Rabu 21/7 (10:09 am)
Beberapa malam lalu dalam sesi chat, Satine tiba2 bertanya, "Menurut cici, penting ngga sih mengumumkan status single or berpasangan di FB or jaringan sosial lainnya?"
Huaa.. what a question, ahahaha.. well, menurut gua sih antara penting ngga penting, karena status, seperti juga halnya cincin dllsb itu sifatnya hanya sebagai simbol aja sementara kalo emang mo selingkuh ma selingkuh aja, ahahaha..
Well.. sama seperti ketika Michelle dulu mengatakan pada gua soal salib, "Gua ngga butuh pakai atribut salib untuk menyatakan bahwa diri gua Kristen."
Hmm.. bener sih.
Mari pertama membahas soal status duluu..
Menurut gua status itu penting, emang sih status itu sendiri ngga menjamin kelanggengan sebuah hubungan karena yang lebih penting itu adalah komitmen and ikatan di antara dua hati, tapi status itu ibarat pagar yang membatasi ruang mana yang masih boleh dimasuki oleh publik, mana yang terlarang.
Bukan berarti once we're no longer available, we've become one's property juga sih cause we couldn't own someone but.. selain memberikan batas bagi orang lain, kalo buat gua pribadi itu lebih sebagai pagar and reminder buat diri gua sendiri.
Dengan "status" yang gua sandang itu (mari kita anggap "status" yang dimaksud dalam contoh ini adalah sebagai istri), gua harus lebih bisa membatasi diri dan ngga bisa tetap seenak jidat bertingkah seolah masih singel melajang tanpa ada ikatan apapun dengan pihak lain.
Dengan status yang jelas juga setidaknya bisa menyortir mana yang punya niatan baik, mana yang ngga, karena maksud gua gini lhoo.. kalo misalkan elo udah masang status kalo elo tuh udah nikah lalu datanglah seorang pria menyelonong masuk ke jaringan sosial elo and flirting sana sini, nah nahh.. bukankah itu pertandaa.. bahwa elo harus menjauhinya?!
Atau semisal elo telah menikah dan suami elo buka akun di jaringan sosial tapi pas elo cek akun miliknya, dia mencantumkan status masih singel, tidakkah elo bertanya2, kenapa dia ngga mau mengakui statusnya yang udah ngga lagi lajang? Apa yang sebenarnya dia inginkan?
Ribet yaa? Ahahaha :p
Tapi maksud gua.. kalo emang elo ngga berniat yang ngga2, kenapa juga harus menyembunyikan status elo yang sesungguhnya, iya ngga sih? Bukan berarti mau pengumuman ke seluruh dunia juga sih, hahaha..
Lalu sekarang tentang salib, gua setuju.. elo make atribut salib itu ngga serta merta menjadikan elo sebagai seorang yang "benar" dan bukan segala macam atribut salib yang menjadikan elo berkenan di hadapanNya, karena Dia lebih melihat hati, terlepas dari atribut macam apapun yang kita kenakan.
Tapi, kalo githu kenapa gua kadang suka make kalung salib? Abis bagus sih, wakakakakak :p
Ngga dinks, itu bukan alasan terutama dan paling utama karena sebenernya gua make sih ngga telalu banyak mikir, ahahaha..
Tapi gua pikir2 lagi mungkin lebih seperti membentengi diri gua sendiri.. untuk lebih malu ati dalam bertindak dan berucap serta berperilaku karena salib itu identik dengan Kristen.. jadi apakah tingkah laku gua udah mencerminkan sifat2 Kristen yang harusnya ada dalam diri gua?
Apakah gua sedang menjadi batu sandungan ataukah batu pijakan bagi orang lain yang belon mengenal Tuhan? Itu yang mustinya lebih bisa mengerem gua ketika gua mengenakan salib.
Dan gua jadi kepikiran soal simbol lainnya, yaitu dalam bentuk tato, ahahaha..
Sebagai tipe pembosan, gua selalu terkagum2 terhadap mereka yang rela merajah sekujur tubuhnya dengan jarum dan menorehkan ntah tulisan ataupun gambar secara permanen boo!
Karena gua pernah dengar, untuk menghilangkan sebuah tato itu, selain jauh lebih sakit daripada saat membuatnya, juga akan memuat kulit ngga lagi mulus.
And gua pikir membuat tato itu butuh komitmen yang amat sangat besar untuk tetap menyukai apa yang elo pilih untuk elo abadikan di tubuh elo itu!
Dan lagi ada tato2 tertentu yang menyimbolkan agama juga, semisal salib githu.. bagaimana bila elo telah mentato tubuh elo dengan gambar salib lalu years later elo berpindah keyakinan?
Lalu bagaimana bila elo mentato nama pasangan elo lalu years later elo ternyata putus dengannya dan pasangan elo berikutnya harus cukup maklum untuk merelakan tubuh pasangannya itu berhiaskan nama sang mantan, wakakakakakak.. amplop dhe aww :p
Jadi kesimpulannya.. penting ngga sih pengumuman soal status or memakai atribut keagamaan?
Well.. balik lagi.. penting ngga penting, ahahaha.. karena yang lebih penting itu bukan apa yang terlihat oleh mata tapi apa yang tersimpan dalam hati ;)
Bukan begitu? Bukaann..
*duhh.. ngga perlu koor githu donks aww kaga setuju-nyaa :p*
Kamis 22/7 (1:16 am)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H