Mohon tunggu...
Indah W.
Indah W. Mohon Tunggu... -

: a wandering soul in her journey to the final destination..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tinkerbell

15 Mei 2010   02:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:12 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tinker Bell.

Berhubung gua kaga suka Peter Pan and gua juga kaga suka ma Tinker Bell yang suka jealous-an ga jelas jadi quite surprising pas iseng2 nonton film berjudul 'Tinker Bell', gua sukaaa!!

Yup..

Ada film animasi berjudul 'Tinker Bell' yang menceritakan asal muasal 'Tinker Bell' yang ternyata berasal dari kelopak bunga yang terbang ditiup angin and nyasar di Pixyland (eehh, namanya ada Pixy2-nya tapi gua lupa buntutnya).

Dengan bantuan serbuk bintang berkilau, dari kelopak bunga itu berubah wujud menjadi seorang gadis berambut pirang bergaun putih.

Semua peri di Pixyland tergabung dalam berbagai kelompok yang terbagi sesuai dengan bakat mereka.

Tinker Bell masuk ke kelompok Tinker (belum ngecek di kamus apaan seeh artinya 'tinker' :p) yang pekerjaannya berhubung dengan memperbaiki barang2 yang rusak and menyoal keterampilan tangan githu dhe soalnya simbol mereka adalah semacam kapak githu.

Tinker Bell berteman baik dengan keempat peri dari kelompok 'nature' and dari mereka pula lah Tinker Bell mengetahui tentang dataran luas nun jauh dari Pixyland.

Tinker Bell memimpikan suatu saat nanti bisa pergi ke dataran luas tanpa mengetahui bahwa peri kelompok Tinker selalu ada di Pixyland karena yang berhak terbang ke dataran luas hanyalah peri dari kelompok Nature.

Ketika Tinker Bell mengetahui bahwa dirinya sebagai seorang Tinker tidak bisa pergi (untuk kembali walau dia ga kenal ma si Ello, hihihi), dia meminta bantuan pada keempat temannya untuk mengajarinya bakat mereka karena ia ingin bertukar bakat supaya bisa menjadi salah satu dari peri nature.

Awalnya teman2 perinya sempat ragu karena selama ini mereka semua cenderung menerima bakat mereka begitu saja dan tidak pernah memimpikan untuk menjadi seseorang di luar diri mereka apa adanya.

Namun melihat kesungguhan Tinker Bell, mereka pun luluh dan mulai mengajari Tinker Bell namun sekuat apapun Tinker Bell berusaha ia tidak bisa menjadi seorang ahli dalam hal membuat embun ataupun memberi sinar pada kunang2, bahkan usaha terakhirnya untuk menjadi seorang peri garden menimbulkan kekacauan luar biasa yang menyebabkan musim semi hampir saja batal.

Dalam usahanya untuk memperbaiki kekacauan yang ditimbulkannya, Tinker Bell pun menggunakan bakat alaminya dan dengan kreativitas dan keterampilannya, Tinker Bell berhasil menemukan cara untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih cepat dengan hasil yang sama bagusnya.

Para peri bahu membahu membantu membereskan kekacauan yang disebabkan Tinker Bell dan berkat kerja keras semuanya, musim semi pun bisa kembali datang tepat waktu.

In the end, Tinker Bell diijinkan untuk pergi ke dataran luas menemani teman2 peri nature-nya.

Huhuhu..

Gua terharu nonton film yang satu ini.

Walau dikemas sebagai sebuah tontonan yang menghibur dan memanjakan mata dengan suguhan pemandangan yang indah khas Disney, tapi menurut gua film ini mengandung sebuah pesan penting 'bo!

It's about accepting who you are.

Maybe 'bakat' elo bukanlah di bidang yang 'menonjol' tapi kalau elo mengusahakannya semaksimal mungkin, kilauan-nya tetap akan terpancar keluar and elo bisa tetap stand out among the crowds.

I don't think tiap orang punya keinginan untuk jadi seorang selebritis yang selalu disirami cahaya lampu kamera.

But I do think that each and everyone of us want to feel that we are someone special.

And we have that in us, tinggal bagaimana kita bisa membangkitkan sisi terbaik itu dari dalam diri kita, mengasahnya dan membiarkannya memancar keluar to let us know and be sure that indeed we're special.

Poin penting lainnya adalah : don't waste your time to be someone that you are not.

Sepintar2nya elo meniru seseorang, kalau elo hanya meniru dia tanpa menambahkan ciri khas elo di dalamnya, selamanya elo hanya akan menjadi 2nd best.

We're all having our own special ways in life which might be different one to another.

Jadi yang harus kita lakukan adalah to have faith in ourselves to step aside and take a walk in our own way though it might be different from the path that had been taken by those before us.

Another thing is : love what you do.

Hal lain yang gua percayai adalah yang namanya leader itu memang jumlahnya lebih sedikit dibanding follower.

Karena kalau semua orang maunya memimpin, siapa yang akan dipimpin?

Jadi ya accept the fact kalau untuk menjadi as great as Oprah Winfrey, Bill Gates, Bunda Teresa, dan lain-lain itu emang sulit.

Tapi bukan berarti you cannot be the best as you can be.

Khan yang perlu diingat adalah : don't compare yourself with others karena biar gimana kapasitas kita beda2.

Yang harus kita tantang adalah diri kita sendiri : to be a better version of ourselves as each time pass us by! ;)

That is whyy menjadi penting untuk menyukai apa yang kita kerjakan.

Karena by doing what we love, it will make a huge difference!

So, Tinker Bell, thank you for showing me a marvellous movie with special meanings ^o^

Baiklah, selamat menikmati hari Sabtu yang sepertinya akan cerah ini, teman2 :D

Ciaoo cito, babee..

Amore,

Indah
-the soul traveller-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun