seperti apakah yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut misalnya dengan CT scan? 

Untuk menjawab pertanyaan di atas pertama-tama kita harus mengetahui sedikit lebih jauh tentang trauma kepala. Cedera yang dialami akibat trauma kepala dapat fokal ataupun difus, serta meliputi semua struktur kepala dari scalp (lapisan kulit kepala) hingga bagian terdalam yaitu otak.

 

gambar 1 lapisan  kulit kepala hingga otak

 

  Yang dimaksudkan fokal adalah terbatas pada lapisan yang terkena benturan sedangkan difus adalah  mengenai bagian yang jauh dari lapisan yang terkena benturan. Cedera yang difus dapat diakibatkan akibat gelombang getaran yang disebabkan oleh cedera diteruskan kesegala arah di kepala. Gelombang ini mengubah tekanan jaringan dan bila tekanan cukup besar, akan terjadi kerusakan jaringan. Oleh sebab itu hendaknya setiap kejadian trauma kepala tidak dianggap sepele, karena terdapat beberapa jenis trauma kepala yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Berikut beberapa jenis trauma kepala :

  1. Simple head injury

        merupakan jenis trauma kepala ringan, tidak terdapat kerusakan organ yang serius pada kepala. umumnya tidak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut pada jenis trauma kepala ini. jenis trauma kepala ini dapat kita curigai bila terdapat gejala: 

  • Ada riwayat trauma kepala
  • Tidak pingsan
  • Gejala sakit kepala dan pusing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun