Mohon tunggu...
Toto Pardamean Sinaga
Toto Pardamean Sinaga Mohon Tunggu... -

Lahir di Tanjung Balai (Asahan)Sumatra Utara.Senang Menulis dan Membaca.Pemerhati Masalah Pendidikan dan Sosial.Mendambakan Pendidikan yang Murah dan Berkualitas Bagi Rakyat Indonesia.\r\nSaat ini Beraktivitas di Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Komunikasi Populer (LP2KP) Medan Sumatra Utara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model Pembelajaran Untuk Efisiensi dan Efektivitas Pembelajaran

20 September 2011   01:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:48 13979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Drs.Toto Pardamean
Pendahuluan

Model adalah sebuah pola yang secara mendasar dapat menunjukkan gambaran utuh dari sesuatu yang akan dikerjakan dan hasil yang akan dicapai. Model merupakan patron yang membimbing seseorang agar mudah mengerjakan sesuatu tugas dan tepat sasaran, tepat waktu, tepat guna dan tepat tujuan. Model secara umum dapat dimengerti oleh siapa saja karena model memang sudah mendekati hasil sebenarnya dan orang lain bias membaca seperti apa produk yang bakal dihasilkan. Dalam dunia pendidikan model pembelajaran telah lama dikenal dan dipakai di Negara-negara maju. Di Indonesia model pembelajaran oleh banyak orang hampir diidentikkan dengan metode sehingga menyebabkan pengertian model menjadi kurang jelas. Mengajar dengan Model Pembelajaran tertentu yang dikenal secara luas menjadi tuntutan zaman, apalagi jika kita kaitkan dengan banyaknya indikasi menurunnya gairah belajar siswa.
Model pembelajaran lebih terfokus pada upaya mengaktifkan siswa lebih banyak dibandingkan guru namun tetap dalam ruang lingkup pembelajaran satu tema tertentu yang jelas dapat mencapai tujuan pada saat tertentu tersebut dengan pembuktian indikator-indikator tertentu pula.

Manfaat Model Pembelajaran.
a. Bagi Guru.


  • Memudahkan dalam melaksanakan tugas pembelajaran sebab telah jelas langkah-langkah yang akan ditempuh sesuai dengan waktu yang tersedia, tujuan yang hendak dicapai, kemampuan daya serap siswa, serta ketersediaan media yang ada.
  • Dapat dijadikan sebagai alat untuk mendorong aktifitas siswa dalam pembelajaran.
  • Memudahkan untuk melakukan analisa terhadap perilaku siswa secara personal maupun kelompok dalam waktu relative singkat
  • Dapat membantu guru pengganti untuk melanjutkan pembelajaran siswa secara terarah dan memenuhi maksud dan tujuan yang sudah ditetapkan (tidak sekedar mengisi kekosongan).
  • Memudahkan untuk menyusun bahan pertimbangan dasar dalam merencanakan Penelitian Tindakan Kelas dalam rangka memperbaiki atau menyempurnakan kualitas pembelajaran.
  • Dll.

b. Bagi Siswa


  • kesempatan yang lebih luas untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
  • memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran
  • mendorong semangat belajar serta ketertarikan mengikuti pembelajaran secara penuh
  • dapat melihat atau membaca kemampuan pribadi dikelompoknya secara objektif
  • Dll

c. Bagi Supervisor.


  • dapat dijadikan bahan kajian pelaksanaan tugas guru dan merumuskan bentuk layanan bantuan supervisi.
  • dapat dijadikan sebagai bahan diskusi dalam mengidentifikasi masalah pengajaran dan mendeskripsikan alternativ pemecahan masalah yang dapat dilakukan

Pemilihan dan Penetapan Model Pembelajaran.
Banyak macam dari model pembelajaran tersebut, namun penting untuk diperhatikan guru beberapa pertimbangan sebelum memilih, menentukan dan menetapkan satu model pembelajaran agar keputusannya tepat sesuai dengan maksud dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Hal ini mengingat bahwa Model Pembelajaran tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang secara khas menghendaki suatu kondisi tertentu. Hal-hal yang harus dipertimbangkan itu antara lain :


  1. Simak dan pahami terlebih dahulu bentuk,sifat,syarat, masing-masing Model tersebut.
  2. Perhatikan alat/media yang dibutuhkan oleh Model tersebut dan perhatikan alat/media yang dapat kita sediakan.
  3. Sesuaikan bahan (materi pelajaran), tujuan, alokasi waktu, waktu yang dibutuhkan dalam persiapan pelaksanaan kegiatan dengan Model yang akan dipilih.
  4. Perhatikan karakteristik umum anak didik agar penggunaan Model tertentu tidak malah membingungkan atau kontraproduktif anak didik
  5. Ukur juga kemampuan kita dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model tertentu ( sebab ada beberapa model pembelajaran yang membutuhkan kemampuan peranan guru, kreatif guru serta keluasan dan kedalaman pengalaman seorang guru).

Pemilihan Model pembelajaran yang akan digunakan sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu maka pemilihan model pembelajaran harus dilakukan secara teliti dan benar-benar tepat agar tidak menjadi bertentangan dengan tujuan yang hendak dicapai. Harus diakui bahwa guru perlu mempelajari dan melatih diri terlebih dahulu dalam penggunaan

Beberapa Model Pembelajaran.
Ada banyak Model Pembelajaran yang dikemukakan kalangan ahli pendidikan, diantaranya yang dikenal luas dikalangan praktisi pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Example Non Exampel. (contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD)
Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru adalah ;


  • guru mempersiapkan gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
  • guru menempelkan gambar tersebut di papan tulis atau ditampilkan dengan OHP
  • guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan dan menganalis gambar-gambar tersebut.
  • Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil analisa dari gambar tersebut dicatat di kertas
  • Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya
  • Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
  • Kesimpulan

2. Picture and picture.
Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru ;


  • guru menyampaikan kompetensi yang hendak dicapai
  • menyajikan materi sebagai pengantar
  • guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi pelajaran
  • guru memanggil/menunjuk siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
  • guru menanyakan alas an/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
  • dari urutan/alas an gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
  • kesimpulan/rangkuman

3. Numbered Heads together (Kepala bernomor ; Spencer Kagan 1992)

Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru ;


  • siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam mendapat nomor
  • guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
  • kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/tahu jawabannya
  • guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
  • tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
  • kesimpulan.

4. Cooperative script ( Dan sereau CS, 1985 )

Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru ;

Skrip Kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan

mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang diajarkan.guru membagi siswa untuk berpasangan


  • guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan memuat ringkasan
  • guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
  • pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar ; menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide yang kurang lengkap. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan dengan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
  • Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas
  • Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru
  • Penutup.

5. Student Teams Achievement (STAD , Slavin 1995)

Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru ;


  • membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen ( campuran menurut kecerdasan, jenis kelamin, suku dll)
  • guru menyajikan pelajaran
  • guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota kelompok itu mengerti semuanya
  • guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
  • memberi evaluasi
  • kesimpulan

6. Jigsaw (Model Tim Ahli)

Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru;


  • siswa dikelompokkan kedalam 4 anggota tim
  • tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
  • tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
  • anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok yang baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
  • tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusinya
  • guru memberi evaluasi
  • penutup

7. Mind Mapping.

Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternativ jawaban

Langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru ;


  • guru menyampaikan kompetensi yang hendak dicapai
  • guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternativ jawaban
  • membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
  • tiap kelompok menginventaris/mencatat alternativ jawaban hasil diskusi
  • tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
  • dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai dengan konsep yang disediakan guru.

Mengapa harus dengan Model.
Mempergunakan Model Pembelajaran bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan pencapaian tujuan pembelajaran. Indikatornya adalah Guru dan Siswa fokus pada materi pembelajaran , Guru mudah mentransfer isi pelajaran kepada Siswa, Siswa juga mudah menangkap isi pelajaran tersebut. Waktu yang tersedia untuk satu materi secara efesien dan efektif dapat dimanfaatkan secara maksimal. Ketertarikan dan Minat Siswa dalam mengikuti Pembelajaran cenderung tinggi. Guru dan Siswa tidak mudah bosan membahas isi materi pelajaran.

Faktor Kesulitan dalam Mempergunakan Model.
Tidak seluruhnya penggunaan model ini mudah untuk dilaksanakan. Masih banyak Guru yang selama menjalani profesinya kurang memperhatikan kreativitas kerjanya. Pada hal inti dari penggunaan model pembelajaran ini adalah kemampuan analisis yang dikonversikan kedalam bentuk visualisasi dan grafis. Selalu kita temui alasan paling mudah yang dikemukakan adalah soal ketidak mampuan menggambar, ketidak mampuan bereksplorasi dengan IT dan sebagainya. Persoalan ini menjadi mudah diatasi ketika para Guru yang bermasalah dengan hal ini mau melatih diri dan tidak malu mencoba bereksplorasi. Menjadi tidak mudah jika paradigma profesi guru tidak berubah, tetap menganggap dirinya adalah sentral ilmu pengetahuan.

Solusinya Bagaimana ?
Kurikulum harus secara tegas mengarahkan tugas guru untuk melaksanakan teknis yang berwawasan aplikasi dan berbasis IT. Guru didorong untuk melatih dirinya menguasai dasar-dasar aplikasi penggunaan IT. Pemerintah harus melengkapi perlengkapan dan peralatan IT di sekolah-sekolah. Memasukkan kemampuan penggunaan dan pengembangan model pembelajaran menjadi komponen penilaian prestasi kerja guru. Kondisi kemampuan guru dibeberapa sekolah dan daerah harus didorong dengan tegas sehingga upaya Pemerintah memperbaiki kesejahteraan guru itu tidak menjadi pekerjaan sia-sia saja yang telah menghabiskan sekian banyak dana rakyat. Selama ini kita tidak dapat mengingkari bahwa ukuran guru berkemampuan masih terbatas pada soal bisa tidak guru tersebut memindahkan ilmu pengetahuannya kepada siswa dalam bentuk teori tanpa memperdulikan sedikitpun apa bentuk aplikasi dari teori yang ia ajarkan sehingga jadilah keberhasilan belajar yang semu. Mengutamakan kognitif tetapi mengabaikan sama sekali point psikomotorik dan afektif.

Penutup.
Pemanfaatan Model Pembelajaran sebagai kelengkapan kerja guru harus terus didorong sebab sudah mendesak sifatnya. Keberhasilan penggunaan Model pembelajaran sangat tergantung kemampuan guru dalam menganalisi materi pembelajaran dan kemampuan mengkreasikan materi tersebut kedalam bentuk audiovisual dan grafis. Pemanfaatan Model Pembelajaran mempersingkat tenggang waktu pencapaian sasaran dan tujuan pendidikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun